Rabu, 23 September 2009

Pupuk BioPoska berasal dari sampah organik tanaman di Kebun Raya Bogor

senin, 18 Mei 2009 - 16:27 wib
LIPI Luncurkan Pupuk BioPoska

Rachmatunnisa - Okezone

BOGOR - LIPI tak pernah berhenti berinovasi untuk memanfaatkan potensi lingkungan. Bersamaan dengan perayaan HUT Kebun Raya Bogor (KRB) ke-192, LIPI meluncurkan produk pupuk BioPoska.

"Pupuk BioPoska dibuat dari semua sampah organik yang berasal dari tumbuhan di KRB. Dengan begitu, selain membuat lingkungan KRB bersih, sampah yang dikumpulkan tak terbuang sia-sia namun dikembalikan lagi manfaatnya untuk kesuburan tanaman," kata Endang Sukara, Deputi Kepala Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI saat ditemui Okezone pada HUT KRB, Senin (18/5/2009).............

Pupuk organik BioPoska merupakan kompos penghambat nitrogen dan bebas bahan kimia yang berhasil dikembangkan KRB. Keistimewaan pupuk ini adalah murni olahan dari ranting, daun dan akar yang berguguran dari KRB.

Sampah ini kemudian difermentasi secara alami sehingga menghasilkan kompos bernilai tinggi. Dari 87 hektar luas lahan KRB, berpotensi menghasilkan empat hingga enam ton pupuk organik per harinya. Hasilnya kemudian dimanfaatkan kembali untuk penyuburan dan kelestarian KRB.

"Pupuk organik dari kompos KRB ini benar-benar bebas dari unsur kimiawi, sehingga sangat baik dalam mengikat nitrogen dan menyuburkan tanaman," kata Endang.

Menurutnya, pada pupuk buatan pabrik umumnya selalu terdapat campuran bahan kimia sehingga selalu ada efek samping dalam penggunaannya. Seperti tanah retak-retak ketika musim kemarau atau menjadi sangat becek ketika musim hujan. Hal ini sedikit demi sedikit akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Sedangkan pupuk organik murni bisa menyesuaikan kondisi cuaca serta ramah lingkungan.

Ketika ditanya apakah pupuk ini akan juga dipasarkan ke masyarakat, Endang mengatakan bahwa untuk kebutuhan KRB sendiri saja nampaknya masih kurang. Namun begitu, LIPI mengedukasi masyarakat tentang teknologi pembuatan pupuk organik ini.

"Meski kami tidak memasarkannya untuk kepentingan di luar KRB, namun masyarakat luas bisa mengadaptasi teknologi ini, sehingga manfaat pengelolaan sampah untuk pelestarian tanaman bisa dirasakan oleh banyak kalangan,"

Selain itu Endang pun mengatakan perlunya memberikan edukasi tentang manfaat tanaman kepada masyarakat. Hal ini sudah sejak lama dilakukan oleh LIPI. Menurutnya, jika masyarakat sudah tahu manfaat yang akan mereka peroleh, mereka akan tergerak sendiri untuk melestarikan tanaman dan tinggal memetik hasilnya untuk mereka sendiri dan juga generasi yang akan datang.
(srn)

Tidak ada komentar: