Jumat, 19 Desember 2008

Sosialisasi 3R di GCA mendapatkan dukungan Bapak Camat Gedebage

acara terselenggara atas kerjasama dengan konsultan distarkim jabar
dihadiri Camat Gedebage Bapak Zamzam Nurzaman, Lurah Rancanumpang Bapak Wily, Lurah Cimincrang dan Lurah Cisaranten Kidul dan Jajaran PKK wilayah Gedebage

Acara dibagi menjadi 4 segment :
• Pembukaan oleh MC
• Sambutan-sambutan (1.fokal; 2.distarkim jabar; 3.camat gedebage; 4.lurah
rancanumpang)
• Penjelasan mengenai 3R oleh Konsultan distarkim jabar (Ibu Ria)
• Ramah Tamah....

Acara ini mengundang seluruh jajaran dan kepengurusan RT dan RW di wilayah Griya Cempaka Arum dan dihimbau agar RT /RW membawa dua orang warganya untuk dijadikan kader oleh Fokal. Namun dari 6 RW dan 27 RT yang hadir hanya 1 Rw dan 3 RT itupun 1 RT dan 1 RW yang ketempatan dalam penyelenggaraan tersebut. Hal ini tidak menyurutkan niat Fokal untuk tetap bergerak di sela-sela masyarakat.

Pada saat tersebut Ibu rena sebagai ketua Fokal berhalangan hadir karena ada sesuatu hal yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan ini. Ibu rena di wakili oleh salah seorang kader untuk menyampaikan paradigma Fokal di tengah-tengah pemimpin masyarakat dan warga. Bahwasannya sampah adalah sunnatuLlah dan tidak bisa dihindari oleh karena itu masyarakat harus menghadapinya. Sampah adalah Qadar Allah yang memiliki khasiat, seperti sebilah pisau-ia bisa memberi manfaat jika diperlakukan dengan aturan Allah dan sebaliknya jika di perlakukan dengan tanpa aturan Allah akan menimbulkan mudharat. 3R dan Komposting adalah kebijakan dan metode yang mengadopsi sunattuLlah. Ini hanya sebagian kecil saja dari bermacam solusi Islam dalam kehidupan. ”apabila kita memperhatikan langit dan bumi tentang penciptaannya sesungguhnya ada tanda-tanda bagi orang yang berpikir (ar Rad’ (13) ayat 4).

Bapak Basuki dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman memberikan panjang lebar tentang 3R dan bantuan yang diberikan kepada masyarakat GCA melalui Fokal, beliau mengatakan bahwa bantuan ini langsung diberikan oleh distarkim propinsi jabar kepada masyarakat tanpa melalui birokrasi seperti biasanya, karena program ini adalah program nasional yang didelegasikan kepada pemprop untuk merealisasikannya. Program ini mensyaratkan : 1. sudah memiliki lembaga pengelolaan sampah, 2. ada lokasi untuk pembangunan pengelolaan sampah. Dua sayart tadi untuk menghindari kesia-sia an bantuan, banyak bantuan yang diberikan ternyata tidak berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu sebuah lembaga yang mengelola sampah menjadi salah satu syarat pokok direalisasikannya program bantuan ini. Kemudian syarat pokok yang lainnya adalah adanya tempat yang telah disetujui untuk pengelolaan sampah, hal ini diperlukan agar tidak ada klaim mengenai bangunan yang akan dibangunan dan isinya oleh orang lain. Selain dari pada itu, Pak Basuki yang mewakili distarkim ini juga menyampaikan tentang pentingnya pemisahan sampah dari sumbernya, yaitu : rumah tangga. Pemilahan di tingkat komunitas atau TPS memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu Fokal diminta untuk lebih gencar lagi mengadakan sosialisasi pemisahan sampah oleh warga di rumah-rumah. Bantuan ini ini tidak hanya meminta lembaga setempat (Fokal) untuk melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat, tetapi distarkim melalui konsultannya juga memberikan waktu kepada masyarakat untuk dapat menyelesaikan persoalan apa saja sekiranya perlu didiskusikan untuk mencari jawaban agar program 3R ini dapat terselenggara dengan baik dan maksimal. Pada intinya adalah penyelesaian masalah sampah harus dilakukan Top to bottom and bottom – up, atau dari atas ke bawah, yaitu : aparatur pemerintah sebagai pengemban amanah untuk masyarakat dan dari bawah ke atas, yaitu ; dari masyarakat kepada pemerintah.

Kesempatan berikutnya adalah Bapak Camat Gedebage memberikan pandangannya mengenai program ini. Menurut Bapak Camat (Zam-zam N.Z). Perubahan masyarakat ini hendaknya adalah perubahan menuju masyarakat Islami dan Griya Cempaka Arum berani tampil beda dengan daerah lainnya di Kecamatan Gedebage, oleh karena itu beliau memberikan apresiasi yang dalam dan dukungan dengan memerintahkan kepada bawahannya (para lurah : Ranca Numpang, Cimincrang, Rancabolang dan Cisaranten kidul) untuk memberikan dukungan dan bantuan infr struktur kepada Fokal dan warga GCA pada umumnya. Dan statment Bapak Camat adalah bahwa Kecamatan Gedebage memulai 3R dan sebagai
pionirnya adalah Griya Cempaka Arum.

Pembicaraan dilanjutkan dengan Bapak Lurah Ranca Numpang dimana TPS GCA berada, dan pembicaraan tidak lebih seperti apa yang bapak Camat sampakan dan akan mereschedule ulang anggaran yang ada untuk bantuan kepada Fokal dan GCA.

Sebagai puncak dari acara adalah sosialisasi mengenai 3R oleh Ibu Ria sebagai team leader konsultan distarkim Jabar. Beliau menegaskan bahwa penegakan hukum mengenai persampahan harus benar-benar menjadi sebuah keutamaan PR pemerintah, kemudian di tingkat masyarakat, adalah kesadaran mengenai pengelolaan sampah tidak kalah pentingnya dengan penegakkan hukum tersebut. Yang harus dilakukan Fokal ke depan adalah melakukan kesepakatan-kesepakatan kepada RW-RW dan blok atau cluster di GCA. Komitment dari pemerintah setempat akan berdampak besar terhadap kegiatan ini, sehingga pemerintah dituntut untuk lebih serius dalam aplikasi program 3R yang sudah menjadi program nasional. Kemudian ibu Ria juga menawarkan untuk melakukan kunjungan ke Cimahi dimana telah berjalan proses seperti yang akan dilakukan di GCA sebagai perbandingan, juga ditawarkan beberapa pelatihan, seperti : pelatihan operator mesin, pelatihan agro home, pelatihan daur ulang dari bungkus kopi dll menjadi tas, dompet, sajadah dll. Yang terakhir dari Ibu Ria adalah menunggu aksi berupa rencana ke depan dari kelompok-kelompok warga, lagi-lagi kali ini Fokal harus memberi motivasi kepada warga untuk lebih agresive.

Kemudian Floor diberikan kesempatan untuk bertanya, mengkritik ataupun sumbang saran. Yang pertama adalah sumbang saran berupa subsidi kompos kepada warga dengan harga 50% dari biasanya bagi warga yang telah melakukan pemilahan di rumah. Kesimpulan dari kegiatan di hari itu adalah 3R merupakan upaya kebijakan dan komposting upaya natural – mengadopsi tekhnologi alam. Paradigma pengelolaan sampah mutlak harus melibatkan masyarakat luas dan aparat pemirintah khususnya, kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan oleh sebagian-demi sebagian tetapi menyeluruh, sudah saatnya pemerintah sebagai pelayan masyarakat lebih aktif meninjau ke bawah dan memberikan motivator-motivator untuk membentuk paradigma management persampahan ditingkat akar rumput, kemudian menetapkan hukum yang tepat. Yang perlu menjadi acuan adalah melakukan 3R ternyata tidak sulit dan sangat mudah asalkan dengan dukungan dan support yang benar dari pemerintah.
Read More......

PEMBANGUNAN TPS GCA MENUJU TPS PLUS

Read More......

KEBANJIRAN DI GCA AKIBAT DRAINASE TIDAK BERFUNGSI

Read More......

Kunjungan Puluhan Kuli Tinta ke GCA

(Kerja sama Fokal dengan K3A)

Inisiatif kelompok yang menamakan dirinya Kelompok Kerja Komunikasi Air (K3A) dan Environment Services Program (ESP) sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan untuk mencari inovasi-inovasi dari masyarakat yang berkenaan dengan problematika Lingkungan, kesehatan, dan Air. ...

Kelompok ini mengundang puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik untuk meliput kegiatan di GCA, kali ini berkenaan dengan masalah persampahan dan management sampah.

Kali ini Fokal membuktikan bahwa mengelola sampah dengan metode 3R dan komposting bukan hal sulit apalagi mustahil. Kenyataanya komposting bisa dilakukan dalam rumah dengan komposter sederhana skala rumahan, kemudian di skala komunal (TPS) juga dilakukan oleh Fokal, meskipun untuk skala ini komposting mengalami banyak sekali kendala. Namun dengan perhatian yang diberikan oleh distarkim jabar – Fokal optimis bisa menjadi produsen kompos dengan memaksimalkan pemilahan di TPS dan pemisahan sampah di rumah-rumah.

Setelah penjelasan diberikan oleh Ibu Rena (ketua Fokal), kemudian rekan-rekan wartawan melakukan kunjungan ke rumah warga yang merupakan kader Fokal untuk melihat komposter skala rumah tangga yang terkenal dengan sebutan Takakura. Setelah itu mengunjungi TPS GCA yang di hari itu masih dalam pengembangan menuju TPS Plus. Perlu diketahui setiap harinya GCA yang berpenghuni sekitar 800 kepala keluarga memproduksi 5,05 m3 sampah setiap harinya. Sampah tersebut terdiri dari 50% sampah organik dan 50% sampah non organik.

Dengan statistik di atas sampah organik untuk bahan utama kompos sebanyak 2525 liter sampah organik. Ke depan warga GCA akan memiliki mesin cacah sampah untuk mempercepat proses dekomposisi bantuan dari distarkim jabar, dengan pencacahan bahan organik dari sampah warga GCA akan berkurang volumenya sekitar 70%, yakni 757,5 liter, kemudian setelah mengalami proses dekomposisi akan berkurang lagi volumenya sebesar 70% juga. Sehingga angka yang di dapat setelah proses pencacahan dan dekomposisi adalah 227,25 liter kompos jadi / siap pakai, sedangkan proses komposting idealnya bisa dipanen setelah 15 hari, jadi total kompos yang dihasilkan dalam satu kali panen adalah 3408,75 liter. Dalam sebuah perbandingan berat kompos dalam kilogram dengan kondisi basah adalah 1 liter = 1 kg, asumsi berat jenis kompos adalah 0,7, reduksi sebanyak 30% jika kompos dalam kondisi normal. Jadi prediksi panen kompos dalam kilogram adalah 0,7 x 3408,75 liter = 2386,125 kg atau setara dengan 2,386 ton / per 1 kali panen / 16 hari.

Fokal telah melakukan pembicaraan dengan petani organik di kabupaten Bandung – desa tegalluar sapan dari kelompok tani Bina Harapan yang bernama Bapak Agung. Untuk kemudian kompos tersebut akan dipergunakan untuk pertanian padi orgnik dengan intensifikasi air. Menurut beliau di Tegalluar ada 5 kelompok tani dengan luas lahan 150 ha. Pada umumnya ingin bertani secara organik namun kesulitan dalam memperoleh kompos. Untuk mengelola sawah nya petani setidaknya membutuhkan 8 ton kompos untuk 1 ha sawah. Bisa bayangkan berapa banyak kebutuhan para petani. Hal ini menambah optimisme Fokal dalam mengelola kompos dan sampah pada umumnya. Tidak sampai disitu Pak Agung juga akan membantu dalam proses komposting di TPS GCA.
Kunjungan para pemburu berita kali ini tidak hanya memotivasi Fokal untuk lebih agresif dalam mengelola sampah, tapi ke depan pengelolaan sampah ini sepertinya bisa memberikan hasil tambahan.

