dari www.kompas.com
IGN sawabi
Senin, 13 Oktober 2008, 12:53 WIB
DOKUMENTASI SKYNEWS
KUPANG, SENIN - Sampah pasar yang biasa menimbulkan aroma tidak sedap bagi para pembeli dan penjual serta mengganggu kesehatan lingkungan, ternyata bisa diolah menjadi pakan bagi kelangsungan hidup ternak.
Untuk menghilangkan racun dalam sampah itu hanya dengan garam yodium, sedangkan membuat agar sampah menjadi makanan bergizi, dicampur lagi dengan ragi tempe kemudian diolah dengan mesin penggiling.
Demikian dikemukakan Jack Nawa (68), pengolah sampah menjadi pakan ternak tersebut ketika ditemui di lokasi pengolahan sampah menjadi pakan ternak di Kelurahan Sikumana, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin.
Pensiunan PNS dari Dinas Kehutanan NTT itu mengatakan, usaha tersebut dirintisnya sejak dua tahun lalu ketika ia mendapatkan sebuah mesin penggiling bekas. "Ini hasil temuan saya sendiri. Saya mencoba mengolah sampah yang menjijikkan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ternyata hasilnya bisa dijual kepada para peternak untuk meningkatkan berat serta pertumbuhan ternak piaraannya," kata dia.
Guna pempercepat proses pengolahan sampah menjadi pakan, ia meminta jasa para pemulung untuk mengumpulkan sampah di beberapa pasar yang ada di Kota Kupang dan sekitarnya.
"Saya membeli sampah-sampah itu dari para pemulung dengan harga Rp3.000/karung ukuran 25 kg. Mereka tidak hanya sakadar mengais barang bekas, tetapi juga mendapatkan keuntungan dari saya," katanya menambahkan.
"Limbah pasar memang menjijikan tetapi saya mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan ternak sekaligus membebaskan lingkungan dari pencemaran limbah sampah," katanya.
Ketika sampah tersebut sampai di tempatnya, ia langsung menyiramnya dengan garam iodium untuk membunuh racun-racun yang ada dalam sampah tersebut.
Setelah disiram dengan garam iodium, ia kemudian mencampurnya dengan ragi tempe untuk menambah gizi bagi kesehatan ternak. "Para peternak hewan kecil dan besar hampir setiap hari membeli pakan di sini, karena efeknya cukup mujarab bagi kesehatan hewan piaraannya," ujarnya.
Read More......
Minggu, 04 Maret 2012
Selasa, 31 Januari 2012
USAHA PERSAMPAHAN YANG ISLAMI
Impact Investing : Peluang Baru Investasi Syariah…
Oleh Muhaimin Iqbal
Senin, 23 January 2012 06:18 - Update Terakhir Senin, 23 January 2012 06:35
Setelah kurang lebih empat tahun dunia investasi global diguncang krisis demi krisis, ternyata tidak semuanya berdampak buruk khususnya bagi dunia jangka panjang. Ketika orang mulai menyadari bahwa ternyata tidak ada cara yang mudah untuk bisa memperoleh hasil yang tinggi dengan risiko yang rendah, tidak ada passive income yang bener-bener passive atau bener-bener in come (bukan malah expenses), kini mulai ada gelombang investasi baru yang disebut Impact investing.
Impact investing adalah ketika Anda dalam berinvestasi tidak hanya berfikir masalah risiko yang Anda hadapi atau hasil berupa uang atau materi yang Anda harapkan, tetapi lebih jauh dari itu – Anda berfikir tentang pengaruh (impact) dari investasi Anda pada keberadaan kehidupan di dunia ini dalam jangka panjang..................
Bila dalam pertimbangan investasi konvensional orang bersedia membabat hutan karena dengan biaya yang sedikit (risiko yang kecil) dapat memberikan hasil yang sangat banyak, mengeruk kekayaan alam tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya – maka dalam impact investing orang tidak meakukannya yang seperti ini.
Setiap investasi dipertimbangkan jauh pada pengaruh jangka panjangnya untuk keberadaan kehidupan di muka bumi, menyangkat tersedianya air yang tetap bersih layak minum, udara yang bersih layak hirup, kecukupan pangan yang berkelanjutan, tidak adanya penyakit yang tidak ditemukan obatnya, kesehatan yang terjaga, suhu udara yang tidak terus bertambah panas, bencana alam yang tidak terus terjadi dlsb.dlsb.
Impact investing intinya adalah investasi yang tidak hanya mengharapkan hasil jangka pendek atau menekan risiko jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan risiko jangka panjang dan hasil jangka panjang yang tidak sepenuhnya dapat dinilai dengan uang.
Saat ini didunia diperkirakan sudah ada lebih dari US$ 175 milyar dana diinvestasikan pada bidang-bidang investasi yang memenuhi kriteria impact investing ini. Salah satu cerita yang layak ditiru adalah apa yang dilakukan oleh Parag Gupta di India.Gupta yang mendirikan ‘perusahaan pemulung’ pada tahun 2009, menjadi model pengelola investasi yang tidak hanya memberikan untung tetapi juga meningkatkan kwalitas hidup masyarakat yang dilayaninya secara langsung maupun tidak langsung. Bila kita mengenal pemulung pada umumnya bekerja di tempat-tempat yang kotor, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah kota. Maka tidak demikian halnya dengan ‘perusahaan pemulung’ Gupta. Perusahaannya yang diberi nama Waste Capital Partners mengambil sampah langsung dari rumah tangga - rumah tangga.
Perusahaan ini kemudian memilah-milah sampah tergantung dari jenisnya. Mengolah dan mendaur ulang bagi yang bisa didaur ulang, dan membuangnya secara proper untuk yang harus dibuang. Dengan cara ini perusahaan tersebut dapat menyelamatkan lingkungannya dari pencemaran dan meningkatkan pendapatan ‘para pemulung’ yang terlibat di dalamnya. Konsep mereka yang sangat Indah dituangkan dalam koperasi khusus yang mereka sebut Waste Ventures, Anda dapat menyaksikan videonya yang sangat inspiratif di home page mereka. (http://www.wastecapitalpartners.com) Karena kerja yang luar biasa untuk memperbaiki taraf hidup dan lingkungan ini, perusahaan Gupta tersebut juga memperoleh ‘bonus’ dari negara-negara maju berupa dana dari Carbon Credit Market atas kontribusinya dalam mengurangi pencemaran CO2 di udara yang kini tengah menjadi isu global.
