(Kerja sama Fokal dengan K3A)
Inisiatif kelompok yang menamakan dirinya Kelompok Kerja Komunikasi Air (K3A) dan Environment Services Program (ESP) sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan untuk mencari inovasi-inovasi dari masyarakat yang berkenaan dengan problematika Lingkungan, kesehatan, dan Air. ...
Kelompok ini mengundang puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik untuk meliput kegiatan di GCA, kali ini berkenaan dengan masalah persampahan dan management sampah.
Kali ini Fokal membuktikan bahwa mengelola sampah dengan metode 3R dan komposting bukan hal sulit apalagi mustahil. Kenyataanya komposting bisa dilakukan dalam rumah dengan komposter sederhana skala rumahan, kemudian di skala komunal (TPS) juga dilakukan oleh Fokal, meskipun untuk skala ini komposting mengalami banyak sekali kendala. Namun dengan perhatian yang diberikan oleh distarkim jabar – Fokal optimis bisa menjadi produsen kompos dengan memaksimalkan pemilahan di TPS dan pemisahan sampah di rumah-rumah.
Setelah penjelasan diberikan oleh Ibu Rena (ketua Fokal), kemudian rekan-rekan wartawan melakukan kunjungan ke rumah warga yang merupakan kader Fokal untuk melihat komposter skala rumah tangga yang terkenal dengan sebutan Takakura. Setelah itu mengunjungi TPS GCA yang di hari itu masih dalam pengembangan menuju TPS Plus. Perlu diketahui setiap harinya GCA yang berpenghuni sekitar 800 kepala keluarga memproduksi 5,05 m3 sampah setiap harinya. Sampah tersebut terdiri dari 50% sampah organik dan 50% sampah non organik.
Dengan statistik di atas sampah organik untuk bahan utama kompos sebanyak 2525 liter sampah organik. Ke depan warga GCA akan memiliki mesin cacah sampah untuk mempercepat proses dekomposisi bantuan dari distarkim jabar, dengan pencacahan bahan organik dari sampah warga GCA akan berkurang volumenya sekitar 70%, yakni 757,5 liter, kemudian setelah mengalami proses dekomposisi akan berkurang lagi volumenya sebesar 70% juga. Sehingga angka yang di dapat setelah proses pencacahan dan dekomposisi adalah 227,25 liter kompos jadi / siap pakai, sedangkan proses komposting idealnya bisa dipanen setelah 15 hari, jadi total kompos yang dihasilkan dalam satu kali panen adalah 3408,75 liter. Dalam sebuah perbandingan berat kompos dalam kilogram dengan kondisi basah adalah 1 liter = 1 kg, asumsi berat jenis kompos adalah 0,7, reduksi sebanyak 30% jika kompos dalam kondisi normal. Jadi prediksi panen kompos dalam kilogram adalah 0,7 x 3408,75 liter = 2386,125 kg atau setara dengan 2,386 ton / per 1 kali panen / 16 hari.
Fokal telah melakukan pembicaraan dengan petani organik di kabupaten Bandung – desa tegalluar sapan dari kelompok tani Bina Harapan yang bernama Bapak Agung. Untuk kemudian kompos tersebut akan dipergunakan untuk pertanian padi orgnik dengan intensifikasi air. Menurut beliau di Tegalluar ada 5 kelompok tani dengan luas lahan 150 ha. Pada umumnya ingin bertani secara organik namun kesulitan dalam memperoleh kompos. Untuk mengelola sawah nya petani setidaknya membutuhkan 8 ton kompos untuk 1 ha sawah. Bisa bayangkan berapa banyak kebutuhan para petani. Hal ini menambah optimisme Fokal dalam mengelola kompos dan sampah pada umumnya. Tidak sampai disitu Pak Agung juga akan membantu dalam proses komposting di TPS GCA.
Kunjungan para pemburu berita kali ini tidak hanya memotivasi Fokal untuk lebih agresif dalam mengelola sampah, tapi ke depan pengelolaan sampah ini sepertinya bisa memberikan hasil tambahan.
Last but not least K3A dan ESP membeikan souvenir dan predikat yang lumayan berat menyandangnya sebagai ”Local Champion” dalam kunjungan yang di beri nama Media Visit dengan tema ”Saatnya Beraksi dengan Tanganmu”. Event ini adalah rangkaian dari beberapa kunjungan yang dinamakan MULTY MEDIA CAMPAIGN. Insya Allah Fokal akan tetap eksis dengan dukungan teman-teman wartawan seBandung, Ammiin.
Jumat, 19 Desember 2008
Kunjungan Puluhan Kuli Tinta ke GCA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar