Senin, 10 Maret 2014

PARADIGMA BARU PERSAMPAHAN 2

                Setelah memahami bahwa pengurusan sampah adalah FARDHU maka selayaknya setiap muslim wajib memperlakukan sampah sesuai perintah dan petunjuk Allah dan rasul Nya. Kemudian hal-hal prinsip dalam Islam yang patut menjadi pondasi dalam bertindak adalah : Islam memecahkan masalah dengan pertimbangan semua aspek baik materi, spiritualmanusia dan moral. Ajaran Islam mengatur segalanya sehingga sesuai dengan nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu, nilai material tidak lebih utama ketimbang nilai-nilai lain, dan tidak ada nilai yang diabaikan sehingga satu nilai mendukung nilai yang lain, nilai-nilai tersebut secara integral dikoordinasikan.
      Beranjak dari integrasi nilai-nilai materi, spiritual, manusia dan moral tak satupun manusia yang mampu mengintegrasikan keempat aspek tersebut secara seimbang kecuali Pencipta, yaitu Allah SWT.
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.. "[TMQ. Al-Hijr (15): 19-21)
            Allah Pencipta segala sesuatu, dalam penciptaan Nya tersebut telah tertentu ukuran-ukuran berupa khasiat bagi masing-masing ciptaan Nya. Oleh karena itu memahamkan tentang berbagai ciptaan dan khasiat dari ciptaan ini adalah hal pertama yang patut terus diteliti dan didalami, contoh : alam ini bersimbiosis (berhubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya) dalam istilah sain simbiosis ini terbagi dua : 1.simbiosis mutualis dan 2.simbiosis parasitis. Simbiosis mutualis adalah hubungan antara dua atau lebih makhluk(hidup/mati) yang saling menguntungkan. Simbiosis parasitis adalah hubungan antara dua atau lebih makhluk(hidup/mati) dimana salah satu diantaranya dirugikan(diambil manfaatnya tanpa kebaikan diterimanya).
                Dalam kondisi terkini mengenai persampahan simbiose semua makhluk dengan sampah berbeda-beda, dan khusus untuk manusia simbiose ini terkesan simbiose parasitisme dimana sampah menjadi parasit bagi manusia, namun hal lain yang perlu diperhatikan adalah sampah yang parasit kepada manusia adalah sampah-sampah produksi manusia itu sendiri. Meskipun tidak menafikan ada sampah-sampah yang muncul diluar pilihan manusia, misalnya : bangkai binatang, pohon tumbang dan lain-lain.
             Manusia adalah pengurus bumi dan mengurusnya tidak boleh semau manusia karena kecenderungan manusia yang merusak, Islam dalam Al Qur’an mengindikasikan hal ini.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:  "Mengapa Engkau hendak menjadikan  di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:  "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(QS.Al Baqaraah (2) ayat 30)
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari  perbuatan mereka, agar mereka kembali .(QS.Ar Ruum(30) ayat 41).
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quraan itu sebagai peraturan   dalam bahasa Arab . Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap  Allah.(QS.Ar Raad(13) ayat 37).

PERSPEKTIF IDEOLOGIS – PERSPEKTIF IDEALIS
                Dalam penanganan problem persampahan sering kita mendengar tentang perubahan pola hidup masyarakat, perubahan pandangan terhadap sampah dan perubahan-perubahan lainnya. Perubahan yang hakiki adalah perubahan yang didasari kepada pemikiran yang benar tentang hidup, alam semesta, dan manusia, serta
hubungan ketiganya dengan sesuatu yang ada sebelum kehidupan dunia dan yang ada sesudahnya - sehingga manusia mampu bangkit kemudian melakukan perubahan mendasar dan menyeluruh. Kemudian diarahkan kepada pemikiran yang baru, sebab pemikiranlah yang membentuk dan memperkuat persepsi terhadap
segala sesuatu, selain itu manusia selalu mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan ini sesuai dengan persepsinya
terhadap kehidupan. Untuk itu Islam adalah pilihan untuk melakukan perubahan mendasar, selain Islam mustahil bisa melakukan perubahan kea rah yang lebih baik.