Last but not least K3A dan ESP membeikan souvenir dan predikat yang lumayan berat menyandangnya sebagai ”Local Champion” dalam kunjungan yang di beri nama Media Visit dengan tema ”Saatnya Beraksi dengan Tanganmu”. Event ini adalah rangkaian dari beberapa kunjungan yang dinamakan MULTY MEDIA CAMPAIGN. Insya Allah Fokal akan tetap eksis dengan dukungan teman-teman wartawan seBandung, Ammiin.
Read More......

Jumat, 21 November 2008

Penggunaan Alat Berat Akibat Ketidak Disiplinan Petugas


Akhirnya pengangkutan sampah menggunakan alat berat berupa loader (sebuat mesin buldozer). Ini adalah akibat dari tidak disiplinnya pengangkutan, tidak ada jadwal dan rencana yang berkesinambungan.... Jelas sudah bahwa metode lama tidak bisa menyelesaikan permasalahan sampah kota dan di manapun. Sampah adalah masalah makro dan timbul karena eksistensi masyarakat manusia, jadi peran serta masyarakat adalah mutlak. Tidak mungkin persoalan yang setiap waktu dan detik muncul bisa diselesaikan oleh instansi sekelas negara sekalipun, dalam hal ini pemerintah cukup berfungsi sebagai fasilitator dan pengembang tekhnologi yang ramah, jangan coba-coba metode baru yang belum jelas hasilnya dan dampaknya. semua hanya akan membuat masalah baru, sudah jelas banyak masalah dan masalah yang lama juga belum terselesaikan mau coba-coba yang baru.

Komposting dan 3R jelas metode kebijakan, mengurangi sampah pada sumbernya, mengguanakan kembali berarti penghematan dan mendaur ulang adalah upaya mengurangi ke sia-sia an. kemudian Komposting adalah metoda alam yang di adopsi untuk recovery land , tanah menjadi lebih surbur, ekosistem terjaga dan banyak manfaat lainnya.

Kalau saja manusia mau berpikir sedikit saja mengenai hal ini berbagai kerugian bisa terhindari dan ini semua mudah sekaligus tanpa resiko.
Read More......

Informasi seputar kegagalan pengelolaan sampah kota

Informasi seputar kegagalan pengelolaan sampah kota
”Yang saya khawatirkan adalah Politisi dan LSM yang ada di sekitar pemerintahan Kota.” Ini adalah sebuah statment dari seseorang yang bergerak di bidang pengelolaan sampah. Otak ku menerawang jauh .....Politisi dan LSM????...

Kemudian di sebuah instansi pemerintahan wilayah, informasi yang sangat miring juga muncul berkaitan dengan politisi di gedung mewahnya, ”anggota dewan yang terhormat....” Pertanyaan yang amat mengelisahkan hati.

Berikutnya adalah mengenai infrastruktur yang di batasi oleh anggaran yang tidak rasional, pengajuan anggaran untuk pengelolaan sampah di potong habis lebih dari separuhnya, yang anehnya jika anggaran tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan mengapa di terima. Di suruh berbagi minuman dengan gelas kosong. Jelas yang menerima semua itu dengan mudah sangat tidak bijaksana atau memang tanpa ilmu, tidak perduli kalau nanti akhirnya akan berdampak negatif bagi siapa saja.

Di lapangan, semua pekerja manut kepada pimpinannya, keterbatasan tidak menjadi alasan – pekerjaan harus tetap selesai. Di sisi lain permainan akal-akalan dalam sebuah kesempatan yang sempit di lakukan oleh oknum penyelenggara kebersihan, dengan deal-deal yang menjanjikan sejumlah rupiah masuk kantong, fasilitas umum buat cari tambahan.

Akhirnya musibah melanda sebagai teguran akan kedzaliman, wahai saudaraku kita hidup dalam sebuah kekuasaan besar Yang Maha Suci, Dia benci kemunafikan, kebohongan dan kejahatan. Teguran itu masih terus berlangsung hingga kini, hanya saja teguran-teguran itu masih tidak di perdulikan. Toh teguran itu jauh menimpa perilaku-perilaku kedzaliman, kalau hanya menimpa mereka yang kecil-kecil itu biasa dalam sebuah perubahan. Rakyat kecil memang selalu menjadi bulan-bulanan dan perasan dari kekejian kekuasaan.

Semua ini butuh sebuah perubahan mendasar yang berlandaskan akal yang jernih, pemikiran yang matang, bukan kesenangan sesaat bagi segelintir manusia serakah yang haus materi dan kekuasaan.

Kekuatan do’a adalah senjata orang-orang beriman, Allah SWT menjadi pelindung mereka, para malaikat menjadi tentaranya. Waspadalah kalian manusia-manusia yang jauh dari Pencipta alam, semoga Allah menunjukan jalan.
Read More......

Benang Merah Perseteruan

Pada umumnya masyarakat mendukung system 3r yang di usung pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah total pembuangan sampah ke tpa, senada dengan itu di tps gca insya Allah akan di Bantu oleh distarkim dalam merealisasikan program ini. Distarkim jawa barat akan memenuhi kebutuhan yang menunjang program ini. Insya Allah ke depan Fokal akan berusaha untuk mereduse volume pembuangan hingga 20% atau 1m3/hari. Ini adalah sebuah ikhtiar, bisa sampai ke angka tersebut – bisa juga tidak. Setidaknya saat ini volume pembuangan akhir sudah mencapai angka 40%.
...
Namun layaknya sebuah bahtera di laut lepas, badai dan ombak adalah hal yang biasa, karena Allah memang menciptakan itu semua, hakikat sesuatu yang datangnya dari Allah adalah kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu semua kami sikapi dengan baik, menunjukkan sebuah kualitas masyarakat yang tahan uji. Insya Allah setelah ujian ini kita dan seluruh komponen masyarakat akan jauh lebih baik dan lebih kuat.

Bantuan ini adalah untuk masyarakat, tidak ada yang jadi pahlawan dari apa telah dihasilkan, tidak ada satupun kepentingan yang diusung kecuali membantu masyarakat dalam menyelesaikan persoalan persampahan. Kalimat yang paling tepat adalah mengembalikan semua ini kepada Maha Pencipta, Allah SWT. , Dia lah Yang Maha Memberi, manusia hanya berusaha. Jika terjadi sesuatu karena kemurahan Allah ini, maka biarlah Allah yang menyelesaikan persoalan ini semua.

Sampai detik ini bahtera Fokal telah berlabuh di berbagai perlabuhan, yang kami dapat insya Allah berupa kebaikan, semua diaplikasikan kepada maysarakat sepenuhnya untuk kebaikan. Meskipun ada segelintir manusia yang merasa tidak nyaman dengan berbagai kegiatan kami, kami hanya bisa memohon maaf karena yang kami lakukan adalah berdasarkan keyakinan yang ada, barangkali ada sekelompok yang merasa terlangkahi atau diabaikan, semuanya bukan karena keangkuhan, hanya saja kebutuhan masyarakat lebih utama dari pada pemberitahuan-pemberitahuan yang formal tadi. Kesempurnaan hanya milik Allah dan kelalaian adalah sifat manusia. Ada sebuah peribahasa sunda yang amat tepat dengan situasi ini :

KAMI MOAL NGELEHAN,
KAMI MOAL NGELEHKEUN,
TAPI PASTI NEPI KA TUJUAN
NGAN HAMPURA,
BISI AYA NU KALABRAK,
KASERED KABAWA PALID,
KABANJIRAN
JEUNG KAKEUEUM,
DA BONGAN NGAHALANGAN
JEUNG AYA DINA
JAJALANEUN KAMI
Read More......

Perhatian Berupa Bantuan Alat-Alat Kerja dan Bangunan dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Jawa Barat

Teks yang tidak ingin ditampilkan
Perhatian Berupa Bantuan Alat-Alat Kerja dan Bangunan dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Jawa Barat
(Semoga menambah semangat mensosialisasikan dan mengaplikasikan 3R)

Ketika itu sampah di TPS GCA menumpuk sekitar 70m3, salah seorang aktivis fokal mendatangi PD Kebersihan dari mulai wilayah Bandung Timur yang ketika itu di pimpin oleh Bapak Toha (sekarang Bapak Jemarun), Bapak Kabid Bandung Timur tidak ada di tempat. Lalu kami mendatangi PD Kebersihan Pusat di Jalan Surapati. Bertemu dengan staff PD Kebersihan kemudian pembicaraan dilakukan dengan Bapak Kuswadi yang menjabat sebagai sekpri Dirut PD Kebersihan, keesokan harinya sampah di TPS GCA di angkut menggunakan alat berat dan sekitar 4 buah dump truk.....

Dua bulan berlalu semenjak sampah diangkut dengan menggunakan alat berat di TPS GCA, pnegangkutan kembali tidak menentu sampah menumpuk kembali, padahal kami sudah mampu mereduce hingga lebih dari 60% sampah di TPS, itu belum termaksud warga yang komposting di rumah. Fokal kembali menugaskan seorang aktivisnya untuk melaporkan keaadaan tersebut ke PD Kebersihan, seperti biasa kami mendatangi PD Kebersihan Bandung Timur di Jalan Pasir Impun – Ujung Berung, seperti biasa Kabid tidak ada di tempat, katanya baru pergantian kabid 2 hari yang lalu. Perjalanan kembali kami lakukan menuju ke Jalan Surapati, di sana kami bertemu langsung dengan Bapak Cece – direktur utama PD Kebersihan, beliau memberikan beberapa informasi yang amat bermanfaat terutama mengenai program pemerintah propinsi jawa barat yang mengemban UU no.18 RI, jadi ini adalah program nasional yang ironisnya hampir tidak ada sosialisasinya di masyarakat terbawah dimana dalam program ini masyarakat amat memegang peranan penting.


Selanjutnya kami dan pak dirut merencanakan pertemuan yang di hadiri semua pihak terkait, pertemuan ini membicarakan seputar disiplin pengangkutan sampah dari tps ke tpa yang bermasalah, kemudian bantuan dari pihak dinas tata ruang dan permukiman propinsi yang menjadikan 3R sebagai proyek masyarakat.
Konsolidasi yang Membawa bantuan dari DisTerKim JaBar

Memang benar faktanya sesuatu yang kurang baik menjadikan kita lebih kuat dan dewasa bahkan bijaksana. Konsolidasi dengan pihak PD Kebersihan yang isinya kurang lebih adalah klaim pengangkutan yang tidak disiplin membawa bantuan dari DisTarKim JaBar. Sekalipun pengangkutan sampai saat ini masih jauh dari disiplin, padahal hanya tinggal 40% saja yang diangkut.

Tetapi semua kami sikapi dengan baik dan istiqamah, sekalipun kritik dari warga mengenai kredibilitas fokal dipertanyakan, semua itu menjadikan kami lebih kuat dan lebih sabar. Allah SWT. adalah penolong fokal yang paling utama, perjuangan fokal untuk membantu pemerintah menyadarkan masyarakat tentang masalah persampahan – meskipun berbatu tak dirasa dengan keyakinan bahwa Allah tidak memberikan melainkan kebaikan, termaksud sampah.

Hari yang dinanti pun tiba pertemuan dengan DisTarKim dan PD Kebersihan berlangsung di Griya Cempaka Arum di sebuah rumah sederhana ketua fokal, dalam waktu dekat DisTaKim akan merealisasikan proyek bantuan alat-alat kerja 3R dan perbaikan bangunan di TPS GCA, insya Allah. Kami Cuma berharap masyarakat luas dapat mengerti bahwasanya ini adalah sebagian kecil dari upaya 3R yang terbukti bisa mereduse sampah hingga puluhan persen, ke depan harapan kami masyarakat menjadi sadar, pemerintah juga sadar bahwa pemberian Allah SWT berupa sampah adalah kebaikan yang faktanya mempunyai potensi kepada kerusakan, semua bergantung dengan cara apa yang di ambil dalam mengatasainya. Jika caranya sesuai dengan aturan alam (sunnatuLLah) dan aturan Allah (syari’at) potensi buruk yang merusak tidak akan terjadi atau setidaknya potensi kerusakan menjadi mendekati 0.

Ini adalah sebuah pelajaran berharga bagi siapa saja, dan kami menyikapi hal ini dengan positif, 3R adalah solusi persoalan sampah yang umum, maka berangkat dari 3R adalah kebijakan yang natural dan bersahabat serta murah. Kenapa harus berpikir rumit jika solusi telah diperlihatkan oleh Sang Khalik, bukankah akal manusia eksis untuk mempelajari alam dan kemudian beriman bagi mereka yang berpikir.
Read More......

Kamis, 30 Oktober 2008

Gerobak Bersekat Bantuan Rumah Zakat Indonesia

Bantuan Rumah Zakat Indonesia



Beberapa bulan yang lalu Fokal mengadakan acara sosialisasi mengenai pengelolaan sampah mandiri dengan GLS (Green Life Society), LSM lingkungan dengan basis islam ini menjembatani pertemuan antara Fokal dan RZI.Pertemuan pun dilaksanakan di Kantor Pusat RZI, pertemuan di hadiri oleh 5 orang perwakilan dari Fokal dan 4 orang pihak RZI, pertemuan ini berlangsung sangat bersahabat. Tidak disangka ternyata RZI telah membentuk sebuah ICD (Internal community development) baru yang langsung terkait dengan lingkungan termaksud di dalamnya masalah persampahan. Fokal berkeinginan untuk berkerjasama dengan RZI dalam mengelola lingkungan dan kesadaran masyarakat terutama yang berkaitan dengan kesadaran masyarakat akan problem persampahan Kota.....

Lama di tunggu, sudah lewat 1 bulan akhirnya bantuan RZI datang berupa 1 buah Gerobak yang sudah ada sekat untuk pemilahan, hasilnya 80% lebih efisien dari tidak menggunakan gerobak bersekat. Kami bersyukur RZI begitu perhatiannya kepada Fokal, meskipun kebutuhan akan gerobak angkutan sampah di perlukan sedikitnya 2 buah, meskipun masih kurang amat jelas manfaat dari gerobak bersekat ini. Gerobak pun di operasikan mulai tanggal 26 oktober 2008, baru beberapa hari beroperasi pemilahan terlihat semakin baik, namun beban yang diangkut gerobak tidak sepadan dengan kekuatan rodanya, pada hari selasa pagi tanggal 29 oktober 2008, bagian roda yang terbebani sampah organic terlihat sudah tidak rata lagi. Rodanya speleng karena tidak kuat menahan beban, sepertinya roda tersebut harus diganti dengan roda yang bisa menahan beban lebih berat.

Dengan tidak mengurangi rasa syukur kami dengan bantuan gerobak yang ada, namun kami berharap jika RZI ingin memberikan bantuan berupa gerobak dengan penyekat sampah yang serupa sebaiknya rodanya di ganti dengan roda yang bisa menahan beban lebih berat, seperti roda mobil misalnya.jazakuLlah khairan katsira, asykuru biLLah, rahmat Allah buat siapa saja yang ikhlas dan bersyukur.
Read More......

Konsolidasi dengan PD Kebersihan Kota Bandung

POINT-POINT MEETING FOKAL DENGAN PD KEBERSIHAN BANDUNGBAPAK CECE

Umum : Upaya “Zero Waste” melalui 3R di Griya Cempaka Arum.

Sosialisasi kepada masyarakat dengan Slogan ‘Sampah adalah Berkah dan Menghasilkan uang

Pemilahan sampah dan komposting skala Rumah Tangga, sampah kering menjadi uang dan sampah organik menjadi kompos.Menunjang industri dengan recycling (lapak), Kreatif industri dengan membuat inovasi dan ide-ide kreatif lainnya.Agro Home, penunjang kompos.Mesin pencacah sampah akan membantu proses komposting ataupun recyling, mengingat pembicaraan dengan Bapak Cece hari senin, 15 september 2008 di Kantor PD Kebersihan bersama Bapak Kuswadi dan perwakilan Fokal.....

Countainer TPS GCA, untuk memudahkan pengangkutan dan terciptanya lahan TPS yang baik dan rapi. Perlu diketahui beberapa bulan yang lalu – ke belakang di TPS GCA ada countainernya kemudian rusak dan dibawa oleh staff PD Kebersihan untuk diperbaiki, namun sampai saat ini countainer tersebut masih belum selesai. Mengagendakan pertemuan rutin atau setidaknya bertukar informasi sebagai bentuk konsolidasi antara PD Kebersihan dengan Fokal (Forum Kader Lingkungan, Griya Cempaka Arum) sebagai LSM Lingkungan yang fokus dengan masalah persampahan dan aplikasinya serta manfaatnya untuk masyarakat. Khusus Pengangkutan Sampah di TPS GCA, fokal akan mengefektifkan 3 R baik di masyarakat maupun di TPS, sehingga volume sampah berkurang yang akan berdampak kepada pengangkutan baik dari rumah ke TPS, mupun dari TPS ke TPA.

3 R di GCA membutuhkan tunjangan sarana dan prasarana yang bisa dilakukan secara berkala, seperti : sosialisasi 3R di masyarakat (oleh fokal), bantuan-bantuan umum seperti : alat-alat transportasi pengangkutan, tong sampah dan alat-alat kerja di TPS berikut countainer (dilakukan bersama).Peninjauan ulang efektifitas dan efisiensi pengangkutan sampah di TPS GCA, seperti : penetapan jadwal pengangkutan sampah dari TPS ke TPA.

KESIMPILAN DAN HASIL RAPAT DENGAN PD KEBERSIHAN KOTA BANDUNG – DI JALAN SURAPATI

Pihak Pd Kebersihan : sekurang-kurang nya 6 orang dan maksimal 8 orang, 1 orang diantaranya ingin berangkat ke jepang untuk mempelajari persampahan di negara tersebut.Bapak Cece Iskandar (direktur utama),Divisi tekhnik, Litbang, Sat Lit, Bapak Jemarun (kabid bandung timur) dan Bapak Samin (kabercam)

Pihak Fokal : dua orang perwakilan, Muhamad Ardhi Elmeidian dan Muhammad Tabroni.

Kesimpulannya adalah Menurut Bapak Cece I, bandung adalah Kota Besar – pada umumnya kota-kota besar di beberapa wilayah di Indonesia memeiliki kawasan percontohan untuk menanggulangi masalah persampahan (pilot project), tidak demikian dengan Bandung. Bandung belum memiliki 1 daerah pun yang bisa dikatakan berhasil mengurus masalah persampahan tersebut. Oleh karena itu pihak PD Kebersihan berniat untuk mengajak FOKAL berkerjasama untuk menerapkan 3 R dan Komposting serta kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan 3R.

Dengan kata lain Fokal dan TPS GCA akan di jadikan pilot projectnya PD Kebersihan – Kota Bandung.Untuk menunjang kegiatan tersebut (3R) dan komposting pihak PD Kebersihan mengatakan bahwasannya setiap tahunnya di anggarkan dari Pemerintah Provinsi (P3JB) untuk menunjang kegiatan tersebut. Belum lagi biaya perawatan dan lain-lain semuanya dari APBD. Mengenai Countainer untuk di TPS GCA sesegera mungkin di realisasikan waktu yang di berikan untuk merealisasikan countainer adalah 2 minggu s/d 1 bulan, jadi follow up kepada beliau bisa di lakukan setidaknya pada tanggal 1 november 2008 dan atau paling lambat 15 november 2008.

Hal ini amat mendesak mengingat TPS GCA awalnya memiliki countainer Sekarang tidak, dan berkenaan dengan rencana PD Kebersihan ingin menjadikan TPS GCA sebagai pilot Project, serta mempermudah pengangkutan dan kerapihan. Begitu juga halnya dengan mesin pencacah sampah, penjelasannya sebagai berikut : mesin pencacah sebenarnya ada 3 buah yang tidak di operasikan sama sekali, karena tidak ada tempat untuk mengelola sampahnya, salah satunya adalah di arcamanik (hanya itu yang saya ingat). Ke 3 mesin tersebut akan coba di tarik salah 1 nya untuk di tempatkan di GCA – jika pihak-pihak yang telah menerima mesin tersebut tidak berkeberatan, sebagai penunjang kegiatan komposting dan 3R. Atau akan di ajukan dalam tahun anggaran berikutnya (desember 2008). Jika hanya memindahkan mesin cacah salah 1 dari ke 3 tempat yang tidak ada pengelolaan sampahnya itu hanya membutuhkan waktu 2 minggu, jadi follow up bisa di lakukan pada tanggal 1 november 2008 dan atau di bulan desember 2008.

Selain dari semua itu Fokal mengajak pihak PD Kebersihan untuk terus berkomunikasi aktif dan saling bertukar informasi mengenai masalah persampahan kota dan GCA khususnya. Maka perlu diadakan pertemuan rutin menyangkut beberapa hal dan perkembangan di lapangan (minimal 1 bulan 1 kali), dalam hal ini Fokal perlu menggalakkan kegiatan kembali terutama di GCA dan TPS GCA, agar kegiatan tersebut bisa menjadi masukkan atau bahan diskusi dengan Pihak PD Kebersihan.
Read More......

Kamis, 18 September 2008

Tumpukkan Sampah mencapai 70m3 di TPS GCA

Bau kotor dan banyak lagi kata yang tidak baik bermunculan dari orang yang melintasi TPS GCA, di tempat ini FOKAL mengadakan program komposting, bayang kan dengan komposting saja TPS ini bisa menumpukkan sampah sampai dengan puluhan m3 apalagi tanpa komposting.

Menelephon PD Kebersihan sudah berulang kali, kali ini harus di datangi lagi seperti yang terjadi beberapa bulan lalu, sampahnya hampir sama sekitar 70m3 hanya saja yang saat ini ada pengangkutan tapi tanpa pengawasan. Saya pun mendatangi PD K bandung timur di jalan pasir impun kemudian bertemu dengan beberapa awak PD K bandung timur, sayang kabid bandung timur yang baru saja mengalami pergantian tidak ada di tempat, kamipun meluncur ke jalan surapati tempat PD kebersihan bandung pusat. Di tempat itu kami bertemu dengan Bapak Cece dan Bapak Kuswadi, ternyata mereka lumyan care terhadap kami, itu kesan yang ada dan apa adanya.
...
Keesokan harinya, pagi-pagi jam 7.30 bapak jemarun kabid PD K bandung timur sudah tiba di rumah saya untuk memastikan pengangkatan sampah yang selama ini berjalan tidak semestinya. Datanglah 3 buah dam truck dan 1 colt diesel, jadi total yang diangkut maksimal 36m3 padahal total sampah ada lebih dari 70m3. Kata pak jemarun ini warisan kabid yang lalu dan ini adalah kesalahan kabesjam yang tidak kontrol terhadap keadaan TPS. Walaupun begitu kami FOKAL tidak menyalahkan siapa-siapa karena ini adalah proses pembelajaran, di mana FOKAL berkeingainan untuk zero waste bersama-sama warga Griya Cempaka Arum. Yang penting buat kami kemudian hari tidak terjadi lagi kejelekan-kejelekan yang sama.