Jauh sebelum Gupta melahirkan perusahaan pemulungnya, jauh sebelum para investors yang concern bersedia mengumpulkan dana ratusan milyar Dollar untuk apa yang mereka sebut impact investing, sesungguhnya investasi seperti inilah yang antara lain seharusnya menjadi focus para pengelola investasi syariah. Mengapa demikian ?, kalau saya tafsirkan secara bebas – investasi syariah kan mestinya investasi yang harus dapat menunjang tercapainya tujuan syariah atau yang biasa disebut maqasid syariah. Maka investasi yang memiliki impact langsung maupun tidak langsung dalam mewujudkan atau menjaga iman, jiwa, akal, harta, kehormatan/keturunan-lah yang mestinya masuk kategori investasi syariah. Jadi kalau ada perusahaan seperti ‘perusahaan pemulung’-nya Gupta tersebut di atas di Indonesia misalnya, maka perusahaan semacam inilah yang antara lain layak mendapatkan dukungan investasi syariah itu. Demikian juga usaha-usaha yang bisa menjaga ketersediaan air bersih tetapi bukan mengeksloitasinya, yang menanam banyak-banyak pohon bukan yang hanya menebangnya, yang mampu menjaga sumber daya alam dan bukan malah yang hanya mengeruknya. Aktivitas semacam ini sesungguhnya juga sudah beberapa pula dilakukan oleh saudara-saudara kita yang concern - hanya kita mungkin belum mengenalnya saja. Masalahnya adalah karena apa yang mereka lakukan dianggap tidak layak untuk disebut ‘investasi’ dalam pengertian konvensional – maka mereka jarang mendapatkan dukungan dana yang semestinya.
Salah satunya adalah apa yang saya saksikan sendiri selama akhir pekan kemarin. Selama ini kalau kita mengenal waduk, biasanya yang membuat pemerintah. Tetapi KH. Abdullah Said(Almarhum)- Pendiri Pondok Pesantren Hidayatullah – telah membuat waduknya sendiri seluas +/- 10 ha di Gunung Tembak – Balikpapan sejak tiga dasawarsa lalu. Danau buatan yang dibangun Almarhum bersama team dan santrinya tersebut hingga kini terus mengalirkan manfaat yang luar biasa bagi kwalitas kehidupan masyarakat di sekitarnya, menjaga ketersediaan air di wilayah itu, menjadi sumber protein hewani dari ikan-ikan yang dikelola di dalamnya, menjadikan lingkungan pesantren indah untuk ditinggali, dan bahkan TNI-pun menggunakannya sebagai salah satu tempat untuk mereka melatih para tentaranya.
Tetapi dengan segudang manfaat tersebut, siapa yang meniru dan mengikuti jejaknya untuk mau terus membangun waduk-waduk buatan seperti waduk buatan Almarhum ini – di berbagai wilayah tanah air yang banyak mengalami krisis air ?. Pastinya tidak banyak. Kami-pun meniru apa yang dibuat beliau , tetapi dengan skala yang sangat jauh lebih kecil di Jonggol. Mengapa ?, karena dalam konteks investasi konvensional – apa yang beliau lakukan tersebut dan juga kami berusaha tiru - tidak dianggap investasi. Manfaat yang begitu besar bagi kehidupan – jauh melampaui usia para pelakunya – pun tidak dianggap sebagai hasil oleh dunia investasi konvensional. Maka tidak banyak yang mau mendanai project semacam ini, tidak banyak yang mengikutinya karena dianggap bukan investasi.
Nah kalau orang-orang diluar Islam saja concern untuk kehidupan yang panjang sehingga mereka rela menggerakkan apa yang mereka sebut impact investing , masak kita yang mengenal syariah, yang yakin bahwa hidup sesudah mati itu ada, akhirat itu benar dan janji Allah dalam Al-qur’an itu pasti benar - tidak yakin dengan hal jazaa ‘ul ihsaani illal ihsan – tidak ada balasan suatu kebaikan selain kebaikan pula ?.
Dari dua contoh investasi yang tidak biasa tersebut diatas, satu dari apa yang dilakukan orang lain di luar Islam, dan satu dari apa yang dilakukan oleh umat ini - maka semacam itulah antara lain jenis-jenis investasi syariah yang perlu terus kita explore peluangnya. Wa Allahu A’lam Read More......
Oleh Muhaimin Iqbal
Senin, 23 January 2012 06:18 - Update Terakhir Senin, 23 January 2012 06:35
Setelah kurang lebih empat tahun dunia investasi global diguncang krisis demi krisis, ternyata tidak semuanya berdampak buruk khususnya bagi dunia jangka panjang. Ketika orang mulai menyadari bahwa ternyata tidak ada cara yang mudah untuk bisa memperoleh hasil yang tinggi dengan risiko yang rendah, tidak ada passive income yang bener-bener passive atau bener-bener in come (bukan malah expenses), kini mulai ada gelombang investasi baru yang disebut Impact investing.
Impact investing adalah ketika Anda dalam berinvestasi tidak hanya berfikir masalah risiko yang Anda hadapi atau hasil berupa uang atau materi yang Anda harapkan, tetapi lebih jauh dari itu – Anda berfikir tentang pengaruh (impact) dari investasi Anda pada keberadaan kehidupan di dunia ini dalam jangka panjang..................
Bila dalam pertimbangan investasi konvensional orang bersedia membabat hutan karena dengan biaya yang sedikit (risiko yang kecil) dapat memberikan hasil yang sangat banyak, mengeruk kekayaan alam tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya – maka dalam impact investing orang tidak meakukannya yang seperti ini.
Setiap investasi dipertimbangkan jauh pada pengaruh jangka panjangnya untuk keberadaan kehidupan di muka bumi, menyangkat tersedianya air yang tetap bersih layak minum, udara yang bersih layak hirup, kecukupan pangan yang berkelanjutan, tidak adanya penyakit yang tidak ditemukan obatnya, kesehatan yang terjaga, suhu udara yang tidak terus bertambah panas, bencana alam yang tidak terus terjadi dlsb.dlsb.
Impact investing intinya adalah investasi yang tidak hanya mengharapkan hasil jangka pendek atau menekan risiko jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan risiko jangka panjang dan hasil jangka panjang yang tidak sepenuhnya dapat dinilai dengan uang.