MEMBINA SDM (SUMBER DAYA MANUSIA)
                Karena perubahan hanya bisa dilakukan dengan berubahnya persepsi mengenai sesuatu maka pembinaan sumber daya manusia adalah factor utama yang harus dilakukan selain menyiapkan infrastruktur dalam melakukan perubahan tersebut. Menyiapkan kader-kader perubahan harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.       Gerakan perubahan ini harus berdasarkan pemikiran yang khusus dengan batasan yang jelas, sehingga
tidak kabur atau bias. Dan harus mampu menciptakan pemikiran baru yang jernih dan murni.
2.       Metode untuk menerapkan ide pun harus jernih dan murni sehingga terhindar dari ketidaksiapan kader-kader  dan kesimpangsiuran.
3.       Menyiapkan kader-kader yang sepenuhnya mempunyai kesadaran yang benar dan mempunyai niat yang benar. Tidak semata-mata berbekal keinginan dan semangat belaka.
4.       Mengikat kader-kader dengan ikatan yang kuat dan benar, tidak sekedar struktur organisasi dengan tugas-tugas dan slogan-slogan.

Mencapai keempat hal di atas memang tidak mudah bahkan membutuhkan waktu yang bisa jadi sangat panjang, oleh karena itu memulai lebih awal akan menentukan keberhasilan arah gerakan.

MEMBUAT INFRASTRUKTUR SEDERHANA
                Infrastruktur adalah hal berikutnya yang wajib dilengkapi sebagai sarana melatih kader-kader sehingga terbiasa dalam aplikasi, bahkan akan memicu suatu tekhnik-tekhnik baru yang bisa jadi selama ini terlewatkan atau bahkan sama sekali tidak terpikirkan.
                Infrastruktur ini harus sederhana untuk menghindari factor-faktor alam dan kemanusiaan yang sangat mungkin terjadi, sekaligus mempermudah proses karena kesederhanaan itu sendiri.

ALAM ADALAH INFRASTRUKTUR
                Tekhnologi canggih memang dibutuhkan bahkan kelak menjadi salah satu syarat untuk berkembangnya metode penanganan agar bisa lebih mudah dan massif. Namun jangan lupakan infrastruktur yang ada, yaitu alam. Berpikir praktis sering dilekatkan dengan berpikir cepat dan mudah tanpa kedalaman berpikir itu sendiri. Melakukan pendalaman dalam berpikir praktis menjadi jembatan lain untuk menyelesaikan persoalan persampahan.
               Tanah adalah infrastruktur, pohon dan binatang adalah infrastrukur, jangan lupakan infrastruktur alam yang sangat mungkin menjadi salah satu jalan penyelesaian disamping jalan-jalan lain yang kemudian dipikirkan dan diaplikasikan, seperti mesin dan tekhnologi.
                Jika hulu dari sampah adalah makhluk, yaitu manusia, binatang, tumbuhan dan benda mati lainnya maka hilir dari pengelolaan sampah adalah makhluk juga, yaitu manusia, binatang, tumbuhan dan benda mati lainnya dengan bentuk yang sudah direkayasa. Contoh kecilnya adalah “manusia membutuhkan makan dan minum untuk hidup – manusia memakan tumbuhan dan binatang bahkan benda mati – hewan memakan manusia(mayit), hewan lain dan tumbuhan bahkan benda mati – tumbuhan memakan manusia(mayit), hewan(serangga), tumbuhan lain dan benda mati, benda mati melengkapi seluruh proses simbiose.
            Yang paling mudah dan kasat mata adalah mengolah sampah untuk kebutuhan tanah, binatang/ternak dan tumbuhan/pupuk. Ini paling kasat mata dan sangat mungkin dilakukan, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa nutrisi dari sampah organic mampu memberikan asupan yang cukup untuk ternak. Hutan secara alami memberikan makanan berupa kebutuhan-kebutuhan bagi penghuninya – tinggal bagaimana cara kita membuat hutan/kebun kecil dilingkungan kita.