Sampai saat ini di TPS kami masih menumpuk sekitar 20m3 sampah, karena ada sedikitnya 2 kali pengambilan dengan volume yang tidak maksimali setelah pengangkutan yang di lakukan selasa lalu. Kami hanya berharap PD KEBERSIHAN kota bandung belajar dari pengalamannya dan mau berkerja sama dengan kami dalam upaya mewujudkan 3r untuk masa yang akan datang.

Terimakasih pak cece, pak kuswadi dan pak jemarun......mohon untuk mendisiplinklan kabesjam gede bage bapak samin, semoga berkerja lebih baik dan lebih benar. Kami menunggu kegiatan dan pertemuan yang lebih bermanfaat untuk kemajuan kita bersama.....
Read More......

Rabu, 27 Agustus 2008

PADI DALAM POT



Kurang lebih 3 bulan yang lalu, saya mendapatkan kontak 2 orang dari DPLKTS (dewan pemerhati lingkungan dan kehutanan tatar sunda) yaitu Bapak Mubiar Purwasasmita dan Bapak Sobirin, kontan langsung saya menghubungi salah satu dari mereka. Orang pertama yang saya hubungi via sms adalah Bapak Mubiar, beberapa hari kemudian kami pun bertemu muka di rumah seorang petani organic yang terbilang berhasil, namanya Bapak Agung, beliau sudah memulai pertanian organiknya sejak 2004 lalu dan kini sudah bisa hasil padi organiknya sudah bisa mencapai belasan ton gabah kering giling (GKG) per hektarnya. Pak Agung beruntung sekali karena mendapatkan bimbingan langsung dari Bapak Mubiar.

Pertemuan dengan Bapak Mubiar yang dosen ITB dan ahli kimia ini tidak saya sia-sia beberapa pertanyaan tentang sampah dan pertanian terlontar dan di jawab dengan lugas dan tegas. Berkenaan dengan masalh sampah Bandung tercinta ini kata beliau “Pemerintah harusnya tanya saya.”, oh jadi PEMKOT tidak pernah bertanya sama Bapak? Di saat yang sama sedang diselenggarakan pertanian metode SRI (system rice intensivication), isinya mengenai pengenalan dan perbaikan struktur tanah, efisiensi air, dan pertanian padi organic. Jadi bertani tanpa menggunakan pupuk sintetik/kimia buatan atau racun serangga/hama (insectisida), selain ramah lingkungan dan sehat alias aman dikonsumsi – system ini juga amat murah sekali, karena tidak perlu beli bahan-bahan nya, semua disediakan oleh alam. Karena berusaha untuk memanfaatkan yang ada maka pengenalan karakter hama, gulma dan banyak lagi juga di berikan sebagai materi terkait. ....

Karena cuma 2 hari maka semua berkisar pengenalan dan praktek untuk tindak lanjutnya, disarankan membentuk kelompo-kelompok tani agar dapat berdiskusi dan mencari solusi. Hebat ya, petani dipicu untuk menjadi peneliti dan pelaku sekaligus, petani jadi pintar dan bukan main lah. SubhanaLlah …..semoga para petani benar-benar menajdi pintar dan kritis terhadap permasalahan yang ada tidak tuturut munding.

Padi itu bukan tanaman air jadi jangan digenangi air, tapi padi perlu air. Sambil menyelam – meminum air, sambil terus belajar mengenai tanah dan tumbuhan yang satu ini saya pun mencoba menanam padi dalam karung plastic, plastic keresek dan plastic lain yang terbuang. Pokoknya padi itu sebaiknya di tanam dengan jarak tanam min 50cm agar akarnya mengembang. Medianya tanah dan kompos, pupuknya – pupuk alami buatan sendiri dari rebung/iwung, bonggol pisang dan buah-buahan. Singkatnya sekarang pada saya berumur 1,5bulan, subhanaLlah anakannya sudah lebih dari 50 anakan. Saya jadi teringat firman Allah tentang sedekah dan kebaikan, “kebenaran itu ibarat sebuah pohon yang mempuyai banyak dahan dan masing-masing mempunyai banyak ranting – dan masing-masing ranting mempunyai banyak cabang dan seterusnya.” Ini adalah mengaji lewat alam…”lihatlah bumi yang dihamparkan dan langit yang ditinggikan….sesungguhnya ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang beriman.

Karena masih coba-coba banyak juga kendalanya, tapi bukan soal, setiap masalah adalah ujian asal jangan dibuat-buat maslahnya. Kalau mau pintar dan benar harus sabar dan tahan uji serta ikhtiar yang benar (istiqamah). Berikut ini adalah berturut-turut kesalahan yang saya alami dalam menanam padi dalam pot penyemaian tidak mempertimbangkan pemindahan padi setelah usia tanam, padi metode SRI ini di tanam pada usia 5-7 hari jadi masih muda. Saya menyemai ratusan benih padi tempatnya belum ada, akhirnya cuma kurang dari 30 benih yang di tanam sisanya didiamkan sampai besar, ada yang mati karena kurang media ada juga yang di minta teman-teman untuk percobaan nyawah di rumah katanya.

pada saat pemindahan sebaiknya usia padi tidak lebih dari 15 hari agar biji padi masih ada dan akar belum jadi benar, karena jika sudah jadi dan biji padinya sudah hilang, padi lebih membutuhkan perhatian dari biasanaya. plastic tempat menanam padi saya lubangi banyak sekali, sehingga air mudah keluar. Sebaiknya tidak dilubangi sama, biarkan air menguap dengan panas matahari, sehingga padi lebih tahan sekalipun tidak di siram selama 1 minggu. penggunaan pupuk alami, dinamakan MOL oleh kebanyakan orang yang menjadi guru saya, MOL saya tempatkan dengan tertutup rapat sehingga udara sulit masuk hasilnya MOL tidak efektiv.

MOL juga bisa buat activator kompos.untuk sementara sekian dulu tentang padinya, saat ini saya sedang semai baru, kali ini tentunya sedikit saja karena sudah ada catatan kesalah di atas, jadi lebih hati-hati. Saat ini baru kecambahnya saja yang keluar (sekitar 3 hari) di rendam air dengan kompos. Insya Allah saya akan bagi-bagi pengalaman, mengenai padi ini, semoga bermanfaat. Bagi yang tertarik boleh email ke ardhielemeidian@gmail.com atau posting saja dib log ini.
Read More......

Senin, 25 Agustus 2008

PRINSIP-PRINSIP MEMBUAT KOMPOS


KOMPOS



Kompos adalah suatu media yang berasal dari bahan-bahan organik (makhluk hidup) yang telah mati dan di proses melalui proses dekomposisi. Dinamakan kompos karena prosesnya dengan dekomposisi yaitu suatu proses fermentasi dimana terjadi penguraian unsur-unsur bio kimia oleh mikro organisme menjadi variable yang lebih banyak. Kompos yang secara alami terjadi di alam membutuhkan waktu sedikitnya 3 bulan, namun proses tersebut bisa dipercepat dengan diperbanyaknya mikro organisme dan pengaturan suhu yang tepat. Hasilnya kompos bisa dibuat hanya dalam jangka waktu 15 hari.

Kompos memiliki komposisi yang lengkap dan amat dibutuhkan oleh makhluk hidup lain. Oleh karena itu kompos menjadi tempat hidup favorit bagi mikro organisme, kemudian secara langsung dan tidak, kompos, mikro organisme dan tumbuhan saling bersimbiosis yang menguntungkan. Dengan kata lain kompos dapat memperbaiki sifat kimia, sifat fisik, dan sifat biologi tanah dari tidak subur – menjadi subur, dari tidak bisa mengikat air - menjadi kaya akan air, dari yang tadinya tandus – menjadi gembur.....

Prinsip-prinsip Komposting

Proses dekomposisi adalah mengadopsi proses yang dilakukan oleh alam, di alam proses pengomposan terjadi sampai menjadi humus. Oleh karena itu dalam proses pengomposan yang dilakukan manusia mengharapakan hasil yang sama seperti alam namun dengan waktu yang lebih singkat. Bisa disimpulkan bahwasanya proses dekomposisi mempunyai 2 tujuan :

1.menghasilkan pupuk bio yang dibutuhkan tanaman untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman tersebut.

2.mempercepat proses dekomposisi, dengan memperkecil volume bahan organik, memperbanyak volume mikro organisme dan pengaturan suhu.

Dengan memperhatikan 2 tujuan di atas maka dekomposisi memiliki prinsip-prinsip agar hasil menjadi optimal, diantaranya :

memperkecil volume bahan organik, dipotong-potong sekecil mungkin
ditambahkan mikro organisme, dengan MOL (mikro organisme lokal)


"variable bahan organik yang banyak, agar nutrisi bervariasi,ditumpuk dan di tutup, untuk menjaga suhu dan kelembaban serta terlindung dari sinar matahari dan hujan diberi lubang dan di balik-balikan untuk menjaga sirkulasi udara"
Jika prinsip-prinsip di atas dilakukan maka hasil akan optimal baik berupa pupuk yang kaya nutrisi maupun waktu pembuatan kompos yang lebih cepat (15 hari).

Bahan-bahan kompos

Bahan-bahan kompos berasal dari makhluk hidup yang sudah mati (biota), bisa berupa dedaunan, sampah dapur, sisa makanan, sisa pertanian, kotoran makhluk hidup (tinja dan urine) dan banyak lagi.

Alat-alat yang dibutuhkan:

pencacah, golok dsb.Bambu yang telah dilubangi ruasnya untuk sirkulasi udara dan diberi banyak lubang di sisi-sisi nya,Penutup; karung, terpal, plastik dsb

Membuat MOL

Sebelum membuat kompos perlu diketahui mengenai MOL atau Mikro Organisme Lokal. Mikro = tidak terlihat, Organisme/organik = makhluk hidup, Lokal = di sekitar kita. Jadi MOL adalah makhluk hidup yang tidak terlihat mata yang ada disekitar kita atau mudah didapat. Pada umumnya mikro organisme hanya membutuhkan 2 komponen hidup, yaitu air dan udara. Sedikit berbeda dengan makro organisme atau makhluk hidup yang terlihat mata, membutuhkan tiga komponen hidup air, udara dan tanah. Mikro organisme tidak membutuhkan tanah sebagai media penunjang hidupnya tetapi mereka bisa hidup di tanah dan lebih mudah berkembang di tanah.

Mikro organisme selalu ada disetiap makhluk hidup yang makro, mereka tumbuh dimana ada air dan udara. Oleh karena itu mengumpulkan mikro organisme bukanlah pekerjaan yang sulit, karena mereka selalu ada di setiap makhluk hidup. Itulah sebabnya pengumpulan mikro organisme dilakukan melelui media makhluk hidup yang sudah mati, karena pada makhluk hidup yang sudah mati mereka (mikro organisme) berkembang lebih cepat.

Prinsip-prinsip membuat MOL

Pada prinsipnya tidak berbeda dengan prinsip-prinsip pembuatan kompos, hanya saja prinsip pembuatan MOL membutuhkan lebih banyak air dan sedikit udara, untuk mempercepat pertumbuhan Mikro Organisme di tambahkan gula atau bahan-bahan organik yang manis, seperti air kelapa, air tebu, air nira, dan buah-buahan yang manis.

