PARADIGMA BARU
PERSAMPAHAN 3
Fardu Kifayah adalah status hukum
dari sebuah aktivitas dalam Islam yang wajib dilakukan,
namun bila sudah dilakukan olehmuslim yang lain maka
kewajiban ini gugur. Contoh aktivitas yang tergolong Fardu Kifayah :
·
Amar ma'ruf nahi munkar
·
Jihad ibtida`i
·
Mendirikan Khilafah
·
dll
Suatu perbuatan yang semula hukumnya fardhu kifayah bisa menjadi
fardhu 'ain apabila perbuatan dimaksud belum dapat terlaksana dengan hanya
mengandalkan sebagian dari kaum muslimin saja.
ALLAH MENCIPTAKAN
KESEIMBANGAN ALAM
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita
gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya ; hingga apabila angin itu telah membawa
awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan
di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam
buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.(QS.AL A’raaf(7) ayat 57)
………………dan Kami
tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu..
"[TMQ. Al-Hijr (15): 19-21)
Yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?(QS.Al Mulk(67)
ayat 3)
Keseimbangan alam adalah kunci
keberhasilan dari pengelolaan sampah. Jika sampah organic sudah menumpuk dan
sulit ditangani maka jangan tumpuk lagi sampah-sampah baru, buat sampah-sampah
itu cukup di suatu tempat dengan pengelolaan, siapkan infrastruktur alam yang
mendukung pengelolaan sampah, siapkan kondisi terburuk dari awal.
PELAJARAN DARI TERUNYAN
Bukan memperlakukan mayatnya
tapi pohon harum yang bisa menutupi proses alami penguraian mayat. Sebelum
membuat tempat pengelolaan sampah sangat dianjurkan untuk menanam pohon-pohon
yang wangi dalam Al Qur’an pohon-pohon ini disebut raihaan.
Dan biji-bijian
yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya(raihaan).(QS.Ar Rahman(55) ayat
12)
Pohon-pohon ini dari yang besar
dan mahal sampai yang kecil dan murah tersedia di Bumi kita, contoh : pohon
gaharu, cendana, cengkeh, pala, kapur barus dll. Untuk skala kecil bisa melati,
kenanga, lavender, pandan dll.
Pohon-pohon tersebut di atas
selain bisa menutupi bau tidak sedap pada awalnya bisa sangat menyegarkan baik
wangi dan pemandangannya. Khusus untuk pengelolaan dalam skala besar sangat
disarankan untuk melingkupi sekeliling tempat pengelolaan dengan kebun pohon
wangi dan mengaplikasikan lapisan-lapisan tanaman yang saling mendukung (compagnon).
Berikut
ini artikel mengenai permaculture atau agroforestry dari Muhaimin Iqbal : Perhatikan apa yang disusun
para ahli permaculture atau agroforestry dengan susah payah melalui riset-riset yang panjang, ternyata
semuanya sudah ada di ayat-ayat Al-Qur’an diawali dengan petunjuk di ayat
berikut :
“Dan di bumi ini
terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebunkebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu
atas sebahagian yang lain dalam memberi pangan. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tandatanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS 13:4)
Setelah
dengan susah payah-pun para ahli menyusunnya, mereka masih miss minimal untuk satu jenis
buah yang juga disebut buah kehidupan yaitu pisang. Buah yang tidak mengenal
musim dan dapat mencukupi hampir seluruh nutrisi yang dibutuhkan manusia ini –
harusnya mendapatkan tempat khusus dalam struktur permaculture atau agroforestry design.
Pisang
disebut secara khusus di antara buah yang banyak – yang tidak berhenti berbuah
dan tidak terlarang mengambilnya ( QS 56 : 29-33), pasti dia memiliki tingkat
kepentingan tersendiri. Dan pohon pisang inilah yang juga saya saksikan sendiri
ada di antara kurma, anggur, zaitun, delima dan tin di suatu kebun di Gaza – di
tempat yang pada umumnya para ahli tidak menduga pisang tumbuh, para ahli
mengira pisang adalah tanaman tropis !