KESIMPULAN
                Manusia adalah khalifah di muka bumi selayaknya mampu berinovasi, bahkan alam telah memecahkan problemnya sendiri hanya manusia sebagai khalifah tidak mampu menerima pesan dari alam dan makhluk lainnya. Maka sangat aneh jika persoalan-persoalan yang baru-baru ini muncul tidak mampu diselesaikan manusia, jawaban dari semua ini telah di isyarakan (syari’atkan) dalam Islam.

Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."(QS.Al Baqaraah (2) ayat 11)

                Apakah kita termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan (fasad) tapi mengatakan bahwa kita telah melakukan perbaikan? Jangan lupa kecenderungan manusia yang merusak jika tidak mengikuti aturan-aturan Allah, jika bukan Islam maka sudah pasti kerusakan yang akan terjadi.

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab  dan batu ujian  terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat , tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling , maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS.AL Maidah(5) ayat 48-49)

                Wallahu ‘alam bissawab


Read More......

Senin, 17 Februari 2014

PROTEIN 40-48% LARVA BLACK SOLDIER ALIAS BELATUNG

Dari satu ember sampah organik menghasilkan satu gelas (250ml) larva dua hari sekali, munculnya larva setelah 2-14 hari.

sampah organik di dalam karung (satu ember cat 20kg)


bls 1/4 gelas


bsl 3/4  gelas

semua unggas senang bsl / belatung ini................................


Read More......

Senin, 10 Februari 2014

Pohon Cabai Rawit Merah Pot Media Kompos




Read More......

Jumat, 01 November 2013

PARADIGMA BARU PERSAMPAHAN 1

LATAR BELAKANG
                Permasalahan penanganan sampah kota yang tidak pernah mencapai hasil signifikan karena tidak menyentuh akar persoalan, yaitu : kesadaran (bahwa sampah adalah qadar/sifat yang tetap), penanganan (bahwa sampah bukan sesuatu yang sia-sia), penerapan tekhnologi (riset, pemantauan dan aplikasi), integrasi dan koordinasi berbagai element untuk menyatukan nilai-nilai.
                Tahun 2005 yang menjadikan Kota Bandung berjulukan Kota Sampah karena ditutupnya TPA (tempat pembuangan akhir) Leuwigajah seiring dengan longsornya gunungan sampah yang menelan puluhan korban.
                Isyu perubahan iklim yang di awali dengan Komitment internasional dalam konferensi perubahan iklim di Kopenhagen 7 sampai 18 Desember 2009, melibatkan sejumlah besar Negara dan tenaga ahli, kesimpulannya adalah mengatasi sebab - akibat  dengan menyeimbangkan dan menjaga standar hidup dan kondisi alam ; sumber daya di satu sisi dan perubahan iklim di sisi lain. Dalam konferensi ini disimpulkan penyebab masalah lingkungan adalah produksi, pengembangan teknologi atau eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan umat manusia. Kebutuhan manusia menjadi pangkal utamanya.
                Tindakan-tindakan lain yang berusaha dijadikan solusi dalam penanganan masalah persampahan baik oleh para penggiat lingkungan khususnya aktifis di bidang persampahan serta para pelaku persampahan dalam hal ini adalah pemerintah atau pelaku bisnis persampahan baik bidang jasa maupun jual beli komuditi daur ulang sampah nonorganic, hanya menampakkan segi keuntungan/materi dari setiap kegiatan meskipun ada yang menyentuh aspek-aspek kesadaran tidak di dasari oleh pondasi yang kokoh sehingga menghasilkan pemikiran atau ide mendasar yang dengan hal tersebut akan memicu pola-pola solfing-problem/penyelesaian persoalan yang mendasar sehingga mampu menyelesaikan persoalan persampah secara tuntas.