Bahan-bahan membuat MOL Juga tidak berbeda dengan bahan-bahan kompos, hanya saja volume bahan organiknya lebih sedikit dan lebih banyak air, di tambah dengan gula atau bahan organik yang manis.

Cara membuat MOL

Karena prinsipnya tidak berbeda dengan prinsip-prinsip kompos maka dalam membuat MOL juga membutuhkan perlakuan yang sama. Pemotongan yang kecil-kecil (kalau perlu jadi bubur), dicampur dengan air 5-10 kali volume bahan organik dan sedikit gula. Perbandingannya kira-kira seperti ini bahan organik 10-20%, air 50-100% dan gula cukup 1%. Jika menggunakan air tebu atau air kelapa tidak perlu ditambah gula. Semua bahan diaduk dalam sebuah wadah sampai bercampur, kemudian tutup dengan kain atau kertas Koran, untuk menjaga sirkulasi udara dan tidak terkontaminasi dengan makhluk makro. Diamkan selama 5-15 hari, kemudian disaring jika MOL mau disemprotkan, jika tidak disemprot tidak perlu disaring. Mikro Organisme Lokal siap pakai.

Membuat kompos

potong-potong bahan organik sekecil mungkin, makin kecil makin baik untuk mempercepat proses pelapukan. Letakkan bambu dengan jarak maksimal 25cm
Tumpukan bahan organik yang telah dipotong-potong kecil di atas tanah
Siram dengan MOL sampai merata
Tutup dengan penutup

Perlakuan yang dibutuhkan adalah membalik-balikan kompos agar proses lebih cepat atau tidak tapi akan memakan waktu lebih lama. Setelah 3 hari akan muncul panas sampai hari ke 10, itu artinya proses dekomposisi sedang berlangsung, di hari ke 11 suhu menurun dan semakin turun di hari-hari berikutnya. Pada hari ke 16 kompos siap panen.

Setelah di panen sebaiknya kompos disaring agar ukurannya serupa, dan agar terpisah dengan bahan-bahan yang masih berukuran besar. Bahan-bahan berukuran dengan diameter lebih dari 5cm memiliki kecenderungan belum jadi di hari tersebut, sekurang-kurangnya masih membutuhkan waktu 14 hari lagi – jadi kompos yang ukurannya besar-besar sebaiknya dikomposting lagi atau bisa dijadikan media dengan meletakkannya bersentuhan langsung dengan udara. Tujuannya agar proses dekomposisi jika masih ada pada kompos ukuran besar itu, tidak mengakibatkan kerusakan pada tumbuhan akibat panas. Silahkan mencoba, semoga bermanfaat.
Read More......

Minggu, 24 Agustus 2008

Pupuk Alami

Pupuk secara bahasa yaitu memelihara dan menjaga sesuatu sehingga bisa menjadi tumbuh dan berkembang. Kata pupuk biasa di gunakan untuk sesuatu yang bisa menyuburkan tanaman sehingga menjadi baik.

Alami artinya sesuatu yang berasal dari alam baik cara, bahan maupun tekhnik-tekhniknya mengikuti siklus alam.

Jadi pupuk alam adalah menjadikan sesuatu menjadi tumbuh dan berkembang dengan bahan, cara dan tekhnik dari alam.

Karena ada tekhnik alam yang diadopsi jadi sedikitnya perlu diketahui bagaimana alam membuat pupuk. Hutan yang sedemikian luasnya, mampu memberi makanan kepada milyaran tumbuhan – tanpa ada yang menyirami kecuali hujan. Jawaban semua itu ada pada satu kata ‘humus’, hutan banyak sekali menyimpan humus di tanahnya. Humus adalah media tumbuh yang sangat sempurna, mikro organisme sangat senang hidup di dalam humus. Tetapi apakah humus mengandung makanan? Benar humus banyak mengandung makanan bagi mikro organisme, sehingga mereka betah tinggal di situ. Tetapi apakah setiap humus mengandung atau didiami oleh mikro organisme yang cukup banyak? Mikro organisme di dalam humus atau tanah adalah makanan bagi setiap tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah, tumbuhan akan tumbuh dengan suburnya jika media (humus atau tanah) banyak mengandung mikro organisme yang cukup). Kenapa harus cukup banyak mikro organismenya, karena jika terlalu banyak mikro organisme yang terjadi malah akan sebaliknya, yaitu : mikro organisme yang memakan tumbuhan, tumbuhan akan kering dan kalau tidak tahan akan mati.

Kembali kepada ide mengadopsi ide kepada alam, kecenderungan alam akan selalu tepat dalam memproses humus – sehingga humus hutan aman buat tumbuhan. Semuanya terletak pada simbiosis mutualime, yaitu : ketergantungan hidup sesama makhluk hidup, sekalipun seekor kerbau tidak mampu membesihkan kulitnya dari kutu-kutu, burung-burung kecil membantunya membersihkan kutu-kutu tersebut – sekalipun tumbuh benalu atau parasit di pohon, hewan atau parasit lain yang membantu sang indung.

Kesimpulannya, natural atau alami tidak sekedar alami bahan tetapi tekhniknya juga mengikuti siklus alami. Jangan merusak alam atau membinasakan alam, lakukan sesuatu yang sifatnya mematikan hanya jika akan bermanfaat kepada diri atau orang lain. Misalnya : membunuh hewan atau tumbuhan untuk dimakan, dipergunakan untuk kebutuhan hidup –bukan foya-foya, riya, dan banyak lagi kesia-siaan. Atau membunuh jika sesuatu itu telah melakukan kerusakan yang berat sehigga perlu diberantas, hal inipun harus mempertimbangkan aspek eksistensi makhluk yang akan dibunuh tersebut. Jadi jangan keterlaluan kalau mau memberantas hama, cukup di kurangi saja jangan sampai membinasakan. Karena komunitas makhluk yang menjadi hama (disebut hama karena merusak) jika jumlahnya sudah melebiha siklus alam itu sendiri. Kalau makhluk itu tetap eksis dengan takarannya insya Allah justru menguntungkan.

Makhluk hidup

Keanekaragaman hayati (makhluk hidup) adalah sebuah fenomena alam yang isinya banyak sekali berperan dalam eksistensi manusia dan makhluk hidup lainnya. Mudahnya manusia tidak hanya membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupan tetapi manusia juga membutuhkan makhluk hidup lain untuk menunjang kehidupannya, pernahkah kita menyadari kemudian merenungkan betapa tubuh manusia didiami oleh milyaran makhluk hidup lain yang kestabilan eksistensinya dibutuhkan tubuh, jika saja satu diantara komunitas mereka tidak stabil, berlebih atau berkurang, manusia akan merasakan dampaknya – yang kita kenal dengan sakit. Jadi sakit itu adalah bahan renungan dimana manusia telah melakukan kesalahan terhadap makhluk hidup yang ada di dalam tubuhnya. Bagaimana dengan makhluk yang ada di luar tubuh? Secara umum hampir serupa. Semua makhluk hidup tersebut membutuhkan media untuk hidup, seperti halnya manusia membutuhkan tempat berteduh dari panas dan dingin, makanan dan pelindung tubuhnya. Hanya saja pada makhluk selain manusia, mereka hidup hanya sekedar siklus ; lahir – tumbuh – berkembang – tua dan mati. Manusia juga mengalami sklus yang sama dengan sedikit perbedaan pada fase tumbuh dan berkembang, manusia mempunyai pilihan sesuai dengan kemampuan akalnya (rasio) dalam menentukan pertumbuhannya dan perkembangan nya, maksudnya manusia bisa mengatur fase pertumbuhan dan perkembangan, tidak hanya untuk dirinya tetapi seluruh makhluk lain dan benda mati lainnya. Jadi dalam hal ini manusia lah yang menentukan mau ke arah mana kehidupan alam ini menuju. Oleh karena itu manusia adalah pemimpin di muka bumi, karena manusia bisa menentukan rusak atau benar nya kehidupan.

Media hidup makhluk hidup

Setiap makhluk hidup lahir – tumbuh – berkembang – tua dan mati dalam sebuah komunitas, kemudian kemunitas tersebut bersinergi dengan lingkungan sehingga terbentuklah sebuah ekosistem. Habitat makhluk hidup tidak terbatas kepada tempat atau media mati saja, habitat makhluk hidup mutlak membutuhkan keberadaan makhluk hidup lain untuk menjaga kesinambungan khidupan makhluk hidup, oleh karena itu media mati seperti tanah, batu, udara, air dan lain sebagainya mutlak didiami oleh beraneka ragam mkhluk hidup agar alam lestari.

Tanah

Media hidup yang paling besar adalah udara, air, dan tanah. Udara, Air, dan tanah terbentuk dari jalinan berbagai unsure dan proses kimia alam. Tanah adalah salah satu bagian dari media hidup tersebut, tanah didiami oleh triliyunan makhluk hidup termaksud manusia, ada yang mikro (tidak terlihat) dan ada yang makro (terlihat) semuanya saling membutuhkan dan kebutuhan ini dalam skala yang cukup (tidak kurang dan tidak lebih). Untuk menjadi media yang nyaman didiami oleh makhluk hidup tanah membutuhkan udara dan air yang cukup pula yang kita kenal dengan PH (Potensial Hidrogen) atau tingkat keasaman tanah. PH tanah yang baik umumnya adalah 7, jika lebih menjadi basa – jika kurang menjadi asam. PH tanah yang baik dan seimbang membutuhkan sentuhan tangan manusia sebagai pengatur nya. Sebagai pertimbangan umum, pada umumnya setiap benda mati memiliki kecenderungan asam atau basa agar menjadi seimbang (netral) keduanya harus dicampurkan sesuai dengan dosis yang ada. Khusus untuk tanah, ia memiliki potensi asam karena makhluk hidup mengambil basa tanah – dan makhluk hidup memiliki basa yang tinggi setelah mati. Jadi tanah membutuhkan makhluk hidup yang mati untuk menjaga keseimbangan PH nya.

Makhluk hidup yang mati akan dikonsumsi oleh makhluk hidup lain di tanah, kemudian proses dan sisa dari proses tersebut menstabilkan kondisi tanah. Inilah ide awal pembuatan PUPUK ORGANIK.

Pupuk organik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pupuk adalah menjadikan sesuatu tumbuh dan berkembang. Organik adalah makhluk hidup atau biota, jadi membuat pupuk organik sama dengan memelihara biota (makhluk hidup). Kemudian media hidup mereka tanah, air dan udara. Bisa di analogikan kebutuhan biota tanah akan tanah, air dan udara adalah 60:20:20. Biota tanah hidup di tanah oleh karena itu presentasi kebutuhan tanahnya lebih besar, kemudian air dan udara. Jika air dan udara nya dihilangkan maka tidak akan ada kehidupan biota tanah. Oleh karena itu dibuthkan tanah yang mampu meesap air dan menjaganya agar tidak lekas hilang, begitu juga kebutuhan akan udara. Tanah yang subur secara fisik dapat terlihat dari kegemburannya, karena mengandung udara dan air yang cukup, juga bisa terlihat dari warnanya, jika gelap menunjukan kadar air yang banyak, contoh : tanah Lumpur. Tanah lumpur sedikit sekali mengandung udara sehingga tanah lumpur tidak baik untuk pertumbuhan biota-biota tertentu, maka pada umumnya tanah lumpur membutuhkan proses lagi agar ia dapat dipergunakan untuk tanaman pada umumnya.

Berikut ini adalah kutipan mengenai pupuk organik dan pupuk hayati (bio fertilizer) dari http://www.isroi.wordpress.com



Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia

Banyak orang yang sering salah presepsi dalam menggunakan pupuk kimia, pupuk hayati dan pupuk organik. Pupuk organik dan pupuk hayati seringkali disamakan dengan pupuk kimia. Padahal pupuk-pupuk ini sebenarnya berbeda sama sekali.