Saat ini didunia diperkirakan sudah ada lebih dari US$ 175 milyar dana diinvestasikan pada bidang-bidang investasi yang memenuhi kriteria impact investing ini. Salah satu cerita yang layak ditiru adalah apa yang dilakukan oleh Parag Gupta di India.Gupta yang mendirikan ‘perusahaan pemulung’ pada tahun 2009, menjadi model pengelola investasi yang tidak hanya memberikan untung tetapi juga meningkatkan kwalitas hidup masyarakat yang dilayaninya secara langsung maupun tidak langsung. Bila kita mengenal pemulung pada umumnya bekerja di tempat-tempat yang kotor, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah kota. Maka tidak demikian halnya dengan ‘perusahaan pemulung’ Gupta. Perusahaannya yang diberi nama Waste Capital Partners mengambil sampah langsung dari rumah tangga - rumah tangga.
Perusahaan ini kemudian memilah-milah sampah tergantung dari jenisnya. Mengolah dan mendaur ulang bagi yang bisa didaur ulang, dan membuangnya secara proper untuk yang harus dibuang. Dengan cara ini perusahaan tersebut dapat menyelamatkan lingkungannya dari pencemaran dan meningkatkan pendapatan ‘para pemulung’ yang terlibat di dalamnya. Konsep mereka yang sangat Indah dituangkan dalam koperasi khusus yang mereka sebut Waste Ventures, Anda dapat menyaksikan videonya yang sangat inspiratif di home page mereka. (http://www.wastecapitalpartners.com) Karena kerja yang luar biasa untuk memperbaiki taraf hidup dan lingkungan ini, perusahaan Gupta tersebut juga memperoleh ‘bonus’ dari negara-negara maju berupa dana dari Carbon Credit Market atas kontribusinya dalam mengurangi pencemaran CO2 di udara yang kini tengah menjadi isu global.
Jauh sebelum Gupta melahirkan perusahaan pemulungnya, jauh sebelum para investors yang concern bersedia mengumpulkan dana ratusan milyar Dollar untuk apa yang mereka sebut impact investing, sesungguhnya investasi seperti inilah yang antara lain seharusnya menjadi focus para pengelola investasi syariah. Mengapa demikian ?, kalau saya tafsirkan secara bebas – investasi syariah kan mestinya investasi yang harus dapat menunjang tercapainya tujuan syariah atau yang biasa disebut maqasid syariah. Maka investasi yang memiliki impact langsung maupun tidak langsung dalam mewujudkan atau menjaga iman, jiwa, akal, harta, kehormatan/keturunan-lah yang mestinya masuk kategori investasi syariah. Jadi kalau ada perusahaan seperti ‘perusahaan pemulung’-nya Gupta tersebut di atas di Indonesia misalnya, maka perusahaan semacam inilah yang antara lain layak mendapatkan dukungan investasi syariah itu. Demikian juga usaha-usaha yang bisa menjaga ketersediaan air bersih tetapi bukan mengeksloitasinya, yang menanam banyak-banyak pohon bukan yang hanya menebangnya, yang mampu menjaga sumber daya alam dan bukan malah yang hanya mengeruknya. Aktivitas semacam ini sesungguhnya juga sudah beberapa pula dilakukan oleh saudara-saudara kita yang concern - hanya kita mungkin belum mengenalnya saja. Masalahnya adalah karena apa yang mereka lakukan dianggap tidak layak untuk disebut ‘investasi’ dalam pengertian konvensional – maka mereka jarang mendapatkan dukungan dana yang semestinya.
Salah satunya adalah apa yang saya saksikan sendiri selama akhir pekan kemarin. Selama ini kalau kita mengenal waduk, biasanya yang membuat pemerintah. Tetapi KH. Abdullah Said(Almarhum)- Pendiri Pondok Pesantren Hidayatullah – telah membuat waduknya sendiri seluas +/- 10 ha di Gunung Tembak – Balikpapan sejak tiga dasawarsa lalu. Danau buatan yang dibangun Almarhum bersama team dan santrinya tersebut hingga kini terus mengalirkan manfaat yang luar biasa bagi kwalitas kehidupan masyarakat di sekitarnya, menjaga ketersediaan air di wilayah itu, menjadi sumber protein hewani dari ikan-ikan yang dikelola di dalamnya, menjadikan lingkungan pesantren indah untuk ditinggali, dan bahkan TNI-pun menggunakannya sebagai salah satu tempat untuk mereka melatih para tentaranya.
Tetapi dengan segudang manfaat tersebut, siapa yang meniru dan mengikuti jejaknya untuk mau terus membangun waduk-waduk buatan seperti waduk buatan Almarhum ini – di berbagai wilayah tanah air yang banyak mengalami krisis air ?. Pastinya tidak banyak. Kami-pun meniru apa yang dibuat beliau , tetapi dengan skala yang sangat jauh lebih kecil di Jonggol. Mengapa ?, karena dalam konteks investasi konvensional – apa yang beliau lakukan tersebut dan juga kami berusaha tiru - tidak dianggap investasi. Manfaat yang begitu besar bagi kehidupan – jauh melampaui usia para pelakunya – pun tidak dianggap sebagai hasil oleh dunia investasi konvensional. Maka tidak banyak yang mau mendanai project semacam ini, tidak banyak yang mengikutinya karena dianggap bukan investasi.
Nah kalau orang-orang diluar Islam saja concern untuk kehidupan yang panjang sehingga mereka rela menggerakkan apa yang mereka sebut impact investing , masak kita yang mengenal syariah, yang yakin bahwa hidup sesudah mati itu ada, akhirat itu benar dan janji Allah dalam Al-qur’an itu pasti benar - tidak yakin dengan hal jazaa ‘ul ihsaani illal ihsan – tidak ada balasan suatu kebaikan selain kebaikan pula ?.
Dari dua contoh investasi yang tidak biasa tersebut diatas, satu dari apa yang dilakukan orang lain di luar Islam, dan satu dari apa yang dilakukan oleh umat ini - maka semacam itulah antara lain jenis-jenis investasi syariah yang perlu terus kita explore peluangnya. Wa Allahu A’lam Read More......