DEFINISI
                Sebuah definisi sebaiknya memberikan informasi yang jelas mengenai fakta sesuatu, hubungan informasi dan fakta inilah yang menjadi definisi. Definisi sampah menurut bali focus sebuah lembaga persampahan di Bali adalah berbagai benda padat atau cair yang terbuang dari hasil kegiatan manusia atau alam dan dianggap tidak berguna(BALI FOKUS). Yang perlu dicermati dari apa yang coba didefinisikan balifokus adalah kalimat berbagai benda padat atau cair yang terbuang dari hasil kegiatan manusia atau alam dan dianggap tidak berguna. Definisi ini tidak memberikan informasi yang jelas dan hanya mengutarakan fakta mengenai sampah atau limbah sehingga kesan yang timbul adalah sampah/limbah - hasil perbuatan manusia/alam secara utuh – tanpa melihat faktor-faktor dimana manusia, binatang dan alam ini menguasai atau tidak produktifitas tersebut atau produksi sampah itu adalah dampak lain dari kebutuhan hidup makhluk yang tidak bisa dihindari.
                Hal yang sama juga terjadi pada definisi yang dibuat dalam konferensi perubahan iklim di Kopenhagen Desember 2009, Dalam konferensi ini disimpulkan penyebab masalah lingkungan adalah produksi, pengembangan teknologi atau eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan umat manusia. Kebutuhan manusia menjadi pangkal utamanya.
                Ada beberapa pertanyaan yang wajib dijawab sebelum meneruskan kepada definisi yang benar :
1.       Sampah diproduksi oleh makhluk – baik hidup maupun mati – baik bergerak maupun diam adalah dikarenakan oleh kebutuhan hidup setiap makhluk, pertanyaannya adalah apakah kebutuhan hidup utama seperti makan-minum, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain ada karena keinginan manusia? Kebutuhan ini ada dan wajib dipenuhi sehingga kehidupan dapat terselenggara dengan baik, jika kebutuhan ini tidak dipenuhi dapat dipastikan tidak akan ada kehidupan. Maka dengan sendirinya sampah adalah bagian dari kehidupan itu sendiri yang mustahil dihindari.
2.       Jika kebutuhan hidup ini mustahil dihindari maka jelas, pokok persoalannya bukanlah kebutuhan hidup (manusia/makhluk) tapi bagaimana cara atau metode untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pertanyaan berikutnya : haruskah pemenuhan kebutuhan hidup (manusia/makhluk) mengorbankan kebutuhan hidup (manusia/makhluk) lainnya? Jika jawabannya “Ya” maka manusia tidak berbeda dengan binatang – dimana hukum (kausalitas) yang berlaku adalah “hukum rimba”. Jika jawabannya “Tidak” maka setiap penyelesaian persoalan (solfing problem) mutlak harus melibatkan berbagai factor dan elemen kemudian dikoordinasikan dengan benar sehingga tidak memunculkan persoalan baru.
3.       Bagaimana mengkoordinasikan berbagai factor tersebut? Faktor utama yang penting adalah asas dari metode penyelesaian persoalan, asas ini harus mendasar dan kuat mengakar sehingga akan menjadi sebuah “kesadaran yang kokoh”. Kesadaran inilah yang kemudian akan menjadi pola-pola di masyarakat sebagai metodenya. Salah satu metode penyadaran adalah dengan memberikan secara jelas fakta buruk dan fakta baik, dimana siapa saja harus di arahkan untuk meninggalkan keburukkan dan menuju kepada kebaikkan.
4.       Meninggalkan fakta buruk – menjadikannya pelajaran – membangun sebuah jembatan menuju fakta baik. Bumi, langit dan laut diciptakan oleh Sang Pencipta Allah SWT., Dia lah satu-satunya pencipta, maka sebaik-baik setiap penyelesaian persoalan (solfing problem) adalah datang dari Nya. Dalam hal ini “Islam menjawab persoalan persampahan ini dengan tuntas dari akar, pohon hingga mampu berbuah yang dapat dinikmati seluruh manusia.    
PANDANGAN ISLAM
                Islam memecahkan masalah dengan pertimbangan semua aspek baik materi, spiritualmanusia dan moral. Ajaran Islam mengatur segalanya sehingga sesuai dengan nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu, nilai material tidak lebih utama ketimbang nilai-nilai lain, dan tidak ada nilai yang diabaikan sehingga satu nilai mendukung nilai yang lain, nilai-nilai tersebut secara integral dikoordinasikan.
                Islam tidak melarang manusia untuk menikmati berkah-berkah Allah, juga tidak melarang untuk bekerja, atau mendapatkan keuntungan dan kekayaan. Sebaliknya, Islam mewajibkan berkerja demi kemajuan kehidupan manusia, Allah SWT berfirman :
" Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. "[TMQ. Al-A'raf 7:32]
                Namun, Islam tidak mempeerbolehkan sebagian orang menikmati (rizki Allah) sementara yang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan primer mereka. Karena Islam memandang masalah ekonomi terkait dengan distribusi kekayaan dan bukan kelangkaan (barang atau jasa). Oleh karena itu perhatian Islam tidak ditujukan kepada peningkatan produksi, melainkan distribusi harta yang adil (pemenuhan kebutuhan primer), karena Islam telah bertekad untuk memberantas kemiskinan, dan untuk menjamin keseimbangan dalam menjaga kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta individu. Dengan demikian, Islam tidak mengabaikan kebutuhan individu yang mendukung masyarakat, juga tidak mendukung kebutuhan individu dengan mengorbankan masyarakat. Islam tidak membenarkan kondisi tidak manusiawi yang terjadi di sebagian besar dunia hari ini di bawah sistem kapitalistik, hanya karena hawa nafsu penimbunan kekayaan oleh segelintir orang terjadi.
                Islam membentuk individu yang senantiasa mengingat dan merasa diawasi Allah dalam segala urusan, dan individu secara sukarela menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, bahkan berkorban untuk memenuhi kewajiban tersebut. Setiap individu muslim dapat dipastikan menjauhkan diri dari keserakahan dan Konsumsi yang berlebihan. Syariah Islam memastikan kegiatan ekonomi sesuai dengan moral dan nilai-nilai spiritual, kegiatan ekonomi bukan menjadi aktivitas materi belaka yang tidak memperhatikan apa pun kecuali keuntungan. Dengan demikian, Islam menghilangkan jenis perilaku manusia yang mengarah kepada ketidak seimbangan lingkungan.