Pupuk Kimia

Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk hara K. Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya.

Pupuk Organik



Kompos, pupuk organik yang murah dan mudah dibuat.

Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain.

Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain. Namun, kandungan hara tersebut rendah. Berdasarkan pengalaman saya, tidak ada pupuk organik yang memiliki kandungan hara tinggi atau menyamai pupuk kimia.

Orang sering kali menghitung kebutuhan pupuk organik berdasarkan kandungan haranya saja. Kandungan hara pupuk organik disetarakan dengan kandungan hara dari pupuk kimia yang biasa digunakan. Akibatnya kebutuhan pupuk organik jadi berlipat-lipat dibandingkan dengan dosis pupuk kimia. Sebagai contoh kompos dengan kandungan sebagai berikut: 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 % K2O. Maka dalam 1000 kg (1 ton) kompos akan setara dengan 62 kg Urea, 14.44 kg SP 36, dan 38.17 kg MOP. Cara menghitungnya sebagai berikut:

Hara N =
(%N Kompos x 1000 kg)/%N Urea = (2.79% x 1000 kg)/45% = 62 kg

Hara P=
(%P2O5 kompos x 1000 kg)/%P2O5 SP-36 = (0.52% x 1000 kg)/36% = 14.44 kg

Hara K=
(%K2O kompos x 1000 kg)/%K2O MPO = (2.29% x 1000 kg)/60% = 38.17 kg

Misalkan padi biasanya diberi pupuk kimia dengan dosis 200 kg Urea,100 kg SP-36, dan 150kg MOP/KCl. Agar haranya sama maka kompos yang diperlukan kurang lebih sebanyak 7 ton. Dosis yang besar ini akan berimplikasi langsung terhadap biaya pemupukan. Jika dihitung biaya pemupukan dengan pupuk organik/kompos jauh lebih besar daripada biaya pemupukan dengan pupuk kimia. Belum lagi biaya untuk aplikasi kompos tersebut. Perbandingan biayanya sebagai berikut:

Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa pupuk organik/kompos tidak bisa dihitung berdasarkan unsur haranya saja. Kalau Anda tidak percaya Anda bisa melakukan percobaan sederhana untuk membandingkan kedua pupuk ini. Ambil tanah, sebaiknya gunakan tanah-tanah marjinal. Masukkan ke dalam dua polybag yang ukuran dan isinya sama. Satu polybag diberi kompos dengan dosis 0.5 – 1 kg. Polybag yang lain diberi pupuk kima beberapa sendok. Ya… kira-kira kandungan haranya sebanding. Trus tanam sembarang tanaman, bisa biji cabe, tomat, cay sim, mentimum, atau tanaman-tanaman lainnya. Letakkan di tempat yang sama. Beri perlakuan penyiraman, penyiangan, dan perlakuan lainnya yang sama. Tunggu beberapa lama hingga tanaman tumbuh besar dan menghasilkan. Coba bandingkan, tanaman mana yang lebih bagus hasilnya?

Cara sederhana menguji pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk hayati. (A) kontrol, tanpa pemupukan sama sekali. Tanaman terlihat sangat merana. (B) Diberi pupuk kimia, tanaman tetap merana meskipun tumbuh lebih baik. (C) Diberi kompos/pupuk organik. Hasilnya jauh lebih baik. (D) Diberi pupuk organik/kompos dan biofertilizer. Tumbuhnya paling baik.

Saya hampir yakin 90% kalau tanaman yang diberi kompos akan tumbuh lebih baik daripada tanaman yang diberi pupuk kimia, meskipun kandungan haranya sebanding. Pertanyaannya adalah MENGAPA BISA DEMIKIAN????

Orang sering lupa bahwa selain kandungan hara, pupuk organik juga mengandung senyawa-senyawa organik lain. Meskipun kandungan haranya rendah tetapi kandungan senyawa-senyawa organik di dalam kompos ini memiliki peranan yang lebih penting dari pada peranan hara saja. Misalnya, asam humik dan asam fulvat. Kedua asam ini memiliki peranan seperti hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Kompos diketahui dapat meningkatkan nilai KTK (kapasitas tukar kation) tanah. Artinya tanaman akan lebih mudah menyerap unsur hara. Tanah yang diberi kompos juga menjadi lebih gembur dan aerasi tanah menjadi lebih baik. Tanah yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah kering. Jika diamati lebih jauh, aktivitas mikroba pada tanah yang diberi kompos akan lebih tinggi daripada tanah yang tidak diberi kompos. Mikroba-mikroba ini memiliki peranan dalam penyerapan unsur hara oleh tanaman. Singkat cerita, kompos dapat memperbaiki sifat kimia, sifat fisik, dan sifat biologi tanah.

Lalu bagaimana menghitung kebutuhan pupuk organik/kompos?

Sampai saat ini saya belum menemukan rumus, baik dari pengalaman saya sendiri atau dari literatur orang lain, untuk menghitung kebutuhan pupuk organik/kompos ini. Kandungan pupuk organik sangat beragam. Karakteristiknya pun bermacam-macam. Sama-sama pupuk kandang, pupuk kandang di P Jawa bisa saja sangat berbeda dengan pupuk kandang di P Sulawesi. Belum lagi hubungannya dengan jenis tanah, iklim, kondisi lingkungan, cara budidaya dan komoditas tanaman yang berbeda-beda. Umumnya dosis pupuk organik/kompos ditentukan secara empirik. Ini adalah hasil penelitian dan ujicoba. Mungkin juga pengalaman lapang petani selama bertahun-tahun.

Contoh pupuk organik berbentuk granul yang ada dipasaran.

Dalam kondisi tertentu, pupuk organik/kompos dapat diberikan tanpa menambahkan pupuk kimia sama sekali. Cara ini dipraktekkan dalam budidaya pertanian organik. Yang lebih sering dilakukan adalah mengkombinasikan antara pupuk organik dengan pupuk kimia. Sebagian kebutuhan hara tanaman disubstitusi antara pupuk kimia dan pupuk organik. Caranya dengan menghitung berapa kombinasi yang paling ekonomis, baik dilihat dari sisi biaya maupun hasilnya. Patokan yang sering dipakai adalah 50% dosis pupuk kimia diganti dengan sejumlah pupuk organik. Dosisnya bisa 1 - 2 kg atau bahkan hingga 30 kg/pokok.

Untuk mendapatkan dosis yang paling tepat dilakukan dengan ujicoba di rumah kaca dan di lapang dalam skala yang cukup luas.

Pupuk Hayati


Contoh biofertilizer import dalam bentuk cair.


Link terkait: Penjelasan tambahan tentang mikroba untuk memperkaya kompos


Nama keren pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio. Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya nama pupuk kurang cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati tidak mengandung N, P, dan K. Kandungan pupuk hayati adalah mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang malarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman.

Kelompok mikroba penambat N sudah dikenal dan digunakan sejak lama. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dengan tanaman dan ada juga yang bebas (tidak bersimbiosis). Contoh mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp Sedangkan contoh mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp dan Azotobacter sp.

Mikroba pelarut P dilaporkan oleh orang Rusia bernama Pikovskaya pada tahun 1948 yaitu Bacillus megatherium var. phosphaticum, dan mulai digunakan sebagai inokulum pertanian sejak tahun 1950-an Beberapa mikroba yang diketahui dapat melarutkan P dari sumber-sumber yang sukar larut ditemukan baik dari kelompok kapang/fungi seperti Penicillium sp dan Aspergillus sp, atau dari kelompok bakteri seperti Bacillus sp dan Pseudomonas sp.

Read More......

Senin, 18 Agustus 2008

Mengikuti Pelatihan SRI (Sytem Rice Intensification)

Mengikuti Pelatihan SRI di wisma Caringin Jati Nangor - Sumedang

Fokal menimba Ilmu untuk dapat di aplikasikan kepada masyarakat sekitar GCA, terutama bagi mereka yang tertarik mengaplikasikan 3R di rumahnya, dan memberikan pengetahuan tambahan kepada para petani di wilayah tersebut. Namun kami menyadari untuk dapat menumbuhkan girah yang cukup dibutuhkan contoh aktual berupa aplikasi langsung dari ilmu yang di dapat dari pelatihan tersebut. Tidak muluk-muluk kami mencoba menanam padi dan sayur-mayur semuanya organik -tanpa zat kimia sedikitpun. Bahkan kami menggunakan media campuran kompos adalah tanah yang sudah sangat mati, bercampur puing-puing dan banyak bebatuan, maklum perumahan Griya cempaka Arum tadinya adalah sawah produktif kemudian di urug dengan berbagai macam tetimbunan.

Benih padi kami dapatkan dari Pak Agung, seorang petani yang cukup berhasil menerapkan SRI dan pertanian organik di wilayah Sapan kurang lebih 10 km dari GCA. Benih sintanur pemberian pak agung di semai dengan media kompos tanpa genangan air, yang seharusnya macak-macak (ada genangan sedikit), maklum karena pada waktu proses penyemaian kami belum mengikuti pelatihan SRI. Pelatihan ini baru kami ikuti pada tanggal 4 sampai 8 agustus yang lalu. Pot yang digunakan juga di lubangi semua yang seharusnya tidak perlu dilubangi - sehingga tidak perlu disiram setiap hari, cukup 3 hari 1 kali siram - 1 kaleng susu ketal manis, sekitar 250 ml. Irit air bukan? Setelah 1 bulan padi kami hanya beranak 13 anakan, kata Pak Mubiar Purwasasmita dari DPLKTS seharusnya sekitar 16 - 20 anakan. Tapi kata tutor di pelatiahan SRI tidak apa-apa nanti juga jadi banyak, benar saja selang 3 hari totalnya jadi 33 anakan. Hebat ya...

Salah seorang sahabat kami mengatakan : "Beginilah Allah SWT. membalas sebuah kebaikan, dari 1 benih padi bisa menjadi puluhan bahkan ratusan dan masing-masing pohon (maley) bisa mencapai 100 buah biji padi." Dan memang metode SRI ini adalah metode yang natural, mengikuti siklus alam sehingga ramah lingkungan dan sehat tentunya. Bagaimana tidak tanah sawah yang keras, hanya bisa diolah jika dalam keadaan basah (banyak air), jika kering wow..luar biasa kerasnya - telapak kaki seperti menginjak batu, sakit - ngebeling kata petani. Kalau sudah seperti itu bagaimana akan baik tumbuhan yang tumbuh di permukaannya, sudah pasti jawabnya adalah tumbuhan tidak sehat, sehingga ia butuh banyak air. Karena air membawa mikro organisme yang dikonsumsi oleh tumbuhan - jika kurang air bagaimana jadinya, tumbuhan akan mengering dan mati.

Sebenarnya tumbuhan tidak butuh banyak air, hanya cukup saja, tidak seperti sawah yang kita tahu sampai menggenang 20 cm, makin banyak air yang di butuhkan oleh tumbuhan yang hidup di permukaan tanah (bukan tumbuhan air) adalah indikator tanah sudah tidak subur atau sakit.

