Rabu, 27 Mei 2020
Sabtu, 01 Februari 2020
Persampahan Dan Budidaya BSF
Merebaknya budidaya BSF di berbagai penjuru Kota dan Desa di Indonesia didominasi oleh para peternak unggas dan aneka jenis ikan. Hal ini mengindikasikan kebutuhan pakan ternak yang demikian tingginya, meskipun begitu namun prakiraan kami jumlah para peternak yang budidaya bsf atau setidaknya mau budidaya bsf masih terbilang sedikit dibanding yang sudah budidaya bsf.
Read More......
Karena kebutuhan akan pakan ternak yang tinggi, seringkali para peternak tidak memperhitungkan terkait persoalan utama dari masalah budidaya bsf yaitu pasokan s.o.d (Sampah Organik Dapur). Seringkali para pembudidaya bsf yang awalnya adalah peternak unggas dan berbagai jenis ikan hanya menargetkan hasil maggot bsf untuk pakan ternaknya. Sampai pada saat mereka bingung memberi asupan s.o.d buat maggot-maggot mereka.
Terjadi juga di level akademisi, ternyata yang banyak melakukan penelitian terhadap budidaya bsf adalah fakultas ilmu biologi dan / atau ilmu hayati. Paling jauh yang kami tahu ekonomi kehutanan.
Jadi muncul pertanyaan kenapa di ilmu lingkungan dan / atau teknik lingkungan tidak ada? Sedangkan masalah yang muncul terkait budidaya bsf adalah bagaimana mensupply s.o.d dalam kapasitas tertentu.....
Berikut kutipan whatsaap dengan Prof Agus Pakahan , sebagai akademisi sekaligus praktisi budidaya bsf :
" ......Ide yang bagus. Kita perlu membahas mulai dari:
1. Pasar dunia. Sampai sekarang Uni Eropa belum bersedia memasukkan BSF ke dalam list yang boleh masuk dari INdonesia ke UE;
2. Perbaikan sistem pengelolaan sampah sekarang. Fakta: proses tersulit dalam pengembangan BSF adalah kesulitan mendapatkan sampah. Banyak faktor penyebabnya.
3. Isu Nagoya Protokol terkait dengan biodiversitas dll., yang belum jelas dalam prakteknya supaya semua berjalan win-win seperti apa;
4. Status apakah BSF halal, makruh atau haram? Yang jelas baru dari madzhab Imam Maliki: Semua insek halal! Tanpa hal ini dibereskan lewat MUI kita akan kerepotan nanti. dll
Dari sisi sinergitas lintas dinas dan lintas kementrian atau departemen, banyak yang pesimis karena birokrasi dan komunikasi lintas birokrat. Padahal Hulu dari budidaya bsf ini adalah "Masalah Sampah" , kabar baiknya bsf mampu menyelesaikan s.o.d (setidaknya 40% dari komposisi sampah-klhk 2018- (lihat tulisan sebelumnya)). Komposisi terbesar dari total timbulan sampah, ini tugas Kemen.PUPR & KLHK di level pusat, di tingkat provinsi dan Kabupaten / Kota dinas pu dan dlh. Pertanyaannya berapa banyak dinas-dinas yang bertebaran melakukan biokonversi bsf untuk mengurangi 40% saja dari Sampah daerah masing-masing? Atau setidaknya melakukan peran aktif memfasilitasi para pegiat BSF? Baru direktorat pengelolaan sampah KLHK Dan DLH Provinsi Jawa Barat yang kami tahu berupaya untuk melakukan sosialisasi terkait menghabiskan s.o.d dengan biokonversi bsf.
Ini adalah Hulu dari kegiatan biokonversi bsf atau budidaya bsf.
Hilirnya adalah pakan ternak, setidaknya unggas adan aneka jenis ikan. Kementrian pertanian yang membawahi direktorat peternakan belum terdengar berkegiatan terkait bsf. Yang lumayan terdengar adalah kementrian kelautan dan perikanan. Mudah-mudahan ke depan semua nya bisa sinergi sehingga persoalan persampahan Kita bisa terselesaikan dengan baik meski 40% saja.
Tidak hanya persoalan persampahan yang terselesaikan, persoalan ketersediaan pakan ternak hingga kualitas asupan nutrisi berupa protein hewani dari ternak juga.....yang luar biasanya ini semua akan membuka peluang bagi wira usaha baru (WUB) yang seeing digembar - gemborkan itu.
Semoga bermanfaat.....
Minggu, 29 Desember 2019
Memperkenalkan BSF Sebagai Pengurai Sampah Organik Dapur (S.O.D) Kepada DLH Se Jawa Barat
Di what's App Group Paguyuban Pegiat Maggot itu diskripsinya , sebagai berikut :
Read More......