Bahkan
di hutan tanaman pangan yang berumur 2000 tahun tersebut di atas, pisang adalah
juga merupakan salah satu tanaman utamanya – padahal Marocco juga bukan daerah
tropis seperti kita.
Dengan
membandingkan apa yang dihasilkan para ahli dan petunjuk yang ternyata jauh
lebih komplit dan terbukti secara nyata ada di beberapa tempat di permukaan
bumi ini, maka semakin jelas kini kebenaran petunjuk itu. Tinggal kita
mengikutinya untuk mulai membangun integrasi antara pertanian dan kehutanan
kita atau yang secara umum disebut agroforestry ini. Hanya saja berbeda dengan rancangan para ahli permaculture atau agroforestry pada umumnya, kita tidak
lagi perlu menduga-duga tanaman-tanaman apa yang cocok untuk saling
disandingkan dan unggul dalam sumber makanan itu. Kita tinggal membaca
petunjukNya, memahaminya dan tentu saja mengamalkannya di lapangan.
Insyaallah
laboratorium lapangan kita untuk ini termasuk greenhouse-nya sudah dalam proses pembangunan dan insyaAllah
selesai di bulan Ramadhan, seluruh bibit tanaman-tanamn Al-Qur’an-pun
Alhamdulillah telah lengkap kita kumpulkan antara lain juga dibantu para
pembaca situs ini. Kini tinggal ikhtiar kita untuk perbanyakannya, agar cukup
bibit nantinya bagi masyarakat yang akan menerapkan konsep Kebun-Kebun Al-Qur’an
untuk agroforestry
ini.
TEKHNIK PENGELOLAAN
SAMPAH
Semoga penjelasan
sebelumnya mampu mengarahkan kita pada visi yang sama dan menuju pada arah
serta tujuan yang sama. Karena semua tekhnik berikut tidak memiliki arti tanpa memahami
pola-pola keseimbangan alam dan dengan segenap keyakinan mampu menyelesaikan
persoalan yang luar biasa besar ini menjadi hal yang sangat mungkin
diselesaikan bahkan menjadikan manfaat yang luar biasa besar.
Jalan awal
dari pengelolaan sampah ini adalah klasifikasi bahan, sekurang-kurangnya antara
organic dan anorganik, karena tanpa mengkondisikan sampah menjadi dua jenis ini
tingkat kesulitan pengelolaan semakin sulit sehingga akan menggelembungkan
biaya, meskipun masih mungkin dilakukan.
MANAGEMENT
PERSAMPAHAN TERINTEGRASI
Sosialisasi
dan edukasi dengan menggunakan berbagai media dan penyuluhan mutlak harus
dilakukan secara kontiniu dan tidak pernah berhenti. Menjadikan trend
memisahkan sampah dari awal sehingga menjadi “GAYA HIDUP” patut dilakukan
sehingga harapan untuk menjadikan keberkahan dalam pengelolaan dan melibatkan
semua elemen yang sudah pasti akan merasakan keberkahan dari kegiatan ini.
Sortasi
di tempat pengelolaan wajib selalu ada meskipun suatu saat masyarakat sudah
tersadarkan dan pemisahan sampah sudah menjadi trend. Hal ini untuk memurnikan
sampah organic benar-benar terdiri dari bahan-bahan organic.
Mengklasifikasikan
sampah organic menurut jenis memang baik untuk menentukan campuran pada saat
pengelolaan sampah organic menjadi pakan ternak, tetapi hal ini adalah hal
khusus yang tidak sewajarnya dilakukan pada awal pengelolaan karena sangat
tidak efisien.
Pengelolaan
sampah ini pada akhirnya akan memproduksi produk-produk agro baik pertanian
maupun peternakan. Untuk sementara ini produk yang terlihat dan mampu dilakukan
adalah :
1.
KOMPOS
2.
PUPUK CAIR ORGANIK
3.