Minggu, 12 Juni 2011
PERSPEKTIVE ISLAM DALAM MANAGEMENT SAMPAH ATAU LIMBAH
“Setiap kegiatan yang dilakukan manusia selalu menghasilkan sampah”
(BALI FOKUS)
Definisi Sampah atau limbah :
Limbah atau sampah adalah berbagai benda padat atau cair yang terbuang dari hasil kegiatan manusia atau alam dan dianggap tidak berguna. (BALI FOKUS)
Mukadimah
Islam adalah Din yang di dalamnya termuat berbagai metoda solving prolem yang mengakar kuat kepada aqidahnya. Segala persoalan dan penyelesaiannya berdasarkan kepda aqidah Islam. Kebersihan dan kesucian adalah salah satu syari’at Islam, mencintai sesama dan mencintai lingkungan adalah cabang dari beberapa bagian aturannya. Kebersihan dan kesucian bukan lagi akhlak – melainkan aqidah Islam, Islam mengajarkan kebersihan dengan bersuci sedikitnya 5 kali dalam 1 hari, menyarankan untuk selalu dalam bersih dan suci dalam hamper setiap waktu, sampai-sampai untuk tidurpun Islam mengajarkan untuk senantyasa suci.
Kebersihan dan kesucian tidak dapat luput dari aqidah Islam, ia (kebersihan dan kesucian) adalah syari’at Islam, dan setiap muslim yang taqwa wajib untuk menjaga diri dan lingkungannya dari najis dan kekotoran..................
Di sisi lain Islam bukalah ajaran individualis (eksklusive) dan bukan juga mengajarkan kolektivisme (bergolong-golongan) dalam membangun kemashlahatan dan membina ukhwah. Islam tidak mengenal system sosial yang di gembar-gemborkan barat dengan label sosialisme atau komunisme, yang menganut aturan kolektivitas. Islam membenarkan berkelompok dalam harakah untuk membentuk pola-pola berpikir (fikrah) yang Islami, sejalan dengan itu Islam menolak eksklusivitas atau berlebihan dalam berkelompok, yaitu menganggap kelompoknya yang paling atau ter benar. Yang benar dalam pandangan Islam adalah fikrah (pola berpikir) berdasarkan aqidah Islam, yaitu : Syari’ah Islam.
Dan , tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah kepadamu, dan jika kamu mengingkari , maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(q.s. Ibrahim(14) ayat 7)
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali .(q.s. ar Ruum (30) ayat 41)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik ; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.(q.s. al Maidah (5) ayat 6)
Rangkaian 3 buah ayat Al Qur’an di atas adalah salah satu indikator di dalam Islam mengenai nikmat yang harus di syukuri, kerusakan alam akibat tangan-tangan manusia dan ajaran kebersihan. Dari manapun kita memulai untuk mengkaji ketiga ayat tersebut hasilnya adalah sama, kurang lebih dapat disimpulkan bahwasannya Islam mengajarkan kebersihan, mensyukuri nikmat dengan mengoptimalkan setiap daya dan sumber daya, menjaganya agar lestari untuk kemashlahatan, tidak sebaliknya yaitu berdekatan atau bahkan bergelimang kekotoran (najis), kufur atau ingkar kepada nikmat Allah s.w.t., merusak alam, memanfaatkannya untuk kepentingan sesaat, tidak peduli akan dampak kerusakan serta kerugiannya. Lebih konyolnya lagi biasanya manusia seperti ini malah berkata bahwasannya dia telah melakukan perbaikan (q.s. al Baqarah (2) ayat 11).
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia selalu menghasilkan sampah.
Fakta di atas tidak dapat di pungkiri, sejujurnya setiap makhluk hidup menghasilkan limbah. Sesuatu yang terjadi secara spontan dan sadar serta tidak lepas dari tiap gerak hidup makhluk, kemudian ia tidak berdaya untuk menghindarinya adalah takdir, lebih spesifik itu adalah suratan yang jelas yang tidak mungkin dihindari siapa saja. Inilah sunnatuLLah, qadar Allah azwa. Yang telah tetap kejadiannya. Hakekat kejadian adalah interaksi benda dengan benda (mahluk dengan mahluk). Contoh: peristiwa tabrakan, kebakaran, dll.
Allah telah menciptakan khasiat/karateristik/sifat-sifat pada semua mahluk sesuai dengan nidzham wujud. Misalnya: khasiat membakar pada api, khasiat memotong pada pisau serta adanya kebutuhan jasmani dan naluri pada manusia. Penciptaan mahluk dengan segala karateristik (ketetapan) nya inilah yang disebut qadar. Dalam hal ini tidak ada campur tangan manusia sedikitpun namun ia wajib mengimani bahwa qadar itu hanya dari Allah. Seluruh khasiat benda/mahluk memiliki kecenderungan untuk digunakan oleh manusia untuk beramal / berbuat berupa kebaikan atau keburukan.
Berkaitan dengan limbah atau sampah yang selalu beriringan dengan makhluk dalam tiap geraknya juga mempunyai kecenderungan kepada sifat-sifat yang tertanam di dalam jiwa-jiwa makhluk. Tiap-tiap makhluk memiliki caranya sendiri untuk menetralisir apa-apa yang ia perbuat dan hasilkan. Contohnya : seekor kucing selalu berusaha menggali tanah jika hendak mengeluarkan kotoran, kemudian ia (kucing tersebut berusaha untuk menutupnya sesuai dengan kemampuannya. Manusia menghasilkan sampah atau limbah, kenapa menjadi suatu persoalan yang pemecahannya menjadi teramat rumit dan berbelit-belit. Kuncinya ada di dalam rasa tanggung jawab akan perbuatannya dan cermin dari rasa syukurnya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Individu manusia mungkin tidak mampu menyelesaikan persoalan sampah ini, namun sekelompok manusia apalagi terorganisir rapi, di biayai oleh masyarakat, tidak mampu mengatur persoalan yang ironisnya di hasilkan oleh dirinya sendiri, tidak mencerminkan dirinya sebagai manusia. Seekor kucing mungkin tidak bisa rapi dalam menutupi kotoran yang dihasilkannya, itupun karena media alami yang menjadi tempatnya membuang kotoran telah terganti dengan media hasil rekayasa manusia. Jika saja manusia lebih bersahabat dalam mengelola lingkungannya maka si kucing akan lebih rapi dalam membungkus kotoran hasil dari dirinya. waLlahu a’lam.
Solusi Islam dalam penanggulangan Sampah atau Limbah.
Manusia sebagai makhluk yang mulia, dilebihkan dalam banyak hal di dalam dirinya, diberikan kekuasaan untuk mengelola bumi, tetapi ia tidak mampu mengelola kotoran yang dihasilkannya sendiri adalah sebuah kekufuran (pengingkaran) terhadapat nikmat yang telah diterimanya, menjadikannya tidak lebih baik dari seekor kucing, bahkan lebih buruk lagi.(q.s. al A’raaf (7) ayat 179).
