Senin, 18 Januari 2010

Proses 3R Atasi Masalah Sampah

Kamis, 12 November 2009 , 09:56:00 dari www.pikiran rakyat.com

BANDUNG, (PRLM).- PD Kebersihan targetkan 150 RW di Kota Bandung melaksanakan proses 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pada 2010 mendatang. Dengan target 10 persen dari total sampah yang ada di Kota Bandung telah dikekola melalui 3R. Diharapkan, hal tersebut akan sejalan dengan penurunan jumlah volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Hal tersebut diungkapkan Direktur PD Kebersihan Cece Iskandar, dalam kegiatan Pelatihan Program Bank Sampah dalam sosialisasi 3R, Kamis (12/11). Target tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung..................

Cece mengungkapkan dengan jumlah penduduk Kota Bandung yang diperkirakan mencapai 2,5 juta jiwa, timbulan sampah di sumber sampah Kota Bandung adalah 7.500 m3 perhari. Jumlah itu setara dengan 2.000 ton. Sementara, jumlah sampah yang terangkut adalah 4.050 m3 atau 1.000 ton.

Merujuk pada kondisi tersebut, Cece mengatakan perlu dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya dengan melaksanakan 3R.

Ia menambahkan, dengan melakukan 3R tidak hanya akan mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA. Tetapi juga memiliki aspek ekonomi yang dapat menghasilkan. "Sampah yang sudah dipilah akan memiliki nilai jual yang tinggi. Hal itu akan memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat dan para pelaku daur ulang sampah," ujarnya.

Hal itu, lanjut Cece, telah ia rasakan langsung. Ia mengaku setiap bulannya mampu memilah sedikitnya satu karung sampah anorganik. Sampah tersebut dapat dijual dengan harga Rp 20.000. "Sampah itu bisa menghasilkan juga. Kalaupun tidak, kita bisa secara tidak langsung bersedekah dengan memberikan sampah tersebut ke pemulung, karena mereka dapat menjual sampah itu," ucapnya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mengurangi sampah sampai dengan 10% persen melalui proses 3r, itu salah. Sampahyang dikurangi oleh proses 3r itu lebih dari 50%. buktinya para pemulung, lapak2, bandar2 sampai pabrik daur ulang haus akan bahan2 yang berasal dari sampah.

Coba minta beliau (pak cece) untuk menjelaskan berapa perbandingan sampah organik dan anorganik di wilayahnya, pasti gak karuan atau terbukti analisa saya.

Persoalannya PD.KEBERSIHAN itu tidak punya data akurat mengenai sampah yang dikelolanya, semua itu kira2 aja, yang jauh dari kondisi realnya.

Berikutnya PD.Kebersihan itu seperti bayi yang sudah puluhan tahun umurnya, sampai sekarang aja masih nyusu (disubsidi) terus sama pemerintah sampai em-em an. Mereka tidak mandiri dan jauh dari profesionalisme.

Itu yang kasat mata komodeui nu teu katingali, sudah saatnya BPK, KPK, atau lembaga audit lainnya mengkaji Lembaga yang satu ini.

Alih-alih bade bebersih malah picilakaeun (loba mubadzir)jeung nyeepkeun duit rakyat hungkul.