PAKAN TERNAK (ruminansia, unggas dan ikan)
Sebaik-baik produksi adalah menguasai hulu hingga hilir factor-faktor
produksi, jika target dari produksi adalah agro bisnis maka hilirnya adalah
konsumen yang akan mengkonsumsi produk agro. Maka sangat disarankan membuat
demplot-demplot agro sesuai dengan produk yang dihasilkan. Selain bisnis
pembuatan demplot-demplot tersebut juga akan semakin menyeimbangkan kondisi
sekitar pengelolaan sampah, tentu saja dengan bantuan ahli-ahli pertanian dan
peternakan.
PEMISAHAN SAMPAH
ORGANIK DARI SAMPAH ANORGANIK.
Pemisahan ini sangat penting dan
menjadi kunci utama keberhasilan pembuatan pakan, diupayakan jangan sampai ada
tercampur bahan-bahan anorganik.
Meskipun tekhnologi bisa
mempercepat proses, biaya yang tinggi dan proses yang tidak maksimal tidak
mereferensikan mesinisasi dalam proses ini kecuali sebagian saja, misalnya
konveyor belt, bak sirkulasi, magnetic short, blowing dan vibrating.
Yang paling maksimal adalah
pemisahan dari awal sehingga pada saat proses sudah tidak ada lagi bahan
anorganik. Bahan anorganik akan mengurangi mutu dan kualitas pakan.
PENCUCIAN.
Pencucian adalah proses untuk
membersihkan bahan sehingga terhindar dari bahan-bahan yang tidak diinginkan,
seperti : lumpur, pasir, metal, kimia berbahaya, bahkan plastic.
Ada beberapa keuntungan dengan
mencuci bahan diantaranya adalah membersihkan bahan dari berbagai unsure lain
yang tidak diperlukan selain itu material yang berat seperti metal akan
cenderung tenggelam dan yang ringan seperti plastic akan terapung, hal ini akan
menjadikan bahan lebih homogeny (hanya organic tanpa inorganic).
PENCACAHAN BAHAN
ORGANIK MENJADI POTONGAN KECIL-KECIL.
Makin kecil potongan makin baik
hasilnya, namun dalam kasus tertentu jika terlalu halus bahan akan menyebabkan
bahan organic seperti bubur. Sebenarnya proses pembuburan ini sangat baik jika
ditunjang dengan alat peras. Namun jika tidak maka bentuk cacahan yang cukup
kecil lebih baik.
Pencacahan ini adalah proses yang
tujuannya memperkecil volume bahan – sekecil mungkin agar memudahkan dalam
proses homogenisasi dan memudahkan dalam proses pembuatan pellet. Namun proses
grinder atau penumbukkan dengan batu misalnya akan menjadikan bahan membubur,
proses ini harus diteruskan dengan pemerasan, jika tidak akan menyulitkan
proses berikutnya atau bahkan menghambat proses.
Maka jika mesin peras tidak ada
maka proses chooping atau pencacahan adalah yang terbaik, karena hasilnya
potongan kecil-kecil dengan kandungan air yang masih cukup banyak, proses
setelah ini cukup membutuhkan penirisan di wadah berlubang kecil-kecil.
Alat yang disarankan mesin cacah
sampah organic untuk pembuatan kompos (APO), crasher plastic atau penggiling
kacang kedelei untuk pembuatan tahu.
PEMERASAN BAHAN.
Pemerasan berfungsi untuk
memisahkan antara cairan dan padatan, bahan padatan untuk pakan ternak dan
bahan cair untuk pupuk organic cair. Proses ini persis seperti pemerasan kelapa
parut menjadi santan.
Alat yang dipergunakan pun sama
seperti pemeras santan, namun dalam skala besar membutuhkan alat yang bisa
continue/berkelanjutan.
Alat yang disarankan mesin screw
press yang umum dipergunakan di beberapa Negara untuk memisahkan padatan dan
cairan dari kotoran ternak (sapi).
PENIRISAN BAHAN.
Proses ini dilakukan agar kadar
air dalam bahan organic berkurang, sekaligus membiarkan lalat bertelur pada
bahan. Proses ini membutuhkan waktu sekurang-kurangnya 3 jam – 1 hari (maksimal
10 hari).