Membangun jejaring komunikasi sesama pegiat maggot, dan perencanaan strategis untuk membangun jejaring, advokasi, audiensi bersama stakeholder.
Maka Kali ini PPM memanfaatkan momentum bicara di hadapan dlh-dlh se Jawa Barat untuk membangun komunikasi dan merencanakan bagaimana melakukan "zero food waste" atau kami biasa sebut dengan tagar #NOLkanSOD.
PPM yakin mampu melakukan nya, tentu tidak sendirian. Semakin banyak pihak terangkul semakin cepat pergerakan, semakin banyak pihak bergerak semakin banyak s.o.d terolah.
Ajakan PPM kepada perwakilan-perwakilan dlh se- Jawa Barat, untuk melakukan olah s.o.d tidak bisa ditolak karena komposisinya besar, mudah, murah, cepat, bermanfaat besar dan sudah banyak yang melakukan di berbagai daerah.
Hulu s.o.d adalah masyarakat secara umum, skpd yang terkait adalah dlh. Hilirnya adalah pakan ternak, skpd yang terkait dinas Peternakan Dan Ketahanan Pangan. Semua berjalin tidak boleh putus, agar Menjadi sebuah sistem yang baik dan alami.
Bagaimana dengan pengolahan ya?? Tentu saja pemerintah dalam Hal ini dlh sebagai leadernya karena dlh punya fasilitas, energi, regulasi, jaringan dan lain-lain. DLH Kota & Kabupaten adalah faktor utama yang bisa mempercepat proses ini, provinsi dan pusat tentunya berperan dalam skup yang lebih besar dimana Kota & Kabupaten menghadapi kesulitan.
Poin utamanya adalah bagaimana menghasilkan bibit bsf secara kesinambungan. Berikutnya adalah memanfaatkan maggot bsf sebagai pakan ternak.
Labels:
Evaluasi Dan Kinerja JAKSTRADA,
Review,
Workshop
Kamis, 05 Desember 2019
Jakarta Timur, Kota Bekasi, Kabupaten Bandung Dan Kota Bandung
Disaat yang hampir bersamaan Paguyuban Pegiat Maggot berkegiatan di 4 (empat) daerah sekaligus ; TPS Citepus Kelurahan Pasawahan Kabupaten Bandung, TPS Medan Satria Kelurahan Kali Baru Kota Bekasi, TPS Derwati Kelurahan Ranca Bolang Kota Bandung dan Jatinegara Kaum Jakarta Timur yang menamakan dirinya Lintas Generasi Kaum (LGK).
Read More......
Citepus memulai olah s.o.d dengan biokonversi bsf tanggal 27 oktober 2019, Medan Satria Kota Bekasi 2 November 2019 dan Ranca Bolang 13 November 2019, LGK sekitar 8 November 2019.
Ke tiga lokasi Citepus, Medan Satria Dan Ranca Bolang mengembangkan metode biokonversi dengan jumlah bibit yang sama , yaitu 100gram telur bsf dan 10kg prepupa, dengan perbedaan sarana dan prasarana sesuai kemampuan masing-masing. Berbeda dengan Jatinegara Kaum, di sini memulainya dengan jumlah bibit jauh lebih kecil, yaitu 7gram telur bsf dan 1kg prepupa dan larva.
Satu-satunya lokasi yang bukan TPS adalah Jatinegara Kaum, teman-teman LGK masih mengukur suplai s.o.d untuk maggot bsf mereka. Namun demikian semua tetap berjalan ; mengolah s.o.d dengan biokonversi bsf, sebagai upaya meminimalisir jumlah Sampah yg nantinya akan berakhir di TPA.
Untuk mengikuti gerak PPM di beberapa daerah tersebut silahkan follow :
Visit to Like my Page-https://www.facebook.com/ppm.bsf
Atau
YouTube : PPM BSF , https://youtu.be/MaJj7CLTz3k
beberapa lokasi sudah di tag pada Google map , sebagai berikut :
PPM BSF CITEPUS
Pasawahan, Dayeuhkolot, Bandung, West Java
0812-2144-114
https://maps.app.goo.gl/DjDaXrKdiBjktEbMA
PPM BSF BS DADALI MS
Jalan Bali III No.101, RT.001/RW.004, Kel. Kali Baru, Kec. Medan Satria, Kota Bks, Jawa Barat 17183
0813-8197-2779
https://maps.app.goo.gl/wfF2eSuVdtkjxKk57
6°58'03.9"S 107°41'11.9"E
Jl. Raya Sapan, Derwati, Kec. Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat 40292
https://goo.gl/maps/5ErHbtsZKKp5byzPA
Minggu, 21 April 2019
Rabu, 13 Maret 2019
Selasa, 19 Februari 2019
Langganan:
Postingan (Atom)