ANALOGI TANAH

Tanah adalah media hidup, kata Pak Atma Agus Hermawan (tutor SRI), tanah itu seperti piring tempat kita makan dan nasi dan lauk pauk yang manusia makan adalah mikro organisme bagi tumbuhan. Jika tanah sakit atau rusak bagaimana bisa menampung mikro organisme untuk hidup dan berkembang. Sama saja dengan piring makan kita, jika piringnya rusak atau pecah bagaimana bisa menampung makanan? Bagaimana tumbuhan akan makan kalau tempat makannya rusak? Oleh karena itu kunci dari menanam tumbuhan adalah tanah atau medianya harus sehat dan baik sehingga makanan berupa mikro organisme akan hidup dan berkembang biak - semakin sehat tanah semakin memicu organisme hidup di tanah, itu artinya semakin banyak makanan atau nutrisi untuk tumbuh-tumbuhan. Kalau makanan di piring makan kita habis bisa tambah lagi dengan makanan yang baru, bagaimana halnya dengan tanah? Tanah juga harus di tambah makanan/nutrisinya dengan pupuk. Petani Indonesia umumnya menggunakan pupuk kimia, seperti urea, kcl, dan banyak nama lainya. Pupuk kimia memang bereaksi amat cepat terhadap tumbuhan, karena namanya juga bahan kimia - ia dibuat dengan rangkaian unsur yang memang langsung dibutuhkan oleh tumbuhan, puupuk kimia seperti tablet atau sirup vitamin bagi manusia (suplement). Pertanyaanya bagamana jika kita hanya memakan suplement tanpa makanan pokok yang sempurna dan sehat?

TANAH MEMBUTUHKAN BAHAN ORGANIK (BO)

Bahan organik atau sebut saja BO dibutuhkan tanah karena di dalam BO terdapat organisme dan BO adalah makanan bagi organisme yang lainnya, makin bervariasi BO nya makin banyak organisme lain yang datang bahkan menetap. sirkulasi yang demikian menjadikan tanah subur, cirinya adalah tanah tidak lagi padat/gembur dan warnanya tidak pucat, sehingga tanah mudah diolah, bahkan tanah mampu menahan air lebih lama, sekalipun permukaan tanah tampak kering sesungguhnya ia banyak mengandung air dan air adalah sumber kehidupan, kalau sumber kehidupan selalu ada maka sudah pasti banyak yang datang untuk menetap. Jika tanah banyak organismenya maka sudah pasti tumbuhan akan mudah mendapatkan makan sebagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang dan berbuah.

Read More......

Jumat, 13 Juni 2008

komposting di griya cempaka arum





Griya Cempaka Arum terletak di Timur Kota Bandung 3 km dari Jalan Raya Soekarno Hatta - Gede Bage. Secara geografis GCA di kelilingi oleh hamparan sawah nan luas dengan sungai cinambo menghiasi perjalanan menuju kearahnya. Berpenduduk sekitar 2000 jiwa dengan kurang lebih 700 kepala keluarga, karena suasana yang masih alami dan dikelilingi oleh hamparan sawah yang sebagian besar sudah tidak digarap, maka GCA amat banyak mendapat hembusan angin. Seiring angin berhembus udara dingin segar menyentuh kulit terasa segar dan nikmat. Namun sayang seribu sayang kenikmatan itu menjadi lenyap-musnah terjegal dengan bau busuk yang menusuk akibat penumpukan sampah yang terlambat di angkut oleh petugas.

Singkat cerita beberapa ibu-ibu bijaksana berkumpul untuk membicarakan persoalan ini, kesimpulanya hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena berdampak buruk kepada generasi penerus terutama anak-anak mereka. Kasih sayang seorang ibu ternyata memang begitu besarnya sehingga dalam suatu hari terlihat mereka bergotong royong bergumul dengan sampah yang bau dan kotor hanya untuk demi kebaikan lingkungannya.

Semangat yang berkobar melebihi semangat Kartini ini hanya mengundang beberapa element masyarakat lain, aksi ibu-ibu perkasa ini berjalan perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit dukungan mulai berdatangan dari dalam maupun luar, kegiatan demi kegiatan mulai merangkak. Tujuan utamanya adalah mencoba memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya waste management, mengelola sampah dari rumah tangga, dari element terkecil masyarakat. Memberikan pelatihan mengenai betapa mudahnya mengelola sampah rumah tangga dan betapa besar manfaatnya.

Setiap sabtu pagi, setelah rampung melakukan pekerjaan utamnya, yaitu mengurus rumah dan anak-anaknya, para ibu-ibu luar biasa ini menuju TPS bersiap-siap bergumul kekotoran dan bau. Ratusan kilo sampah di pilah, di dekomposisi, di bolak-balik tiap minggunya, dikarungi, disaring dan dijual. Semua mereka lakukan tanpa kenal lelah dan semangat yang tidak pernah kendur.

Di samping ini adalah gambaran bagaimana beratnya mengelola sampah tanpa bantuan pemilahan dan profesionalisme pekerja angkutan sampah. Belum lagi harus melakukan komposting, membolak-bali tumpukan kompos yang memang tidak maksimal dalam pemilahan dikarenakan keterbatasan sumberdaya - baik sumber daya manusia maupun lainnya. Dengan semangat juang yang tinggi semua terlampaui dengan mudah dan tanpa rasa berat - semuanya dilalui dengan kepuasan yang luar biasa setelah kami mampu menghasilkan kompos yang berkualitas dan begitu diminati masyarakat.

Read More......

Masyarakat adalah sekolompok orang yang memiliki pemikiran, kepentingan dan keterikatan hukum, karena faktanya masyarakat terdiri dari orang-orang yang memiliki pemikiran dan kepentingan. untuk menjaga mereka dari berbagai hal negatif yang tidak diinginkan disepakatilah hukum atau aturan untuk mengatur mereka.Komponen masyarakat adalah 1. masyarakat itu sendiri; 2.pemikiran; 3.kepentingan; 4.hukum atau aturan.

Hukum yang di tetapkan atau disepakati itu dijalankan oleh pemimpin untuk mengatur masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat. Pemimpin itu mutlak melaksanakan hukum dan aturan yang telah disepakati tersebut jika ada penyimpangan maka wajib dilakukan peneguran, kemudian pemimpin wajib meminta maaf dan memperbaiki kesalahannya. Jika sudah ditegur masih berbuat kesalahan yang sama, tidak merasa bersalah dan tidak mau memperbaiki kesalahannya, maka pemimpin tersebut wajib dihukum. Hukumannya berupa pencopotan jabatan dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku, bahkan jika kesalahannya tersebut merugikan siapa saja baik materil maupun moril, pemimpin yang telah dicopot jabatannya tersebut wajib mengganti atau meminta keridhaan dari yang dirugikan.

Read More......

MEMILAH SAMPAH…?

MEMBUANG SAMPAH SESUAI DENGAN JENISNYA.

“Nak …, jangan lupa bungkus permennya dibuang sampah pada tempatnya!” Si anak dengan piawainya membuka bungkus permen kemudian berlari menuju ke tempat sampah yang terletak di sudut depan pekarangan rumahnya. Si anak membuka tutup tempat sampah sambil menutup hidungnya, karena ketika dia membuka tutup tempat sampah tersebut bau tak sedap menyeruak kesetiap syaraf penciumanya yang masih fresh, ia pun membuang sehelai bungkus permen yang isinya telah lumat dikunyahnya. Kemudian ia kembali mendekati ibunya yang sedang asik menyapu teras rumah, sang Ibu terkesima melihat perubahan air muka pada si bocah yang lugu itu, seketika itu juga bocah kecil lugu itu berkata : “Ibu…aku gak mau lagi buang sampah di depan, bau, banyak lalatnya lagi.” Sang ibu menjadi kaget dan terkesima, ia mendekati anaknya dengan penuh kasih sayang, ibunya berkata : “Masa nak…yuk coba kita lihat lagi tempat sampah di depan, sekalian ibu mau membuang kotoran lantai.” Sang Ibu dengan tergesa-gesa menyelesaikan pekerjaan menyapu lantainya-mewadahi kotoran lantai ke sebuah pengki kemudian menggandeng anaknya menuju tempat sampah di depan rumahnya.

Sampai di depan rumah, di tempat pembuangan sampah rumahan yang terbuat dari campuran semen-pasir dan tumpukan batu bata, sang ibu sambil menyelidik membuka penutup tempat sampah yang terbuat dari kayu,.... seketika bau menyengat keluar dari tempat sampah tersebut. Di bukanya lebar-lebar penutup tempat sampah, tempat sampah itu masih terlihat kosong lebih dari 3/4nya, tapi bau dan lalat sedemikian menyengat dan banyaknya. Bukan main kagetnya sang ibu karena telah membiarkan anaknya mendekati bahkan menyentuh sumber penyakit yang bisa mengganggu kesehatan tubuh anaknya, atau bahkan bisa merenggut jiwanya karena bakteri, protozoa, jamur dan banyak lagi. Sang Ibu yang bijaksana itu berkata kepada anaknya sambil menutup penutup tempat sampah yang berpenyakit dan bau itu, “ Ia nak, kamu tidak perlu membuang sampah ke sini lagi, nanti Ibu akan bicara kepada Bapak supaya dibuatkan tempat sampah yang lebih baik dari ini, supaya tidak bau dan banyak lalatnya, nanti kamu membuang sampah di tempat yang baru itu.” Si anak mengangguk dengan wajah memerah kesenangan.

Fragmen singkat tadi adalah sebuah fakta, meskipun cerita di atas bukan kenyataan namun permasalahan yang dihadapi Ibu-ibu dan masyarakat pada umunya relative sama, mengenai penanganan strategis sampah rumah tangga. Solusinya adalah 3R, yaitu Reducing (mengurangi) volume pembuangan sampah, Recycling (mendaur ulang – dengan bantuan pihak industri) dan Re Use (menggunakan kembali barang-barag yang masih bisa bermanfaat).

REDUCING (Mengurangi Volume Pembuangan Sampah)

Mengurangi volume pembuangan sampah dengan membatasi keperluan sebatas kebutuhan, jika tidak terlalu dibutuhkan atau masih ada barang lain yang serupa dan masih bisa digunakan tidak perlu mengganti atau menambah barang yang lama. Dengan Reducing atau mengurangi ini dua manfaat sekaligus didapat Volume Sampah berkurang dan Hemat Biaya.

RECYCLING (Mendaur Ulang – dengan bantuan para pihak Industri)

Pada umumnya proses Recycling memang dilakukan di pabrik-pabrik atau paling tidak industri-industri rumahan. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan bagi Ibu-ibu rumah tangga atau Bapak-bapak yang memiliki rutinitas keseharian yang padat dapat berpartisipasi dalam tataran proses Recycling ini, yaitu dengan memisahkan antara sampah organik (yang berasal dari makhluk hidup) dan non organik (yang bukan berasal dari makhluk hidup), bahkan jika perlu memisahkan juga sampah B3 (zat kimia dan racun). Dengan memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya akan memudahkan proses daur ulang, berikut ini adalah proses perjalanan recycling atau daur ulang ;

  1. Di tempat pembuangan sampah (TPS/TPA) para pemulung memilah sampah kering berdasarkan jenisnya diantaranya jenis plastic, kertas dan logam. Plastic, kertas dan logam terklasifikasi menjadi beberapa katagori, makin spesifik jenisnya maka makin mahal harganya.
  2. Setelah dipilah berdasarkan jenis dan klasifikasinya sampah-sampah tersebut di bersihkan dari kotoran atau sesuatu yang menempel bukan dari jenisnya, untuk plastik perlu di cuci, logam dan kertas cukup memisahkan saja. Sama halnya dengan proses pemilahan, semakin bersih sampah-sampah yang telah terklasifikasi, semakin tinggi harga jualnya.
  3. Proses berikutnya adalah pencacahan dan peleburan. Setelah sampah-sampah tersebut menjadi satu jenis (berdasarkan kebutuhan) dan bersih, proses berikutnya adalah pencacahan, pada umumnya proses ini tidak di lakukan pada sampah jenis logam. Pencacahan hanya dilakukan pada jenis plastik dan kertas, untuk jenis plastik padat pencacahan dilakukan dengan proses aerasi (menggunakan air) sebagai media peredam panas untuk menghindari proses pemuaian yag berlebih pada plastik. Untuk jenis kertas dan plastik lunak seperti kantung keresek dan jenis PE tidak membutuhkan air tetapi membutuhkan alat pencacah yang berbeda dan pisau (blade) yang lebih tajam memotong. Untuk proses pencacahan dengan air out put atau hasil cacahan mutlak harus kering jika tidak akan mengurangi nilai jual sesuai dengan kadar air dari hasil cacahan.