KESIMPULAN
                Permasalahan sampah adalah fardhu kifayah, artinya kewajiban yang jika dituntaskan permasalahannya oleh seseorang atau sekelompok orang maka gugurlah kewajiban seluruh manusia. Sebaliknya jika permasalahan ini tidak tuntas maka tanggung jawabnya menjadi beban bagi seluruh manusia.
                Sampah adalah konsekuensi hidup sebagaimana kebutuhan hidup (makan, minum, buang air dsb) yang ada bersamaan dengan adanya makhluk itu sendiri. Maka segala konsekuensi hidup ini seharusnya tidak menjadi masalah – bahkan Islam di dalam Al Qur’an menyebutkan bahwa tidak ada yang sia-sia dalam penciptaan, demikian hal nya dengan sampah.
                orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi : "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(QS. AL IMRAAN (3) ayat 191)

TEKHNIS
1.       Sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat, bisa dimulai dalam skala rw atau rt.
2.       Konsolidasi kepada pihak-pihak terkait yang secara nyata terlibat baik kepentingan maupun kemashlahatan, menyangkut output dari hasil sampah yang diolah.
3.       Membuat jejaring dengan cara melakukan sosialisasi dan konsolidasi di wilayah lain atau pihak-pihak lain.
4.       Pendalaman Riset dan tekhnologi dalam persoalan sampah berdasarkan kausalitas sampah dalam skala kecil melibatkan masyarakat terdekat, mendaur ulang sampah dimulai dari yang termudah.
5.       Integrasi dengan pihak-pihak terkait sebagaimana konsolidasi telah dilakukan, membuat sebuah rencana jangka menengah pengelolaan sampah.
6.       Membangun infrastruktur, sarana dan prasana persampahan.
7.       Aplikasi skala menengah  untuk mewujudkan integrasi yang saling menguntungkan.
8.       Monitoring dan kontrol, serta pembinaan rutin.
9.       Pengembangan.

               
               



Read More......

Selasa, 22 Oktober 2013