Sampah sebagai limbah buangan, tidak terpakai, tidak memiliki nilai ekonomis adalah kewajiban tiap muslim untuk mengaturnya, jika sudah ada seseorang atau kelompok orang yang telah melakukan pengaturan terhadap sampah tersebut maka pupuslah sudah kewajiban tersebut (fardhu kifayah). Namun jika sampah tidak terkendali dan pengatur sampah tidak mempu menanggulangi persoalan sampah ini, maka realitasnya sama dengan tidak ada yang mengaturnya atau mengelolannya. Artinya pemerintah sebagai pengemban amanah rakyat, petugas kemasyarakatan telah berlaku dzalim atau sekurang-kurangnya lalai, terlebih lagi masyarakat telah terbebani dengan sejumlah materi untuk melangsungkan kegiatan pengaturan sampah tersebut. Pemerintah tidak amanah dalam melaksanakan pengurusan kemasyarakatan terutama dalam menanggulangi masalah limbah atau sampah ini. Sekalipun pengelolaan sampah menjadi fardhu kifayah bagi muslimin, di dalam lingkungan rumah tangga ia menjadi fardhu ain sebelum sampah diangkat menuju TPS. Read More......
(BALI FOKUS)
Definisi Sampah atau limbah :
Limbah atau sampah adalah berbagai benda padat atau cair yang terbuang dari hasil kegiatan manusia atau alam dan dianggap tidak berguna. (BALI FOKUS)
Mukadimah
Islam adalah Din yang di dalamnya termuat berbagai metoda solving prolem yang mengakar kuat kepada aqidahnya. Segala persoalan dan penyelesaiannya berdasarkan kepda aqidah Islam. Kebersihan dan kesucian adalah salah satu syari’at Islam, mencintai sesama dan mencintai lingkungan adalah cabang dari beberapa bagian aturannya. Kebersihan dan kesucian bukan lagi akhlak – melainkan aqidah Islam, Islam mengajarkan kebersihan dengan bersuci sedikitnya 5 kali dalam 1 hari, menyarankan untuk selalu dalam bersih dan suci dalam hamper setiap waktu, sampai-sampai untuk tidurpun Islam mengajarkan untuk senantyasa suci.
Kebersihan dan kesucian tidak dapat luput dari aqidah Islam, ia (kebersihan dan kesucian) adalah syari’at Islam, dan setiap muslim yang taqwa wajib untuk menjaga diri dan lingkungannya dari najis dan kekotoran..................
Di sisi lain Islam bukalah ajaran individualis (eksklusive) dan bukan juga mengajarkan kolektivisme (bergolong-golongan) dalam membangun kemashlahatan dan membina ukhwah. Islam tidak mengenal system sosial yang di gembar-gemborkan barat dengan label sosialisme atau komunisme, yang menganut aturan kolektivitas. Islam membenarkan berkelompok dalam harakah untuk membentuk pola-pola berpikir (fikrah) yang Islami, sejalan dengan itu Islam menolak eksklusivitas atau berlebihan dalam berkelompok, yaitu menganggap kelompoknya yang paling atau ter benar. Yang benar dalam pandangan Islam adalah fikrah (pola berpikir) berdasarkan aqidah Islam, yaitu : Syari’ah Islam.
Dan , tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah kepadamu, dan jika kamu mengingkari , maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(q.s. Ibrahim(14) ayat 7)
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali .(q.s. ar Ruum (30) ayat 41)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik ; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.(q.s. al Maidah (5) ayat 6)
Rangkaian 3 buah ayat Al Qur’an di atas adalah salah satu indikator di dalam Islam mengenai nikmat yang harus di syukuri, kerusakan alam akibat tangan-tangan manusia dan ajaran kebersihan. Dari manapun kita memulai untuk mengkaji ketiga ayat tersebut hasilnya adalah sama, kurang lebih dapat disimpulkan bahwasannya Islam mengajarkan kebersihan, mensyukuri nikmat dengan mengoptimalkan setiap daya dan sumber daya, menjaganya agar lestari untuk kemashlahatan, tidak sebaliknya yaitu berdekatan atau bahkan bergelimang kekotoran (najis), kufur atau ingkar kepada nikmat Allah s.w.t., merusak alam, memanfaatkannya untuk kepentingan sesaat, tidak peduli akan dampak kerusakan serta kerugiannya. Lebih konyolnya lagi biasanya manusia seperti ini malah berkata bahwasannya dia telah melakukan perbaikan (q.s. al Baqarah (2) ayat 11).
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia selalu menghasilkan sampah.
Fakta di atas tidak dapat di pungkiri, sejujurnya setiap makhluk hidup menghasilkan limbah. Sesuatu yang terjadi secara spontan dan sadar serta tidak lepas dari tiap gerak hidup makhluk, kemudian ia tidak berdaya untuk menghindarinya adalah takdir, lebih spesifik itu adalah suratan yang jelas yang tidak mungkin dihindari siapa saja. Inilah sunnatuLLah, qadar Allah azwa. Yang telah tetap kejadiannya. Hakekat kejadian adalah interaksi benda dengan benda (mahluk dengan mahluk). Contoh: peristiwa tabrakan, kebakaran, dll.
Allah telah menciptakan khasiat/karateristik/sifat-sifat pada semua mahluk sesuai dengan nidzham wujud. Misalnya: khasiat membakar pada api, khasiat memotong pada pisau serta adanya kebutuhan jasmani dan naluri pada manusia. Penciptaan mahluk dengan segala karateristik (ketetapan) nya inilah yang disebut qadar. Dalam hal ini tidak ada campur tangan manusia sedikitpun namun ia wajib mengimani bahwa qadar itu hanya dari Allah. Seluruh khasiat benda/mahluk memiliki kecenderungan untuk digunakan oleh manusia untuk beramal / berbuat berupa kebaikan atau keburukan.
