Senin, 18 Agustus 2008

Mengikuti Pelatihan SRI (Sytem Rice Intensification)

Mengikuti Pelatihan SRI di wisma Caringin Jati Nangor - Sumedang

Fokal menimba Ilmu untuk dapat di aplikasikan kepada masyarakat sekitar GCA, terutama bagi mereka yang tertarik mengaplikasikan 3R di rumahnya, dan memberikan pengetahuan tambahan kepada para petani di wilayah tersebut. Namun kami menyadari untuk dapat menumbuhkan girah yang cukup dibutuhkan contoh aktual berupa aplikasi langsung dari ilmu yang di dapat dari pelatihan tersebut. Tidak muluk-muluk kami mencoba menanam padi dan sayur-mayur semuanya organik -tanpa zat kimia sedikitpun. Bahkan kami menggunakan media campuran kompos adalah tanah yang sudah sangat mati, bercampur puing-puing dan banyak bebatuan, maklum perumahan Griya cempaka Arum tadinya adalah sawah produktif kemudian di urug dengan berbagai macam tetimbunan.

Benih padi kami dapatkan dari Pak Agung, seorang petani yang cukup berhasil menerapkan SRI dan pertanian organik di wilayah Sapan kurang lebih 10 km dari GCA. Benih sintanur pemberian pak agung di semai dengan media kompos tanpa genangan air, yang seharusnya macak-macak (ada genangan sedikit), maklum karena pada waktu proses penyemaian kami belum mengikuti pelatihan SRI. Pelatihan ini baru kami ikuti pada tanggal 4 sampai 8 agustus yang lalu. Pot yang digunakan juga di lubangi semua yang seharusnya tidak perlu dilubangi - sehingga tidak perlu disiram setiap hari, cukup 3 hari 1 kali siram - 1 kaleng susu ketal manis, sekitar 250 ml. Irit air bukan? Setelah 1 bulan padi kami hanya beranak 13 anakan, kata Pak Mubiar Purwasasmita dari DPLKTS seharusnya sekitar 16 - 20 anakan. Tapi kata tutor di pelatiahan SRI tidak apa-apa nanti juga jadi banyak, benar saja selang 3 hari totalnya jadi 33 anakan. Hebat ya...

Salah seorang sahabat kami mengatakan : "Beginilah Allah SWT. membalas sebuah kebaikan, dari 1 benih padi bisa menjadi puluhan bahkan ratusan dan masing-masing pohon (maley) bisa mencapai 100 buah biji padi." Dan memang metode SRI ini adalah metode yang natural, mengikuti siklus alam sehingga ramah lingkungan dan sehat tentunya. Bagaimana tidak tanah sawah yang keras, hanya bisa diolah jika dalam keadaan basah (banyak air), jika kering wow..luar biasa kerasnya - telapak kaki seperti menginjak batu, sakit - ngebeling kata petani. Kalau sudah seperti itu bagaimana akan baik tumbuhan yang tumbuh di permukaannya, sudah pasti jawabnya adalah tumbuhan tidak sehat, sehingga ia butuh banyak air. Karena air membawa mikro organisme yang dikonsumsi oleh tumbuhan - jika kurang air bagaimana jadinya, tumbuhan akan mengering dan mati.

Sebenarnya tumbuhan tidak butuh banyak air, hanya cukup saja, tidak seperti sawah yang kita tahu sampai menggenang 20 cm, makin banyak air yang di butuhkan oleh tumbuhan yang hidup di permukaan tanah (bukan tumbuhan air) adalah indikator tanah sudah tidak subur atau sakit.

ANALOGI TANAH

Tanah adalah media hidup, kata Pak Atma Agus Hermawan (tutor SRI), tanah itu seperti piring tempat kita makan dan nasi dan lauk pauk yang manusia makan adalah mikro organisme bagi tumbuhan. Jika tanah sakit atau rusak bagaimana bisa menampung mikro organisme untuk hidup dan berkembang. Sama saja dengan piring makan kita, jika piringnya rusak atau pecah bagaimana bisa menampung makanan? Bagaimana tumbuhan akan makan kalau tempat makannya rusak? Oleh karena itu kunci dari menanam tumbuhan adalah tanah atau medianya harus sehat dan baik sehingga makanan berupa mikro organisme akan hidup dan berkembang biak - semakin sehat tanah semakin memicu organisme hidup di tanah, itu artinya semakin banyak makanan atau nutrisi untuk tumbuh-tumbuhan. Kalau makanan di piring makan kita habis bisa tambah lagi dengan makanan yang baru, bagaimana halnya dengan tanah? Tanah juga harus di tambah makanan/nutrisinya dengan pupuk. Petani Indonesia umumnya menggunakan pupuk kimia, seperti urea, kcl, dan banyak nama lainya. Pupuk kimia memang bereaksi amat cepat terhadap tumbuhan, karena namanya juga bahan kimia - ia dibuat dengan rangkaian unsur yang memang langsung dibutuhkan oleh tumbuhan, puupuk kimia seperti tablet atau sirup vitamin bagi manusia (suplement). Pertanyaanya bagamana jika kita hanya memakan suplement tanpa makanan pokok yang sempurna dan sehat?

TANAH MEMBUTUHKAN BAHAN ORGANIK (BO)

Bahan organik atau sebut saja BO dibutuhkan tanah karena di dalam BO terdapat organisme dan BO adalah makanan bagi organisme yang lainnya, makin bervariasi BO nya makin banyak organisme lain yang datang bahkan menetap. sirkulasi yang demikian menjadikan tanah subur, cirinya adalah tanah tidak lagi padat/gembur dan warnanya tidak pucat, sehingga tanah mudah diolah, bahkan tanah mampu menahan air lebih lama, sekalipun permukaan tanah tampak kering sesungguhnya ia banyak mengandung air dan air adalah sumber kehidupan, kalau sumber kehidupan selalu ada maka sudah pasti banyak yang datang untuk menetap. Jika tanah banyak organismenya maka sudah pasti tumbuhan akan mudah mendapatkan makan sebagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang dan berbuah.

Tidak ada komentar: