Jumat, 13 Juni 2008

komposting di griya cempaka arum





Griya Cempaka Arum terletak di Timur Kota Bandung 3 km dari Jalan Raya Soekarno Hatta - Gede Bage. Secara geografis GCA di kelilingi oleh hamparan sawah nan luas dengan sungai cinambo menghiasi perjalanan menuju kearahnya. Berpenduduk sekitar 2000 jiwa dengan kurang lebih 700 kepala keluarga, karena suasana yang masih alami dan dikelilingi oleh hamparan sawah yang sebagian besar sudah tidak digarap, maka GCA amat banyak mendapat hembusan angin. Seiring angin berhembus udara dingin segar menyentuh kulit terasa segar dan nikmat. Namun sayang seribu sayang kenikmatan itu menjadi lenyap-musnah terjegal dengan bau busuk yang menusuk akibat penumpukan sampah yang terlambat di angkut oleh petugas.

Singkat cerita beberapa ibu-ibu bijaksana berkumpul untuk membicarakan persoalan ini, kesimpulanya hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena berdampak buruk kepada generasi penerus terutama anak-anak mereka. Kasih sayang seorang ibu ternyata memang begitu besarnya sehingga dalam suatu hari terlihat mereka bergotong royong bergumul dengan sampah yang bau dan kotor hanya untuk demi kebaikan lingkungannya.

Semangat yang berkobar melebihi semangat Kartini ini hanya mengundang beberapa element masyarakat lain, aksi ibu-ibu perkasa ini berjalan perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit dukungan mulai berdatangan dari dalam maupun luar, kegiatan demi kegiatan mulai merangkak. Tujuan utamanya adalah mencoba memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya waste management, mengelola sampah dari rumah tangga, dari element terkecil masyarakat. Memberikan pelatihan mengenai betapa mudahnya mengelola sampah rumah tangga dan betapa besar manfaatnya.

Setiap sabtu pagi, setelah rampung melakukan pekerjaan utamnya, yaitu mengurus rumah dan anak-anaknya, para ibu-ibu luar biasa ini menuju TPS bersiap-siap bergumul kekotoran dan bau. Ratusan kilo sampah di pilah, di dekomposisi, di bolak-balik tiap minggunya, dikarungi, disaring dan dijual. Semua mereka lakukan tanpa kenal lelah dan semangat yang tidak pernah kendur.

Di samping ini adalah gambaran bagaimana beratnya mengelola sampah tanpa bantuan pemilahan dan profesionalisme pekerja angkutan sampah. Belum lagi harus melakukan komposting, membolak-bali tumpukan kompos yang memang tidak maksimal dalam pemilahan dikarenakan keterbatasan sumberdaya - baik sumber daya manusia maupun lainnya. Dengan semangat juang yang tinggi semua terlampaui dengan mudah dan tanpa rasa berat - semuanya dilalui dengan kepuasan yang luar biasa setelah kami mampu menghasilkan kompos yang berkualitas dan begitu diminati masyarakat.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Terus berjuang ibu ibu, sebagai bukti penolakan PLTSa, bravo ibu ibu gca, kalian memang ibu ibu perkasa

Unknown mengatakan...

selamat, terus berjuang,jangan biarkan PLTSa berdiri dikota Bandung tercinta