Peleburan adalah proses akhir dari daur ulang sehingga sampah-sampah yang tidak bermanfaat tadi bisa dijadikan bahan yang multi manfaat berdasarkan produksi. Hasilnya adalah biji plastik yang dapat di pergunakan untuk berbagai kebutuhan produksi, kertas daur ulang yang kualitasnya tidak berbeda dengan kertas bukan daur ulang, dan logam leburan yang memiliki kualitas ketahanan sedikit berbeda dengan kualitas logam dari alam, namun hal ini sepadan dengan nilai jual atau belinya yang begitu jauh marginnya.

Tidak hanya kelas pabrik atau home industri saja yang bisa melakukan proses recycling, rumah tangga juga bisa melakukannya bahkan bisa menjadi bisnis yang menjanjikan jika dikelola dengan management yang tepat. Seperti halnya pemilahan jenis plastik, kertas dan logam, apa susahnya memilah tiga jenis bahan utama industri ini, siapapun bisa melakukannya. Dengan sedikit pengalaman dan pengetahuan anda juga bisa membedakan klasifikasi berdasarkan kebutuhan industri seperti berikut harga pasaran lapak-lapak umum :

Luar biasa bukan, sudahkah anda menghitung berapa banyak rupiah yang sudah anda buang jika saja semua itu anda perhitungkan, atau bahkan anda berniat untuk melakukan bisnis barang-barang bekas. Mungkin juga anda ingin menjadi pelaku industri rumahan setidaknya dengan menggunakan barang-barang recycling sehingga keuntungan bisa berlipat ganda. Dengan recycling tidak hanya bisa mengurangi volume sampah tetapi bahkan bisa menjadi sumber bisnis yang besar dan luar biasa manfaatnya.

Industri rumahan atau home industry bisa saja dilakukan dengan memproduksi berbagai kerajinan tangan atau membuka toko barang-barang antik.

RE USING (Menggunakan Kembali dan Memaksimalkan Manfaat)

Berpikirlah beberapa kali jika mau mengganti barang-barang lama anda, cukupkan informasi mengenai barang lama anda, apakah masih bisa diperbaiki, atau masih bisa dipergunakan untuk keperluan lain, misalnya ember bocor untuk komposting, selang bekas untuk menjemur pakaian, panci dan baskom bekas untuk pot dan banyak lagi hal lainnya. Hanya memerlukan sentuhan kecil, kreatif dan terampil semuanya akan menjadi lebih bermanfaat dan lebih indah. Siapa yang tidak mau disebut terampil dan kreatif, oleh karena itu Maksimalkanlah pemanfaatan barang-barang bekas anda dan panjangkanlah umur penggunaan barang-barang lama anda. Itu semua bermanfaat bukan Cuma untuk anda, juga untuk generasi dan alam lingkungan kita.

KOMPOSTING

Setelah berpanjang lebar mengenai sampah kering, bagaimana dengan sampah basah atau organik? Penjelasannya demikian. Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta menciptakan segala sesuatu lengkap dengan solusinya, jadi mudah saja rumusnya : “yang dari alam dikembalikan kepada alam dengan komposting dan yang berasal dari pabrik dikembalikan kepada pabrik sebagai Produsen.”

Cobalah untuk berpikir lebih simple dan rasional sehingga pemecahan problem sampah ini tidak menjadi sulit dan memerlukan biaya yang luar biasa besarnya. Seharusnya karena sampah adalah salah satu siklus alam (karena mustahil manusia atau makhluk hidup tidak menimbulkan limbah/sampah) jadi solusinya seharusnya mudah dan murah bahkan gratis.

KESIMPULAN

Penanganan masalah sampah harus dimulai dari tingkat yang paling rendah yaitu keluarga. Setiap rumah tangga harus mampu mengelola sampahnya sendiri. Dengan kata lain sampah rumah tidak di buang keluar rumah. Oleh karena itulah, setiap keluarga harus memiliki manajemen sampah, Masalah sampah berkaitan dengan kesadaran masyarakat, paradigma masyarakat Indonesia dewasa ini membutuhkan sebuah gerakan penyadaran akan pentingnya lingkungan bersih tanpa sampah, meskipun hal ini sulit diterapkan – penting artinya sebuah kegiatan atau gerakan meskipun kecil demi kemashlahatan – jika tidak kapan lagi harus berbuat.

Pengelolaan sampah berkaitan erat dengan budaya dan pendidikan, suatu daerah yang madaniyah lebih maju karena budaya dan pendidikannya lebih baik. Di Indonesia terkenal sebagai negara kaya, tetapi sikap salah yang berkepanjangan, yaitu : sampah adalah urusan pemerintah.” Pemerintah pun mengambil peran terlalu besar mengurusi sampah, seharusnya Pemerintah menggabungkan sistem yang telah ada dengan kultur masyarakat, sehingga masyarakat dapat memperoleh average secara ekonomi, maksudnya apabila segala sesuatu dilakukan dengan konsep yang tepat maka akan memiliki nilai tambah yang bermanfaat.

Memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan kompos yang berguna bagi pertanian rumah tangga atau pertanian independen, misalnya dalam penanaman stroberi, padi dalam pot, dan kangkung untuk konsumsi domestik. Selain pertanian juga bisa mengembangkan potensi industri rumahan dengan mengkreasikan kembali barang-barang bekas menjadi sesuatu yang unik dan bermanfaat atau mendaur ulang bahan-bahan tertentu sehingga menjadi produk yang benar-benar baru. Melalui pendekatan ekonomi independen rumah tangga, banyak orang tertarik mempelajari hidup tanpa sampah.

Membina masyarakat dan pengembang dalam membuang sampah dan membentuk motivator-motivator lingkungan pada tataran komunitas serta bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengelola limbah seharusnya menjadi perhatian kita bersama terutama pemerintah daerah. Kunci keberhasilan management sampah modern ada di dalam satu kalimat yaitu, membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Membuang sampah dengan tanpa memilahnya adalah tradisi primitive dimana rasio dan akal manusia menjadi mandul dan tumpul. Pertanyaanya adalah ada di posisi manakan anda?

Jadi jika seorang Ibu bijak di dalam narasi di atas menceritakan tentang nasihat kepada anaknya untuk membuang sampah pada tempatnya adalah sudah baik maka sudah saatnya menjadikannya untuk lebih baik atau tepatnya menjadikannya benar, yaitu memilah sampah dan membuangnya sesuai dengan jenisnya…… Read More......

upya zero waste


MENUMBUHKAN KESADARAN MASYARAKAT

Sang Maha Pencipta menciptakan bumi dan langit serta isinya untuk manusia, dan Dia menurunkan air hujan, lalu tumbuhlah pepohonan, tersedianya sumber daya alam adalah sebagai rezki untuk manusia; karena itu wajiblah kita menjaga kelestariannya, memaksimalkan manfaatnya dengan tanpa atau sedikit kerugian. Jangan sampai terjadi kesalahan dan kekhilafan di masa lalu berulang, jadikanlah pelajaran beberapa fakta yang buruk sebagai ujian untuk melakukan perbaikan dengan berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran....

Definisi Sampah :Limbah atau sampah adalah berbagai benda padat atau cair yang terbuang dari hasil kegiatan manusia atau alam dan dianggap tidak berguna.

Komposisi Sampah Pada Umumnya :SampahOrganik±50% – 70%
Sampah anOrganik ± 30% – 50%

Jenis-jenis Sampah :

SampahOrganik : sampah/limbah yang dapat membusuk dan dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk/kompos. Contoh : sisa makanan, sayuran, buah-buahan, daun-daunan, dan lain-lain

Sampah anOrganik,yaitu : sampah/limbah yang bernilai ekonomis atau bisa didaur ulang. Contoh : berbagai jenis kertas (kecuali tissue), berbagai jenis plastic, macam-macam botol/gelas/kaca, kaleng, logam, dan lain sebagainya

sampah atau limbah b3 , yaitu : sampah campuran yang belum dapat dimanfaatkan. Contoh : kertas tissue, puntung rokok, bekas drypers/pembalut wanita, sampah B3 (baterai bekas, bola lampu/lampu TL, sisa obat-obatan atau zat kimia.

Bahaya Sampah : Mengakibatkan pencemaran lingkungan, pembakaran sampah dapat menyebabkan penipisan ozon bahkan pembakaran plastik akan menghasilkan gas dioksin yang dapat menyebabkan kangker dan merusak sel-sel setiap makhluk hidup bahkan tanah, penimbunan sampah tanpa pengelolaan dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit dan keracunan.
“Setiap kegiatan yang dilakukan manusia selalu menghasilkan sampah” (Bali Fokus) text-indent: 36pt;">

Sampah menjadi eksis karena keberadaan manusia, perlu disadari bahwasanya sampah adalah produksi manusia dan makhluk hidup lainya, namun manusia memiliki tanggung jawab yang lebih karena eksistensi manusia itu sendiri

Penanganan masalah sampah harus dimulai dari tingkat yang paling rendah yaitu keluarga. Setiap rumah tangga harus mampu mengelola sampahnya sendiri. Dengan kata lain sampah rumah tidak di buang keluar rumah. Oleh karena itulah, setiap keluarga harus memiliki manajemen sampah, Masalah sampah berkaitan dengan kesadaran masyarakat, paradigma masyarakat Indonesia dewasa ini membutuhkan sebuah gerakan penyadaran akan pentingnya lingkungan bersih tanpa sampah, meskipun hal ini sulit diterapkan – penting artinya sebuah kegiatan atau gerakan meskipun kecil demi kemashlahatan – jika tidak kapan lagi harus berbuat.

Pengelolaan sampah berkaitan erat dengan budaya dan pendidikan, suatu daerah yang madaniyah lebih maju karena budaya dan pendidikannya lebih baik. Di Indonesia terkenal sebagai negara kaya, tetapi sikap salah yang berkepanjangan :sampah adalah urusan pemerintah.

Pemerintah pun mengambil peran terlalu besar mengurusi sampah, seharusnya Pemerintah menggabungkan sistem yang telah ada dengan kultur masyarakat, sehingga masyarakat dapat memperoleh average secara ekonomi, maksudnya apabila segala sesuatu dilakukan dengan konsep yang tepat maka akan memiliki nilai tambah yang bermanfaat.

Memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan kompos yang berguna bagi pertanian rumah tangga atau pertanian independen, misalnya dalam penanaman stroberi, padi dalam pot, dan kangkung untuk konsumsi domestik. Selain pertanian juga bisa mengembangkan potensi industri rumahan dengan mengkreasikan kembali barang-barang bekas menjadi sesuatu yang unik dan bermanfaat atau mendaur ulang bahan-bahan tertentu sehingga menjadi produk yang benar-benar baru. Melalui pendekatan ekonomi independen rumah tangga, banyak orang tertarik mempelajari hidup tanpa sampah

Membina masyarakat dan pengembang dalam membuang sampah dan membentuk motivator-motivator lingkungan pada tataran komunitas serta bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengelola limbah seharusnya menjadi perhatian kita persama terutama pemerintah daerah.

Mari sama-sama kita menciptakan hidup tanpa sampah …….”
Read More......