Berkaitan dengan limbah atau sampah yang selalu beriringan dengan makhluk dalam tiap geraknya juga mempunyai kecenderungan kepada sifat-sifat yang tertanam di dalam jiwa-jiwa makhluk. Tiap-tiap makhluk memiliki caranya sendiri untuk menetralisir apa-apa yang ia perbuat dan hasilkan. Contohnya : seekor kucing selalu berusaha menggali tanah jika hendak mengeluarkan kotoran, kemudian ia (kucing tersebut berusaha untuk menutupnya sesuai dengan kemampuannya. Manusia menghasilkan sampah atau limbah, kenapa menjadi suatu persoalan yang pemecahannya menjadi teramat rumit dan berbelit-belit. Kuncinya ada di dalam rasa tanggung jawab akan perbuatannya dan cermin dari rasa syukurnya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Individu manusia mungkin tidak mampu menyelesaikan persoalan sampah ini, namun sekelompok manusia apalagi terorganisir rapi, di biayai oleh masyarakat, tidak mampu mengatur persoalan yang ironisnya di hasilkan oleh dirinya sendiri, tidak mencerminkan dirinya sebagai manusia. Seekor kucing mungkin tidak bisa rapi dalam menutupi kotoran yang dihasilkannya, itupun karena media alami yang menjadi tempatnya membuang kotoran telah terganti dengan media hasil rekayasa manusia. Jika saja manusia lebih bersahabat dalam mengelola lingkungannya maka si kucing akan lebih rapi dalam membungkus kotoran hasil dari dirinya. waLlahu a’lam.
Solusi Islam dalam penanggulangan Sampah atau Limbah.
Manusia sebagai makhluk yang mulia, dilebihkan dalam banyak hal di dalam dirinya, diberikan kekuasaan untuk mengelola bumi, tetapi ia tidak mampu mengelola kotoran yang dihasilkannya sendiri adalah sebuah kekufuran (pengingkaran) terhadapat nikmat yang telah diterimanya, menjadikannya tidak lebih baik dari seekor kucing, bahkan lebih buruk lagi.(q.s. al A’raaf (7) ayat 179).
Sampah sebagai limbah buangan, tidak terpakai, tidak memiliki nilai ekonomis adalah kewajiban tiap muslim untuk mengaturnya, jika sudah ada seseorang atau kelompok orang yang telah melakukan pengaturan terhadap sampah tersebut maka pupuslah sudah kewajiban tersebut (fardhu kifayah). Namun jika sampah tidak terkendali dan pengatur sampah tidak mempu menanggulangi persoalan sampah ini, maka realitasnya sama dengan tidak ada yang mengaturnya atau mengelolannya. Artinya pemerintah sebagai pengemban amanah rakyat, petugas kemasyarakatan telah berlaku dzalim atau sekurang-kurangnya lalai, terlebih lagi masyarakat telah terbebani dengan sejumlah materi untuk melangsungkan kegiatan pengaturan sampah tersebut. Pemerintah tidak amanah dalam melaksanakan pengurusan kemasyarakatan terutama dalam menanggulangi masalah limbah atau sampah ini. Sekalipun pengelolaan sampah menjadi fardhu kifayah bagi muslimin, di dalam lingkungan rumah tangga ia menjadi fardhu ain sebelum sampah diangkat menuju TPS. Read More......
Minggu, 24 Oktober 2010
PESANAN KOMPOS BERLIMPAH ?????
Senin, 09/06/2008 - 17:56
BEKASI,(PRLM).-Departemen Pertanian (Deptan) memesan 10.000 ton kompos yang diolah dari sampah-sampah organik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Kota Bekasi. Kompos itu berupa granule dan serbuk.
"Pemesanan itu berlangsung hingga empat bulan ke depan atau sampai Oktober," ujar Direktur PT Godang Tuajaya, Roni Sitorus, di tempat pembuatan kompos TPA Bantar Gebang, Senin (9/6).
Kompos itu nantinya akan dipergunakan untuk pemupukan tanaman hortikultura, persawahan, dan tambak udang. Roni menjual kompos granule seharga Rp 1.250 per kilogram, sedangkan kompos serbuk Rp 750 per kilogram.
Setiap harinya, ia mampu memproduksi 35-40 ton kompos dari 5.000-5.500 ton yang dikirim oleh DKI Jakarta.(A-153/A-50)*** Read More......
BEKASI,(PRLM).-Departemen Pertanian (Deptan) memesan 10.000 ton kompos yang diolah dari sampah-sampah organik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Kota Bekasi. Kompos itu berupa granule dan serbuk.
"Pemesanan itu berlangsung hingga empat bulan ke depan atau sampai Oktober," ujar Direktur PT Godang Tuajaya, Roni Sitorus, di tempat pembuatan kompos TPA Bantar Gebang, Senin (9/6).
Kompos itu nantinya akan dipergunakan untuk pemupukan tanaman hortikultura, persawahan, dan tambak udang. Roni menjual kompos granule seharga Rp 1.250 per kilogram, sedangkan kompos serbuk Rp 750 per kilogram.
Setiap harinya, ia mampu memproduksi 35-40 ton kompos dari 5.000-5.500 ton yang dikirim oleh DKI Jakarta.(A-153/A-50)*** Read More......
Jangan Musuhi Sampah!
Rabu, 24 Juni 2009 | 18:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Setiap harinya warga Jakarta menyumbangakan 6.000 ton sampah. Dengan jumlah sebanyak itu, tentu saja banyak masalah yang dapat ditimbulkan. Meski begitu, sebaiknya sampah jangan dimusuhi. Jadikanlah sahabat.Demikian yang dikatakan Tresnowati Gito, ketua Masyarakat Peduli Sampah, di Jakarta, Rabu ( 24/6 ).
Untuk menciptakan perasaan tersebut, yang harus dilakukan adalah menumbuhkan rasa kepedulian dan memiliki terhadap Jakarta. “Selama ini banyak masyarakat yang merasa hanya numpang tinggal di Jakarta, kalau rasa memiliki itu sudah ada mereka dengan sendirinya membuang sampah pada tempatnya,” ujar Tresnowati.
Ia menyadari untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tidaklah mudah, terlebih lagi pada kalangan kelas atas. “Kalau masyarakat menengah bawah lebih mudah, ketika mereka diberikan pengetahuan tentang manfaat mendaur ulang sampah mereka pasti langsung antusias. Kalau kelas atas lebih sulit karena mereka tidak mengetahui history dari sampah,” ujar dia.
.................
Namun, impian menumbuhkan kesadaran masyarakat bukanlah hal yang mustahil beberapa tahun yang lalu David Coorperider, juga memimpikan Chicago bersih dari sampah. Dan setelah kesabaran bertahun-tahun impian tersebut terwujud. “Butuh bantuan dari berbagai pihak, pemerintah, NGO dan media juga harus membantu,” ujarnya.