Alat yang digunakan adalah kawat
berlubang dengan mass tertentu dibuat seperti meja yang dibagian bawahnya
terdapat penampung cairan seukuran meja kawat, kemudian diangin-angin.
PENGUKUSAN
Kukus bertujuan untuk
menghilangkan bakteri pathogen juga mengurai serat bahan-bahan organic,
penelitian membuktikan kandungan bahan yang dikukus, direbus dan dibiarkan saja
menunjukkan keunggulan pengukusan.
Dalam skala besar pengukusun bisa
continue dengan conveyor belt dan ruang steam khusus, sehingga proses bisa
lebih cepat dan banyak. Waktu dan suhu yang dibutuhkan adalah 10 menit dengan
panas 80®C.
FERMENTASI/UNGKEB.
Tujuan dari fermentasi adalah
agar bahan-bahan organic menjadi homogen(menyatu) karena diurai oleh mikro
organism(makhluk tak kasad mata). Bahkan akan muncul belatung dari menetasnya
telur-telur lalat, telur lalat akan menetas setelah 24 jam. Makin banyak
belatung maka kandungan protein pada bahan semakin tinggi. Jika hanya 24 jam di
fermentasi penelitian telah membuktikan bahwa kandungan protein pada bahan di
kisaran 10% - 15%. Fermentasi atau ungkeb ini bisa dilakukan sebagian kecil
saja dari proses produksi karena dikhawatirkan penumpukkan akan menimbulkan
masalah baru.
Fermentasi atau ungkeb adalah
untuk membuat produk-produk unggulan dalam proses pembuatan pakan ternak atau
fermentasi dibutuhkan pada pembuatan kompos.
Alat untuk fermentasi adalah
ember-ember bertutup (seperti ember cat ukuran 20kg), agar tidak terlalu berat
dan mudah ditumpuk sehingga mengurangi ruang penyimpanan.
PENGGILINGAN DAN
CETAK PELET.
Penggilingan dan pencetakan
pellet bertujuan untuk menjadikan bahan lebih menyatu (homogen) sekaligus
mencetak bahan organic menjadi seukuran agar mudah dicerna oleh ternak dan
lebih cepat kering.
Mesin dan alat yang digunakan
bisa menggunakan alat giling daging biasa atau alat cetak pellet basah(apung)
PENGERINGAN.
Pengeringan sederhana dan murah
adalah dengan memanfaatkan sinar matahari, namun akan sangat tergantung dengan
cuaca, bahkan sangat beresiko jika produksi banyak/massif.
Pengeringan yang disarankan
adalah dengan menghembuskan udara panas(kering) ke bahan dalam waktu tertentu
dan sekaligus mengeluarkan udara basah dengan cepat. Secara teori pengeringan
bahan padat terjadi dikarenakan adanya perbedaan suhu antara padatan dan
ruangan (suhu ruangan lebih tinggi dari bahan), sehingga akan memicu penguapan
cairan dalam bahan ke udara di ruangan pengeringan, kemudian secepat itu pula
udara yang bercampur air dikeluarkan dari ruangan. Yang perlu diperhatikan
adalah panas yang berlebihan akan mengakibatkan bahan organic gosong dan sangat
berpengaruh kepada tekstur, rasa dan nutrisi.
Maka kombinasi yang tepat antara
panas dan blower adalah kunci percepatan produksi.
PELLET SEBAGAI PAKAN
TAMBAHAN TELAH SIAP.
Pakan jenis ini cocok untuk
ternak ruminansia (kambing dan sapi), bahkan cukup baik untuk ayam kampug.
UNTUK AYAM BROILER,
ITIK, IKAN DLL.
Dibutuhkan tambahan
protein hewani yang cukup dengan menambahkan layer belatung kering dengan
komposisi : AYAM BROILER = LAYER BAHAN SAMPAH ORGANIK 2 BAGIAN DAN LAYER
BELATUNG 1 BAGIAN (PREDIKSI PROTEIN 20-23%); IKAN DAN ITIK = LAYER BAHAN SAMPAH
ORGANIK 1 BAGIAN DAN LAYER BELATUNG 1 BAGIAN (PREDIKSI PROTEIN 32-35%)
Read More......