Peran keluarga juga tidak kalah pentingnya, orang tua seharusnya mengajarkan dan menyontohkan membuang sampah pada tempatnya. “Semua tingkah laku anak berasal dari keluarga, kalau dari kecil sudah ditanamkan pentingnya membuat sampah pada tempatnya,” papar dia.
Sementara itu, Sri Bebassari, anggota Masyarakat peduli sampah pada tempat yang sama menambahkan tempat sampah harus dalam keadaan bersih. “Cuci tempat sampah seperti mencuci piring, sediakan dua tempat sampah untuk sampah kering dan sampah basah. Pilih juga tempat sampah yang menarik” kata dia.
Di negara maju, lanjut dia, sampah telah dikelola dengan baik karena negara tersebut telah memilki UU tentang pengelolaan sampah dalam waktu yang lama. “UU pengelolaan sampah di Jepang telah mencapai umur 30 tahun, sekarang sudah banyak turunannya. Di Indonesia UU tersebut baru satu tahun dan belum tersosialisasi dengan baik,” papar dia.
Namun kita jangan berkecil hati, kata dia, karena dengan adanya UU no. 18 tahun 2008 tersebut, masalah pengelolaan sampah sedilit demi sedikit akan teratasi. “Sekarang Bantar Gebang bukan hanya tempat pembuangan sampah, tapi telah menjadi tempat pengelolaan sampah. Yang terpenting adalah, jadikan sampahku tanggung jawabku,” pungkasnya.
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/06/24/18543914/jangan.musuhi.sampah Read More......
JAKARTA, KOMPAS.com – Setiap harinya warga Jakarta menyumbangakan 6.000 ton sampah. Dengan jumlah sebanyak itu, tentu saja banyak masalah yang dapat ditimbulkan. Meski begitu, sebaiknya sampah jangan dimusuhi. Jadikanlah sahabat.Demikian yang dikatakan Tresnowati Gito, ketua Masyarakat Peduli Sampah, di Jakarta, Rabu ( 24/6 ).
Untuk menciptakan perasaan tersebut, yang harus dilakukan adalah menumbuhkan rasa kepedulian dan memiliki terhadap Jakarta. “Selama ini banyak masyarakat yang merasa hanya numpang tinggal di Jakarta, kalau rasa memiliki itu sudah ada mereka dengan sendirinya membuang sampah pada tempatnya,” ujar Tresnowati.
Ia menyadari untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tidaklah mudah, terlebih lagi pada kalangan kelas atas. “Kalau masyarakat menengah bawah lebih mudah, ketika mereka diberikan pengetahuan tentang manfaat mendaur ulang sampah mereka pasti langsung antusias. Kalau kelas atas lebih sulit karena mereka tidak mengetahui history dari sampah,” ujar dia.
.................
Namun, impian menumbuhkan kesadaran masyarakat bukanlah hal yang mustahil beberapa tahun yang lalu David Coorperider, juga memimpikan Chicago bersih dari sampah. Dan setelah kesabaran bertahun-tahun impian tersebut terwujud. “Butuh bantuan dari berbagai pihak, pemerintah, NGO dan media juga harus membantu,” ujarnya.
Peran keluarga juga tidak kalah pentingnya, orang tua seharusnya mengajarkan dan menyontohkan membuang sampah pada tempatnya. “Semua tingkah laku anak berasal dari keluarga, kalau dari kecil sudah ditanamkan pentingnya membuat sampah pada tempatnya,” papar dia.
Sementara itu, Sri Bebassari, anggota Masyarakat peduli sampah pada tempat yang sama menambahkan tempat sampah harus dalam keadaan bersih. “Cuci tempat sampah seperti mencuci piring, sediakan dua tempat sampah untuk sampah kering dan sampah basah. Pilih juga tempat sampah yang menarik” kata dia.
Di negara maju, lanjut dia, sampah telah dikelola dengan baik karena negara tersebut telah memilki UU tentang pengelolaan sampah dalam waktu yang lama. “UU pengelolaan sampah di Jepang telah mencapai umur 30 tahun, sekarang sudah banyak turunannya. Di Indonesia UU tersebut baru satu tahun dan belum tersosialisasi dengan baik,” papar dia.
Namun kita jangan berkecil hati, kata dia, karena dengan adanya UU no. 18 tahun 2008 tersebut, masalah pengelolaan sampah sedilit demi sedikit akan teratasi. “Sekarang Bantar Gebang bukan hanya tempat pembuangan sampah, tapi telah menjadi tempat pengelolaan sampah. Yang terpenting adalah, jadikan sampahku tanggung jawabku,” pungkasnya.
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/06/24/18543914/jangan.musuhi.sampah Read More......
Minggu, 17 Oktober 2010
Minggu, 26 September 2010
Beras yang Baik
Jenis beras
Pada umumnya jenis beras di bedakan melalui beberapa hal, diantaranya :
1. Bentuknya,
2. Warnanya,
3. Aromanya,
4. Kepekatan,
5. tekhnik menanam (organic & konvensional).
Varietas Padi & tekhnik yang menentukan semua perbedaan tersebut dan masing-masing varietas memiliki karakteristik yang khas.
Melalui bentuknya dapat diklasifikasikan menjadi 2 bentuk, yaitu : panjang dan bulat. Melalui warna dapat diklasifikasikan lagi antara : putih, merah, dan hitam (akhir-akhir ini ada merah putih). Aroma ada yang biasa (tidak beraroma) dan wangi pandan terkenal dengan sebutan pandan wangi. Rasa : pulen dan tidak pulen (pera/bear). Kemudian juga terdapat perbedaan secara keseluruhan melalui proses pengelolaan dan metode pemberian nutrisi, yaitu : organic dan konvensional.
.................
Semua penjelasan di atas berdasarkan kepada fakta di lapangan dan melalui pengujian oleh dinas pertanian (BALITPA SUKAMANDI 2003-2004,Informasi lebih lanjut kunjungi:http://balitpa.litbang.deptan.go.id;htpp://www.puslittan.bogor.net;www.litbang.deptan.go.id;www.knowledgebank.irri.org
Kerjasama: Badan Litbang Pertanian - IRRI). Adapun penamaan dagang (bukan merk) bisa secara bebas ditetentukan mengingat tidak ada patern mengenai penamaan dagang. Meskipun begitu ternyata penamaan dagang dianggap oleh konsumen sebagai jenis beras (varietas), sehingga ada beberapa nama yang menjadi patern di kalangan konsumen beras yang seakan-akan nama tersebut adalah varietas padi/beras.
Beras yang baik.
Beras yang baik dapat dilihat secara kasat mata dari bentuk aslinya, yaitu :
1. putih gading (kekuningan),
2. tekhnik pengupasan kulit dan penggosokkan (slyp),
3. Tingkat kekeringan.
Ada beberapa hal yang sering kita jumpai mengenai warna beras, diantaranya :
1. berwarna putih kapur, ini adalah ciri utama dari padi muda dimana beras mudah pecah dan bubuk.
2. Berwarna bening seperti plastic; ada 2 hal yang menyebabkan beras berwarna bening : pertama, beras diberi pemutih dan ke dua, beras di slyp dengan tekhik tertentu yang dampaknya beras menjadi ramping tanpa pinggang dikarenakan proses slyp yang berulang-ulang.
Pewarnaan pada beras sangat buruk bagi kesehatan karena kandungan kimia berbaya dalam zat pewarna, sekalipun tidak menggunakan pewarna tetapi melalui proses slyp yang berulang-ulang kali menyebabkan kandungan gizi beras berkurang seiring dengan terbuangnya kulit ari bahkan lapisan-lapisan lainnya.
Selain pewarnaan dan proses yang berlebihan beras juga seringkali di berikan zat aroma (biasanya aroma pandan). Tidak ubahnya dengan pewarnaan beras hal ini sangat buruk bagi kesehatan bahkan merugikan.
Broken atau pecah
Padi yang dikupas kulitnya saja cenderung berwarna, ada kekuningan, merah dan hitam. proses ini menggunkan mesin pengupas kulit (PK). Pengupasan kulit yang baik sekurang-kurang nya hingga 95% kulit terkupas, sehingga pada proses selanjutnya tidak perlu dilakukan proses slyp yang berlebihan. Proses slyp yang berlebihan dapat menyebabkan beras menjadi pecah, meskipun pecahnya beras bisa disebabkan oleh padi yang muda.
Beras organic
Beras organic adalah yang menggunakan metode penanaman tanpa kimia syntetik - sama sekali, yang hasilnya hampir sama sekali tanpa residu yang merupakan dampak dari kimia synthetic.
Semoga bermanfaat
THE BEAS
Read More......
Pada umumnya jenis beras di bedakan melalui beberapa hal, diantaranya :
1. Bentuknya,
2. Warnanya,
3. Aromanya,
4. Kepekatan,
5. tekhnik menanam (organic & konvensional).
Varietas Padi & tekhnik yang menentukan semua perbedaan tersebut dan masing-masing varietas memiliki karakteristik yang khas.
Melalui bentuknya dapat diklasifikasikan menjadi 2 bentuk, yaitu : panjang dan bulat. Melalui warna dapat diklasifikasikan lagi antara : putih, merah, dan hitam (akhir-akhir ini ada merah putih). Aroma ada yang biasa (tidak beraroma) dan wangi pandan terkenal dengan sebutan pandan wangi. Rasa : pulen dan tidak pulen (pera/bear). Kemudian juga terdapat perbedaan secara keseluruhan melalui proses pengelolaan dan metode pemberian nutrisi, yaitu : organic dan konvensional.
.................
Semua penjelasan di atas berdasarkan kepada fakta di lapangan dan melalui pengujian oleh dinas pertanian (BALITPA SUKAMANDI 2003-2004,Informasi lebih lanjut kunjungi:http://balitpa.litbang.deptan.go.id;htpp://www.puslittan.bogor.net;www.litbang.deptan.go.id;www.knowledgebank.irri.org
Kerjasama: Badan Litbang Pertanian - IRRI). Adapun penamaan dagang (bukan merk) bisa secara bebas ditetentukan mengingat tidak ada patern mengenai penamaan dagang. Meskipun begitu ternyata penamaan dagang dianggap oleh konsumen sebagai jenis beras (varietas), sehingga ada beberapa nama yang menjadi patern di kalangan konsumen beras yang seakan-akan nama tersebut adalah varietas padi/beras.
Beras yang baik.
Beras yang baik dapat dilihat secara kasat mata dari bentuk aslinya, yaitu :
1. putih gading (kekuningan),
2. tekhnik pengupasan kulit dan penggosokkan (slyp),
3. Tingkat kekeringan.
Ada beberapa hal yang sering kita jumpai mengenai warna beras, diantaranya :
1. berwarna putih kapur, ini adalah ciri utama dari padi muda dimana beras mudah pecah dan bubuk.
2. Berwarna bening seperti plastic; ada 2 hal yang menyebabkan beras berwarna bening : pertama, beras diberi pemutih dan ke dua, beras di slyp dengan tekhik tertentu yang dampaknya beras menjadi ramping tanpa pinggang dikarenakan proses slyp yang berulang-ulang.
Pewarnaan pada beras sangat buruk bagi kesehatan karena kandungan kimia berbaya dalam zat pewarna, sekalipun tidak menggunakan pewarna tetapi melalui proses slyp yang berulang-ulang kali menyebabkan kandungan gizi beras berkurang seiring dengan terbuangnya kulit ari bahkan lapisan-lapisan lainnya.
Selain pewarnaan dan proses yang berlebihan beras juga seringkali di berikan zat aroma (biasanya aroma pandan). Tidak ubahnya dengan pewarnaan beras hal ini sangat buruk bagi kesehatan bahkan merugikan.
Broken atau pecah
Padi yang dikupas kulitnya saja cenderung berwarna, ada kekuningan, merah dan hitam. proses ini menggunkan mesin pengupas kulit (PK). Pengupasan kulit yang baik sekurang-kurang nya hingga 95% kulit terkupas, sehingga pada proses selanjutnya tidak perlu dilakukan proses slyp yang berlebihan. Proses slyp yang berlebihan dapat menyebabkan beras menjadi pecah, meskipun pecahnya beras bisa disebabkan oleh padi yang muda.
Beras organic
Beras organic adalah yang menggunakan metode penanaman tanpa kimia syntetik - sama sekali, yang hasilnya hampir sama sekali tanpa residu yang merupakan dampak dari kimia synthetic.
Semoga bermanfaat
THE BEAS
Read More......
Langganan:
Postingan (Atom)